Sesuai rencana Chandra, kini Anton dan Roni serta Chandra menemui Rendra sang ketua genk di kota di mana mini market punya Marcel bertebaran di setiap kampung dan perbatasan. Mungkin ada sepuluh mini market di tiga kota tersebut.
Dan Rendra adalah genk di tengah kota itu, sehingga jika dia akan ke kota sebelah kiri atau sebelah kanannaya dia tinggal, maka dengan mudah dan cepat.
Rendra sedang menunggu ketiga temannya itu di sebuah kafe. Dia membawa sebuah gitar untuk mengusir rasa bosannya ketika menunggu lama. Dia memainkan gitarnya dengan menghayati sekali.
Memang selain dia adalah ketua genk di kota itu, Rendra juga jago dalam memainkan gitar. Jika kemampuannya itu di kembangkan dan tidak menjadi ketua genk, maka bisa jadi dia akan jadi seorang penyanyi profesional. Tidak seperti sekarang, apa lagi wajahnya juga menjual, tampan dan berbadan tegap.
Tapi kembali lagi seperti tadi, dia hanya senang dan merasa bangga menjadi seorang ketua genk yang sangat di takuti.
Dan satu jam lebih Rendra menunggu, akhirnya ketiga orang tersebut akhirnya datang. Sesuai janji, ketiganya sepakat apa yang di lakukan oleh Rendra adalah kesepakatan bersama, bukan semata-mata dirinya saja.
Namun jika ada yang terciduk oleh satuan keamanan, maka Rendra akan meyebutkan ketiga temannya itu agar bisa juga masuk, tidak hanya dirinya saja.
Ketiganya pun setuju, dan sebelum di ketahui oleh pihak berwajib maka Roni yang akan bertindak untuk menutup mulut bagi siapa saja yang mengetahui perbuatan mereka.
"Jadi, apa rencanamu dengan mini market itu? "tanya Anton.
"Emm mungkin membakarnya, atau merampoknya atau juga merusak semua fasilitas di sana." kata Rendra enteng.
Ketiganya tampak berpikir dan mencoba mencari opsi lain selain ketiganya itu.
"Apa itu terlalu berbahaya?"
"Tidak kalau sesuai rencana dan tepat waktu. Asal semua aman, tidak ada yang membocorkan rencana ini."
"Tenang saja, tidak ada yang membocorkan pada pihak bsrwajib. Kalaupun itu terjadi, makan Roni yang akan bertindak." jawab Chandra.
"Baik, saya akan tentukan kejutannya."
"Ya, mana yang lebih baik?"
"Tidak ada yang baik untuk melakukan kejahatan. Jika kejahatan baik, polisi tidak akan menangkap orang yang melakukan kejahatan." kata Rendra.
Semua temannya diam, memang benar tapi setidaknya ada yang lebih sadis mungkin maksudnya.
"Ya terserah kamu sajalah, yang terpenting kita menitipkan sebuah kejutan untuk pemilik mini market itu." kata Anton.
"Kalau boleh tahu, kalian punya dendam apa sama pemilik mini market itu?" tanya Rendra penasaran.
"Hanya sebuah sakit hati dari kami yang telah di bohongi. Dan kami tidak terima itu." jawab Chandra.
" Emm, menarik. Sebuah pembalasan dendam ternyata. Ya aku akan melakukan apa yang sudah ada di otakku. Dan ku kira kalian paham kalau sebuah perjanjian pasti ada imbalannya." kata Rendra.
"Hei, kami meminta bantuanmu. Kenapa jadi negoisasi seperti ini?" tanya Roni.
"Negoisasi ini menurutku sebuah pekerjaan. Aku bekerja pada kalian yang resiko pertama yang aku dapatkan setelah ketahuan adalah melindung kalian bertiga yang aku lakukan, jika polisi lebih cerdik dari pada aku maka jangaj harap kalian akan hidup tenang. Karena aku pasti di paksa untuk membuka mulut."
"Baiklah, sekarang aku tidak mau bertele-tele. Berapa yang kamu inginkan?"
"Pintar juga otakmu. Baiklah, karena waktunya cuma tiga hari dari sekarang akan sangat cepat di laksanan. Jadi aku minta satu miliar."
"Apa?!" terial ketkganya tak percaya.
"Hei, tenanglah aku sudah katakan, aku akan tutup mulut pada aparat."
Ketiganya kini saling pandang, kini Chandra yang mengalah. Dia menyetujui kesepakatan itu, di ikuti oleh Anton dan Roni.
Mereka patungan untuk membayar Rendra dengan tugasnya itu.
Lalu setelah melakukan kesepakatan, Chandra Anton dan Roni kembali ke kotanya masing-masing. Menunggu kabar dari Rendra kalau tugasnya sudah di eksekusi dengan rapi.
_
Marcel masih tenang,tapi dia sudah gelisah hatinya. Itu berarti ada sesuatu yang akan terjadi nanti. Tapi dia tidak terlalu khawatir karena bukan mengancam nyawanya, melainkan usahanya di pinggir kota tersebut.
Mungkin banyal karyawan yang akan kena dampaknya. Dia belum tahu peristiwa apa yang akan terjadi, namun harus selalu waspada sebelum itu merembet kemana-mana. Dan sebelum itu terjadi, dia akan menghubungi semua manajer yang ada di sana untuk bersiaga, bila perlu berjaga malam.
"Aston coba kamu hubungi penanggung jawab mini market di setiap cabang. Beritahu untuk berjaga setiap malam." kata Marcel pada Aston.
Aston yang dapat perintah seperti itu jadi bingung. Kenapa harus menelepon penanggung jawab di sana? Apa akan terjadi sesuatu?
"Cepat Aston!"
"Iya tuan."
Dan baru saja Marcel menyuruh Aston untuk menghubungi mereka, dari sana malah menelepon lebih dulu. Aston memandangi ponselnya dengan terpaku, kenapa bisa sampai bersamaan begini?
"Siapa itu?"
"Yang tuan maksud di hubungi tuan."
" Angkat dan besarkan volumenya." titah Marcel.
Aston mengangkat teleponnya dan meletakkannya di meja Marcel.
"Tuan Aston, kami melapor bahwa mini market di sini sedang di rusak dan di obrak -abrik tuan."
Aston memandang Marcel dengan taku, dia bingung bagaimana menanggapinya.
"Katanya mini market kita ada yang merusak tuan." kata Aston memandang Marcel.
Marcel diam, dia berusaha terlihat tenang dengan kabar itu lebih cepat dari perintahnya.
"Ya sudah, ayo kita ke sana. Seberapa banyak yang mereka rusak dan kerugiannya." kata Marcel.
Dia bangkit dari duduknya begitu pun Aston, dia mengikuti Marcel dari belakang. Langkah cepat Marcel sampai tidak bisa di susul oleh Aston, dia keteteran berjalan meski di belakang Marcel.
Sampai di lift pun Marcel harus menunggu Aston masuk beberapa detik, baru dia bisa masuk ke dalan lift bersama Marcel.
Wajah tegang Marcel tampak jelas terlihat, dia benar-benar marah dalam diam. Aston sampai tidak berani bertanya lagi karena Marcel tampak memendam kemarahan yang besar, namun dia tidak tahu kemarahan Marcel di tunjukkan pada siapa.
Dan akhirnya Marcel dan Aston sampai di baseman, mereka langsung menuju mobilnya, Aston berlari kecil untuk lebih dulu sampai di mobil, membuka pintu mobil agar Marcel segera masuk.
Aston kini menjalankan mobilnya, dia langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di daerah di mana mini market banyak yang di rusak secara bersamaan.
Mini market Marcel baru delapan bulan berdiri di sana dan baru lima bulan beroperasi, tapi kini dengan mudahnya ada yang merusaknya.
"Tuan, kira-kira siapa yang merusak mini market kita?" tanya Aston, melirik Marcel dari balik kaca spion di depannya.
"Yang jelas itu ulah Anton dan Candra, mereka menyuruh ketua genk yang di takuti di sana untuk merusak semua mini marketku." jawab Marcel.
Marcel menarik nafas panjang, dia bersikap tenang sekarang. Pkirannya buntu ketika emosinya keluar, dia tidak bisa berpikir dengan jernih apa lagi harus menelusuri peristiwa di sana dengan intuisinya
_
Marcel dan Aston tiba di salah satu mini market yang rusaknya terlalu parah. Banyak barang yang rusak serta akomodasi juga rusak semua.
"Ada korban jiwa di mini market ini ketika terjadi pengrusakan?" tanya Marcel pada manajernya itu.
"Tidak ada tuan, hanya barang dan akomodasi banyak yang rusak." jawab manajer itu.
"Berapa yang mereka rusak?" tanya Marcel lagi.
"Ada empat yang di rusak, saya khawatir yang enam lagi akan di rusak lagi tuan."
"Kamu tenang saja, nanti kumpulkan semua karyawan yang di mini market itu di rusak, saya mau bicara dengan mereka semua. Dan Aston, kamu kunjungi mini market yang tidak di rusak itu, beritahu mereka untuk waspada dan berjaga pada malam hari. Aku khawatir mereka akan melanjutkan aksi pengrusakan itu lagi." kata Marcel.
"Baik tuan, saya segera ke sana." jawab Aston.
Dia lalu menuju mobilnya dan segera meluncur ke arah yang di tuju.
_
_
_
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Madie Ahmad
mulai seru...
2022-05-08
0
Jimmy Avolution
Sippp...
2022-02-07
0