Tiga hari yang di janjikan pada Chandra akhirnya Selena pulang ke Indonesia. Dia menaiki pesawat first class yang penumpangnya sedikit karena mahalnya ongkos naik pesawat, hanya oleh orang-orang kaya saja yang memesan dan menaikinya.
Selena tiba di bandara dengan menarik kopernya menuju mobil jemputannya. Dia meminta Chandra menjemputnya, namun Chandra bilang tidak bisa menjemputnya langsung karena ada rapat penting. Chandra menyuruh supir yang akan menjemputnya.
Senyumnya mengembang tatkala mobil roice royal di depan pintu masuk bandara seperti milik Chandra. Tanpa menunggu lagi, Selena memasukkan kopernya di bagasi mobil dan dia langsung masuk ke dalan mobil. Duduk dengan tenang.
Dia tidak tahu, mobil itu ada orang lain di sana, Dia memperhatikan Selena yang mengibaskan rambutnya.
Seseorang masuk, duduk di depan kemudi dan hendak menjalankan mobilnya. Namun dia menatap Selena yang mengibaskan tangannya ke arah wajahnya, ternyata dia kepanasan karena ACnya belum di jalankan.
"Pak, ACnya di nyalakan. Panas ini." kata Selena dengan nada kesal.
Dia masih belum menyadari sejak tadi di sampingnya ada orang duduk dengan tenang, memperhatikannya dengan intens. Ada senyum miring di bibirnya,mengejek Selena.
Sedangkan sang supir menunggu komando dari sang bos di belakang.
"Apa kita langsung berangkat tuan?" tanya sang supir.
Dan Selena langsung melototkan matanya, dia kesal dengan sebutan tuan oleh sang supir padanya.
"Hei, kalau memanggil lihat siapa yang di panggil! Enak saja aku di panggil tuan. Matanya lihat! Aku wanita cantik ya, bukan tuan-tuan kere tapi sombong." ucap Selena dengan keras pada supir.
Supir diam, masih menunggu perintah bosnya di belakang, dia tahu wanita di samping bosnya itu masa lalunya. Makanya dia memperhatikan tuannya dari kaca di depannya dan belum menjalankan mobilnya.
"Hei! Cepat jalan!"
"Tuan Marc, apa kita langsung jalan?" kini supir itu menyebut nama majikannya.
Ya, dia Aston dan Marcel yang duduk bersebelahan dengan Selena yang sedang duduk memperhatikan Selena dengan mata memicing.
Selena kembali kesal, namun dia menangkap kalimat tuan Marc dari mulut supir itu. Tanpa pikir panjang, Selena menengok le sebelahnya. Termyata benar ada orang dan dia tuan Marc.
Wajah Selena tertegun, dia terpesona akan ketampanan Marcel berbentuk tuan Marc. Beberapa kali matanya mengerjap, memastikan bahwa laki-laki tampan itu benar adanya duduk di sebelahnya dengan senyum mengembang di bibirnya. Menatapnya teduh yang di tangkap netra Selena, namun tatapan mata itu tatapan mengejek untuk Selena.
"Nona Selena, apa anda akan di antar sampai rumah?" kini Marcel bertanya langsung pada Selena.
Dan Selena tentu saja terkejut lagi, suara itu merdu bak bulu perindu. Dia senyum sendiri membayangkan entah apa di pikirannya. Sesuatu yang liar mungkin.
"Nona Selena?"
Kembali Marcel memanggil Selena yang masih terpesona padanya.
"Aston jalan saja, dia masih terpukau olehku." kata Marcel agak kesal dengan tanggapan Selena yang seperti itu.
Namun dia duduk tenang. Kini Selena tersadar ketika mobil sudah melaju meninggalkan bandara. Selena menunduk, dia malu dengan kelakuannya tadi. Menatap Marcel dengan takjub dan terpesona pada laki-laki tampan dan sempat berpikiran liar di otaknya.
"Emm, maaf tuan.."
"Marc Abraham Linc, nona Selena." jawab Aston di depan. Dia melirik Selena dari balik kaca.
"Ah ya, maaf tuan Marc. Saya kaget tadi anda di sebelah saya. Dan saya kira ini mobil jemputan dari kekasih saya." kata Selena dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Ya, tidak masalah. Anda sedang terpesona padaku, jadi lupa dengan supir anda yang menunggu lama di bandara." kata Marcel, tanpa melihat ke arah Selena.
Wajah Selena memerah, dia ketahuan telah mengagumi Marcel di depannya. Bahkan Marcel sendiri menebaknya. Aston yang di depan hanya tersenyum dengan ucapan Marcel tadi, benar-benar jujur.
Aston pikir, Marcel akan tercekat dan terkejut juga dengan Selena di sampingnya. Atau senang karena mantan tunangannya itu duduk di sampingnya.
Nyatanya Aston menemukan Marcel yang biasa saja bertemu dengan Selena yang pernah menghinanya bahkan memintanya untuk memutuskan pertunangan dengannya.
Mobil melaju dengan cepat, Aston masih bingung dengan Selena. Apakah dia akan mengantar Selena ke rumahnya atau kemana?
"Maaf nona Selena, saya harus mengantar anda ke mana?" tanya Aston.
"Ah, ke hotel saja tuan. Hotel milik kekasihku, tuan Chandra." jawab Selena dengan bangga.
Marcel tersenyum dengan ucapan Selena, Aston melirik Marcel yang sedang tersenyum itu dengan tenang. Tak ada guratan kecewa, tapi kemudian dia sadar kembali. Dia bukan Marcel, dia tuan Marc yang tenang pembawaannya.
"Baik nona Selena, yang di tengah kota itu?" tanya Aston memastikan.
"Ya, di tengah kota yang termewah dan mahal." ucap Selena nasih dengan bangganya.
"Baik nona." jawab Aston lagi.
Mobil membelokkan ke arah hotel mewah milik Chandra, mengantarkan Selena yang kini duduk di sebelah Marcel dengan canggungnya. Namun dia duduk seanggun mungkin agar Marcel tidak menangkap kesan jelek padanya.
Tapi malah Marcel melihat tatapan penuh harap dari Selena padannya membuatnya risih.
"Apa nona Selena baik-baik saja?" tanya Marcel sopan.
"Eh, iya tuan Marc. Kalau boleh tahu tuan Marc berasal dari mana?" tanya Selena dengan tangannya di mainkan.
Ingin rasanya dia memegang tangan Marcel yang kokoh dan lembut. Mungkin di pikiran Selena, tangan itu membelai wajahnya dengan lenbut.
Wajah Selena kembali memerah, dia tidak tahu kenapa setiap apa yang ada pada diri Marcel jadi ingin mencobanya. Fantasi liarnya kembali bergerilya di pikirannya melihat wajah Marcel yang begitu kokoh dan tegas serta seksi di matanya.
"Sudah sampai nona Selena di depan hotel." kata Aston.
Dia memarkirkan mobilnya di depan saja, menunggu Selena keluar dari mobil Marcel.
"Nona Selena." suara Aston di keraskan, namun Selena masih bergeming.
"Nona Selena, anda sudah sampai di hotel." kata Marcel yang terdengar lembut di telinga Selena.
Dia tersenyum dan kembali menatap Marcel.
"Apakah saya bisa bertemu dengan tuan Marc lagi?" tanya Selena sebelum dia turun dari mobil Marcel.
"Tentu saja nona Selena, anda bisa bertemu lagi dengan saya." kata Marcel dengan senyum mengembang.
Selena nampak melebarkan mata dengan senang. Lalu dia mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikannya pada Marcel.
"Ini tuan kartu nama saya. Di situ ada alamat rumah saya dan kantor tempat saya bekerja. Dan saya minta anda memberikan kartu nama anda pada saya." dengan percaya diri Selena memberikan kartu nama pada Marcel.
Marcel sendiri heran, namun dia menerima kartu nama itu. Selena meminta Marcel memberikan kartu namanya.
"Maaf nona Selena, tuan Marc tidak punya kartu nama. Jika anda belum tahu, tanya saja pada kekasih anda siapa itu tuan Marc." kata Aston memberikan jawaban pada Selena.
Selena kecewa, namun dia kembali tersenyum pada Marcel.
"Baiklah tuan Marc, tidak apa-apa. Nanti saya cari tahu anda sendiri tanpa bertanya pada kekasihku, karena ini akan jadi rahasiaku dan tuan Marc." ucap Selena lagi.
Baik Marcel dan Aston terkejut dengan ucapan Selena. Namun mereka diam saja.
Kemudian Selena segera turun, melambaikan tangannya pada Marcel setelah mobil Marcel melaju meninggalkan gedung hotel milik Chandra.
"Tuan Marc yang tampan dan seksi, aku akan menemuimu lagi. Aah, rasanya seperti melayang ketika dekat dengannya. Bagaimana jika dia di ranjang ya?" kembali pikiran liar Selena berkelebat tentang Marcel yang seksi dan tampan, mengalahkan kekasihnya Chandra
Senyum Selena mengembang sepanjang dia berjalan memasuki lobi hotel. Dia di sambut oleh pelayan dan meminta kunci kamar presiden suit pada pelayan itu.
_
_
_
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
sudah mulai makan umpan si ikan tinggal eksekusi
2025-01-20
0
Jimmy Avolution
Nice...
2022-02-07
0