Marcel meronta dalam mobik tersebut,dia melihat sekeliling semua orang memakai topeng penutup wajah. Satu orang menatap Marcel dengan matanya yang tajam hingga Marcel berhenti berontak dengan tatapan tajam dari salah satu orang tersebut. Mungkin dia ketua dari orang yang menculiknya,penamlilannya berbeda. Sedikit gemuk dan ada sebuah cincin besar melingkar di jarinya.
Setelah Marcel diam,laki-laki itu pun mengalihkan pandangannya ke arah supir yang membawa mereka. Marcel melihat ke arah jendela,di sisi kanan kiri terdapat mobil lalu lalang dengan kecepatan tinggi.
Saat lengah para penculik itu,Marcel yang dekat dengan pintu mobil mendorongnya kuat. Pintu terbuka dan dia berguling di tengah jalan tol yang banyak sekali lalu lalang dengan rata-rata kecepatannya tinggi.
Marcel bangkit dan mencoba berlari ke pinggir saat mobil seperti mobil fan hitam melintas tepat di depan Marcel. Tanpa bisa menghindar,Marcel tertabrak oleh mobil fan hitam itu yang terlihat semuanya hitam tanpa orang yang menyetir di dalamnya.
Tubuh Marcek terpelanting ke atas,melayang seperti gerakan slow motion tubuh Marcel mendarat sempurna di jalan beraspal.
Pikiran Marcel saat itu adalah tamat riwayatnya,karena dia merasa tubuhnya terbentur kuat di jalan aspal itu. Darah segar mengalir dari bibirnya,serta kepalanya terasa nyeri sekali. Saat itu dia hanya bisa menyebut nama kedua orangtuanya dan nama Tuhannya.
"Papa,mama,Tuhan..."lirih Marcel di detik terakhir saat dia sudah tidak sadarkan diri.
Mobil yang tadi membawa Marcel berhenti dan melihat Marcel tertabrak oleh mobil fan hitam. Mobil itu pun berhenti dan melihat Marcel tergeletak di tengah jalan dengan darah mengucur dari mulutnya,kedua tangan dan kakinya seakan patah tidak bisa bergerak. Mereka melihat dari jauh Marcel di bawa oleh orang yang keluar dari mobil fan itu dengan baju seperti jubah berwarna putih,kontras dengan mobil yang di bawanya.
"Kita kembali ke rumah tuan Chandra,biarkan laki-laki itu di bawa. Mungkin mau di kubur jasadnya atau di buang ke tengah laut. Saya yakin si Marcel itu sudah mati karena tabrakan itu sangat keras."kata laki-laki yang bermata tajam itu.
"Iya bos,kita tidak perlu lagi membunuhnya."ucap anak buahnya menimpali.
Senyum keduanya mengembang,seringai tipis pun terlihat jelas terlihat di wajah yang tertutup topeng. Merasa puas dengan keadaannya ada yang membantunya,tanpa susah-susah harus membunuhnya dan membuangnya ke laut.
Lalu kedua orang itu masuk lagi ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya dengan cepat.
_
Marcel seperti dalam sebuah ruangan rumah sakit,semua serba putih. Namun dia tidak menemukan berbagai alat rumah sakit. Dia melihat sekeliling,hanya ada di ruang berukuran kecil. Mungkin tiga kali tiga meter ruangan itu,dan satu pintu juga berwarna putih,menyamarkan warna tembok yang serba putih.
Jika tidak melihat handle pintu,mungkin Marcel akan terkecoh pintu itu juga seperti tembok. Marcel berusaha bangun,namun tidak bisa karena kedua tangannya seperti lumpuh tidak bisa di gerakkan.
Marcel tetap bangun,tapi percuma saja dia tidak bisa bangun walau berusaha sekuat tenaga. Akhirnya dia pasrah,kembali terbaring yang hanya cukup untuk dirinya saja.
Mungkinkah ini surga?
Tiba-tiba satu orang masuk ke dalam kamar di mana Marcel berada. Dia membawa kotak berwarna putih juga,di bukanya kotak putih itu. Marcel memperhatikan apa yang di lakukan oleh orang tersebut.
Dan tiba-tiba ketika orang itu menyentuh lengan tangannya,dia terkulai lemas. Tapi matanya sempat melihat bahwa orang itu menyuntikkan sesuatu ke dalam lengannya,kemudian matanya perlahan terpejam rapat hingga dia tidak ingat apapun.
Marcel terbangun ketika dia habis entah di apakan oleh orang yang berbaju putih namun tak terlihat wajahnya. Dia melihat sesosok orang yang sudah berumur lanjut sedang duduk dengan tongkatnya di tangan menatap teduh lalu tersenyum pada Marcel.
Tak ada ucapan atau kalimat yang meluncur dari mulut kakek tua berwibawa itu. Hanya senyuman yang menghias wajahnya serta tatapan teduhnya.
Marcel ingin mengatakan sesuatu pada kakek itu,dia ingin menggapainya namun tangannya jauh sekali. Padahal kakek itu terlihat seperti duduk tepat di depan Marcel.
Tangan kakek itu mengulur pada dada Marcel dan memegangnya kuat. Marcel menjerit dengan kencang,tapi kakek itu tidak melepaskan tangannya di dada Marcel.
Setelah sepuluh menit,baru tangan kakek itu terlepas. Namun Marcel sudah tidak sadarkan diri.
_
Sepuluh hari Marcel pingsan di rumah sakit,dia akhirnya membuka matanya. Dia melihat sekeliling,ada banyak alat medis di ruang itu. Alat detak jantung,selang infus serta oksigen yang menempel di hidungnya.
Kemudian matanya berkeliling lagi,menatap ke semua penjuru dan yang dia tempati sekarang adalah benar-benar rumah sakit. Ada jendel dan juga ada aofa di pojok sana. Ada kulkas serta ada lemari kecil tempat baju,di berada di ruang kamar VVIP di rumah sakit.
Masih belum ada orang atau perawat atau dokter yang datang memeriksanya. Suasana lengang di kamar itu. Tapi Marcel seperti tidak merasakan sakit di tubuhnya. Dia mengingat kenapa dia ada di rumah sakit sekarang.
Ah ya,dia ingat kalau terakhir kali dia berada di jalan tol dan tertabrak oleh mobil fan hitam,dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Marcel bangun dan langsung berdiri,dia mencabut semua alat-alat yang menempel di tubuhnya. Lalu dia hendak keluar dari kamar itu,tapi pintu kamar terbuka dan terlihat sosok yang dia kenal menghampirinya.
Ya,dia sekretarisnya di kantor yang selalu mengurus perusahaannya,Aston. Aston adalah sekretaris Marcel yang selalu mengurus perusahaan Marcel yang di wariskan oleh ayahnya pak Wiguna.
Perusahaan Marcel tidak besar,namun perusahaan itu juga berjalan lambat karena tidak ada kepemimpinan di perusahaan itu. Aston sang sekretaris itu menjalankan sesuai yang ada saja,tanpa mau bersaing dengan perusahaan lain. Dia takut perusahaan itu bangkrut,jadi dia hanya menjalankan sesuai apa yang menjadi pekerjaannya saja. Sedangkan Marcel hanya menanda tangani berkas yang sudah jadi
Marcel sendiri tidak bisa menjalankan perusahaan. Dia pernah memimpin tapi yang ada hanya gunjingan dari karyawannya dan itu membuat dia rendah diri serta tidak mau memimpin lagi.
Hanya perusahaan kecil dan baru berkembang saja yang mau bekerja sama dengan perusahaan Marcel. Karena semua perusahaan besar sudah di ambil alih oleh Chandra.
Aston setia pada Marcel dan mau menelateni perusahaan Marcel karena dia merasa nyaman dan juga mendiang ayahnya yang sudah di bantu oleh Marcel ketika masih hidup.
Aston melihat Marcel sudah duduk di bangsal dengan tegak dan sepeeti tidak terjadi apa-apa. Dia mendekat dan dudum di sofa panjang sambil bermain ponsel.
Marcel masuk ke dalam kamar mandi,dia hendak buang air kecik dan sekalian mencuci mukannya yang terasa lengket. Dia melepas celana piamanya dan melepas ****** ******** serta duduk di kloset,mengeluarkan air seni dan kembali memakai ****** ***** dan celana piamanya.
Kemudian dia berdiri di depan cermin tanpa melihat cermin terlebih dahulu,dia menampung air di tangannya dan mengguyurkan ke wajahnya,dia pun membuka matanya.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat wajahnya di cermin. Dia membelalak kaget,lalu dia keluar dari kamar mandi dan menghampiri Aston yang sedang bermain ponselnya.
_
_
_
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
siap bersaing let's go
2025-01-19
0
Apud Tahu
bagus
2025-01-01
0
Jimmy Avolution
Sippp....
2022-02-07
1