Marcel dan Aston bekerja keras untuk memulihkan perusahaannya. Tim di bentuk untuk merombak dan mengubah semuanya. Marcel hanya menunjuk saja dan yang bekerja adalah karyawannya yang berkompeten.
Satu bulan sudah ada perubahan yang menakjubkan, perusahaan mendapatkan keuntungan tiga persen dari target yang di tentukan.
"Ini tuan laporan pendapatan bulan lalu, semua ada di berkas itu." kata Aston.
Marcel menerima dan membuka laporan yang di berikan oleh Aston, dia melihat dengan teliti setiap laporan yang di buat itu. Dan memang laporan itu menunjukkan kemajuan yang sangat bagus. Marcel tersenyum puas, lalu dia menutup kembali laporan di mejanya.
"Berikan bonus kepada mereka yang bekerja keras, aku tidak bisa menyia-nyiakan usaha mereka. Harus di apresiasi agar mereka lebih bersemangat dalam bekerja." kata Marcel pada Aston.
"Baik tuan, selanjutnya apa yang harus kita lakukan, apakah kita langsung membuat persaingan dengan perusahaan-perusahaan besar tuan?" tanya Aston.
"Kamu punya catatannya?" tanya Marcel.
"Ada tuan, apa perlu kita lakukan sekarang?" tanya Aston lagi.
"Kalau kita lakukan sekarang, itu namanya menantang, kita tunggu dua bulan lagi, kita kumpulkan kekuatan perusahaan kita untuk bisa bersaing dengan mereka Jika kita lakukan sekarang, mereka akan meremehkan kita. Tunggu saja, kamu harus bersabar." ucap Marcel.
Yang di incar Marcel adalah perusahaan peninggalan ayahnya yang sekarang di kuasai oleh Chandra. Baru dia ketahui dari Aston perusahaan Adijaya Wiguna Corp. Dan paling yang mengejutkan adalah Chandra mendapatkannya secara licik. Selama ini dia hanya diam di rumah, tidak tahu apa-apa tentang perusahaan. Yang dia tahu, dia punya perusahaan sendiri yang di pegang oleh Aston.
Namun sekarang dia akan mengelolanya sendiri dan mengembangkannya agar bisa bersaing dengan perusahaan ayahnya yang sekarang di pegang oleh Chandra.
"Tuan, perusahaan tambang dari luar jawa sedang mencari investor untuk mengelola hasil tambangnya. Apa anda berminat?" tanya Aston yang sedang melihat berita bisnis di laptopnya.
"Berapa persen keuntungan buat investor yang mereka tawarkan?" tanya Marcel.
"Cukup besar tuan, sekitar tiga puluh persen." jawab Aston masih menatap laptopnya.
"Cukup besar, keuangan kita cukup tidak ikut dalam persaingan untuk merebut kerja sama itu?" tanya Marcel lagi.
"Sebentar tuan, saya lihat dulu laporan keuangannya dari bagian keuangan." kata Aston.
Lalu dia menelepon kepala bagian keuangan untuk mengirimkan email laporan keuangan yang ada di perusahaan. Marcel menatap Aston yang sedang menghubungi kepala bagian keuangan. Setelah selesai, melihat email masuk di laptopnya.
"Bisa tidak?" tanya Marcel.
" Sepertinya tidak cukup tuan, jika kita memaksa ikut dalam mengambil proyek tersebut, bulan depannya lagi kita akan kekurangan dana untuk produksi barang-barang yang baru kita luncurkan." kata Aston lagi.
"Ya sudah, tunggu dulu. Kita cari proyek yang lebih kecil dulu." kata Marcel akhirnya.
Dia tidak mau perusahaannya bagkrut lagi, bagaimana nasib pegawainya nanti. Sedangkan dia sendiri belum balas dendam pada orang-orang itu.
"Tuan Marcel, perusahaan tuan Chandra dan tuan Anton masuk dalam jajaran persaingan dalam mengambil proyek itu."kata Aston.
"Biarkan saja, mungkin kita belum waktunya. Bisa jadi ada proyek lebih besar yang menanti kita dan kita bisa mengambilnya." kata Marcel.
Aston hanya mengangguk saja, dia juga membenarkan apa yang di katakan Marcel.
_
Bulan berganti bulan, perusahaan Marcel semakin maju. Dia membuat cabang di berbagai daerah dengan cepat. Hingga perusahaan besar yang tadinya meremehkan kini mulai melirik perusahaannya Marcel untuk di ajak kerja sama dengannya.
Mereka tahu dari desas desus kalau perusahaan Marcel di pimpin oleh orang yang sangat pintar berbisnis dan juga dia sangat di segani.
Desas desus itu telah sampai di telinga Chandra. Dia penasaran siapa pemimpin baru perusahaan Marcel.
"Siapa yang memimpin perusahaan pecundang itu?" tanya Chandra pada Anton yang kebetulan sedang berkunjung ke kantornya.
"Aku dengar laki-laki bernama Marc Abraham Linc, apa kamu pernah dengan nama itu?" tanya Anton, dia duduk sambil bersedakap santai.
Chandra menggelengkan kepala, dia memainkan kursi yang dia duduki sambil berpikir apakah dia kenal atau tahu siapa Abraham Linc.
Tapi otaknya tidam menemukan siapa Marc Abraham Linc.
"Aku belum dengar nama itu, sepertinya orang asing. Mungkin dari orang Amerika yang mengakuisisi perusahaan Marcel." kata Chandra.
Anton tampak berpikir, lalu dia mengangguk pelan.
"Oh ya, kamu belum dengan kabar Marcel, adikmu." tanya Anton.
" Ada apa dengan si pecundang itu?"
" Kamu tahu, setelah tertabrak dia di bawa oleh orang tidak di kenal yang menabraknya. Begitu yang aku tahu dari anak buahku." kata Anton, dia menyulutkan romoknya.
"Baguslah, dia tidak perlu bangkit dari kuburnya." kata Chandra dengan emtengnya.
" Dia akan jadi zombie yang akan menghantuimu Chandra. Hahaha." kata Anton dengan tawanya yang keras tanpa henti.
Chandra hanya tersenyum, mencibir ucapan Anton.
"Jasadnya tidak akan berani berhadapan denganku."
"Ya ya, dia memang pecundang. Lalu apa kamu mau tahu tentang Marc Abraham Linc?" tanya Anton.
"Boleh juga, apa kamu tahu tentang dia?" tanya Chandra penasaran.
"Ku dengar dia membuat gebrakan di perusahaan itu sehingga beberapa bulan bisa membuka cabang baru di daerah-daerah. Luar biasa, dia baru masuk di perusahaan itu beberapa bulan lalu, tapi sudah membuka cabang baru." puji Anton.
Chandra mengernyitkan dahi, Anton memuji orang yang tidak dia kenal. Tidak biasanya, tapi jika Anton memuji orang tersebut berarti orang itu memang bagus dan layak di perhitungkan.
Dia menatap Anton, lalu berpikir mencari di internet.
" Dia belum masuk ke jajaran majalah bisnis, belum bisa di katakan sukses sebelum dia mengalahkan perusahaan raksasa seperti punya kita." kata Anton dengan sombongnya.
Chandra tersenyum, lalu dia kembali menegakkan duduknya.
"Jadi tidak usah mengkhawatirkan perusahaan itu. Dia terlalu kecil buat kita." kata Chandra.
"Kamu jangan salah, dalam beberapa bulan saja mereka sudah membuat beberapa cabang baru di daerah. Bisa jadi dua bulan atau tiga bulan lagi mereka berkembang pesat. Karena kupikir ini sangat menarik, makanya aku bicarakan denganmu." ucap Anton.
"Lalu, bagaimana denganmu?"
"Kita bisa ajak kerja sama dengannya, cara mengatur strategi perdagangan sangat bagus. Sehingga perusahaannya berkembang pesat."
" Caranya bagaimana?"
"Kita bisa adakan penawaran pada semua perusahaan sebuah proyek besar. Jika perusahaan Marc Abraham Linc berani maju, kita bisa tahu strategi apa yang dia pakai untuk memajukan perusahaannya. Kita bisa korek cara cepat kendapatkan keuntungan banyak."
"Boleh juga usulmu. Akan aku pikirkan, kamu sendiri bagaimana?"
"Aku sudah menyiapkan bentuk kerja sama bulan depan dengan tuan Marc Abraham Linc."
" Baiklah, aku menunggu kabar darimu. Aku akan mengalah denganmu."
"Hei, justru kamu harus ikut. Tetap saja aku hanya mau mencuri tips untuk memajukan perusahaanku lalu setelah tahu, aku akan kerja sama denganmu seperti biasanya." kata Anton.
"Tentu saja sahabatku, aku akan mengajukan kerja sama dengan tuan Marc Abraham Linc. Dan kamu, aku ajak bertemu dengannya juga. Siapa tahu dia tertarik padamu." ucap Anton lagi.
"Boleh juga. Oke, aku tunggu kabar darimu."
"Siip."
Lalu keduanya terlibat obrolan dengan beralih topik. Membicarakan bisnis lainnya yang terselubung.
_
_
_
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sulywa Bae
mulai mantap nich cerita
2025-02-28
0
Jimmy Avolution
Sippp...
2022-02-07
0