Entah aroma apa yang dicium oleh Angel, sehingga membuat tubuhnya mulai lemas tak berdaya. Memang saat dirinya sudah diseret kedalam mansion secara paksa, seorang pria langsung menempelkan sebuah sapu tangan yang beraroma aneh, hingga Angel menjadi seperti ini.
Setelah tubuhnya lemas, pria yang masih menggunakan jubah mandinya itu mulai tersenyum karena melihat Angel sudah terkena efek dari obat bius yang dirinya berikan kepadanya. Setelah itu, pria tersebut berjalan menuju sebuah meja untuk mengambil sesuatu dari dalam sebuah laci di meja tersebut, yang merupakan amplop berwarna cokelat tebal dan langsung dilemparkannya kepada para penculik Angel tadi dan membuat ketiga pria itu mulai senang.
“Senang berbisnis dengan anda tuan Kevin” balas salah satu dari mereka.
“Ya... Dan ingatlah, jika aku menemukan target lagi, aku akan langsung menghubungi kalian kembali” balas pria yang dipanggil Kevin itu dan dijawab anggukan oleh mereka bertiga.
Ketiga penculik itu langsung beranjak dari sana, meninggalkan pria mesum itu bersama Angel saat ini. Pria yang sudah melihat orang yang dibayarnya itu sudah pergi, lalu menggendong tubuh tak berdaya dari Angel dan mulai membawanya menuju sebuah kamar.
Lemas, itulah yang dirasakan Angel saat ini, karena seluruh tubuhnya seakan melawan saat dia mencoba menggerakannya. Dengan air matanya yang terus mengalir, dirinya saat ini tidak tahu harus berbuat apa.
Angel langsung dilemparkan di atas sebuah kasur oleh pria itu, dan seketika saja pria itu mulai membuka jubah mandinya dan menunjukan seluruh tubuh telanjangnya kepada Angel. Tentu Angel langsung menutup matanya dan berharap semua ini adalah mimpi.
Tetapi saat pria itu mulai naik keatas ranjang yang ditiduri oleh Angel, suara keras sesuatu yang hancur langsung membuat Kevin terkejut. Dari balik pintu yang sudah hancur tersebut, dua orang pria yang diikuti oleh tiga orang pria yang wajahnya sudah sepenuhnya merah mulai memasuki ruangan tempat Angel berada saat ini.
“Kak Zen....” begitulah perkataan Angel didalam benaknya, setelah melihat siapa yang datang ketempat ini.
“Dirinyalah pemuas nafsu kalian” begitulah kata Zen sambil menunjuk seorang laki-laki sudah telanjang di sana.
Ketiga orang yang sudah dipenuhi dengan hawa nafsu, tentu saja seakan siap menerkam pria yang ditunjuk oleh Zen dengan sekejap. Dengan perilaku seperti hewan yang sudah mendominasi mereka, akhirnya pria-pria itu mulai berjalan kearah Kevin.
“Apa yang kalian lakukan?” teriak Kevin yang melihat ketiga pria itu mulai menanggalkan pakaian mereka masing-masing.
“Tidak apa-apa tuan, anda akan merasakan kenikmatan sebentar lagi” balas salah satu dari mereka.
Kedua kawannya mulai tertawa mendengar rekannya berkata demikian, hingga salah satu dari mereka mulai menarik tubuh Kevin yang sudah ketakutan dan bersiap melahapnya.
Disisi lain, Zen saat ini langsung mengeluarkan auranya dan membuat Angel tertidur. Tidak memperdulikan keempat pria yang akan bertempur itu, Zen langsung menggendong Angel dan menyerahkan kepada Bari yang setia mengikutinya.
“Bawalah dia kembali menuju kediamannya” Perintah Zen dan dibalas anggukan oleh Bari, hingga dirinya mulai berubah menjadi kabut hitam.
“Tolong aku... tolonggggg” teriak pria mesum tersebut setelah tiga pria sudah mulai menggerayangi tubuhnya.
Zen hanya diam saja, namun matanya tertuju pada berbagai kamera yang berada di ruangan tersebut. Zen lalu menuju kearah sebuah kamera dan mengaturkan letak kamera itu untuk mengambil gambar yang sangat bagus menurutnya.
Tetapi saat sedang asik mengatur kamera, sebuah kabut hitam mulai kembali muncul dan memunculkan Bari yang sudah selesai melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
“Apa yang sedang anda lakukan tuan?” tanya Bari melihat tuannya sedang mengatur beberapa kamera yang berada di sana.
“Pria itu sudah memasangnya, jadi aku hanya menyesuaikan tempat pengambilan gambarnya saja” balas Zen sambil menunjukan seorang pria yang saat ini sudah tidak berdaya melawan kekuatan dari tiga orang yang sedang bersenang senang dengan tubuhnya.
“Hm... kalau begitu, mari kita buat ini menjadi semakin menarik” balas Bari lalu menuju kesebuah laptop yang berada di ruangan tersebut.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Zen yang langsung mendekat kearah Bari.
“Sepertinya dia juga ingin menyiarkan kegiatannya Tuan. Jadi diriku akan memulai siaran langsungnya” balas Bari.
Sebuah situs Porno tertera pada layar laptop yang sedang di otak atik oleh Bari. Dan saat itu juga, Bari langsung membuat live streaming sama seperti keinginan Kevin sebelumnya yang hendak melakukannya bersama Angel.
Ternyata banyak orang yang sudah menunggu siaran tersebut untuk berlangsung, bahkan dalam kolom chat sudah banyak tulisan-tulisan muncul dan berlalu dengan cepat. Tidak lama kemudian, akhirnya Bari langsung memulai siaran itu dan menunjukan kegiatan panas dari 4 orang pria.
“Bagaimana Tuan?” Kata Bari
“Hmmm... Teknologi memang sangat berbahaya. Kalau begitu mari kita menuju area yang mempunyai aura ketakutan yang pekat ditempat ini dan tinggalkan mereka untuk bersenang-senang” ajak Zen dan dibalas anggukan oleh Bari.
Mereka berdua mulai meninggalkan ruangan tersebut, dimana saat ini layar chat pada siaran langsung yang sudah dimulai itu mulai ramai. Bukan ramai karena beberapa orang mesum mulai bernafsu, tetapi ramai dipenuhi oleh orang orang yang memaki Kevin karena dirinya sudah berubah haluan.
Disisi lain, Zen sudah menuruni sebuah tangga dan saat ini sedang menuju sebuah ruangan. Setelah sampai, Zen mulai memperhatikan tempat tersebut yang ternyata dipenuhi dengan banyak kamar.
Kamar-kamar tersebut terlihat seperti penjara, dan bisa dilihat juga beberapa gadis berada didalam masing-masing kamar tersebut dan terkurung. Mereka semua saat ini sedang terlelap, karena memang Bari menggunakan kekuatannya untuk membuat seluruh penghuni kediaman ini untuk tertidur.
“Hahh... kita apakah mereka semua Bari?” tanya Zen.
“Hmm... karena mereka sudah sangat tersiksa, bagaimana kalau kita membunuh mereka Tuan?” tanya Bari kepada Zen.
“Kita berada di dunia manusia sekarang Bari. Bukan di Neraka” balas Zen yang menolak ide dari Bari.
Memang jika Zen masih tinggal di Neraka, dia akan menyuruh anak buahnya untuk langsung membunuh para jiwa yang tersiksa karena itulah hadiah yang paling berharga untuk mereka. Namun saat ini, dirinya tinggal didunia manusia, yang dimana Jiwa mereka masih terhubung dengan tubuh fana mereka.
“Maafkan saya Tuan, sudah kebiasaan” balas Bari.
Mendengar perkataan Bari, Zen mulai membuat barier ditempat tersebut yang dimana setelah dia melakukannya, Zen mulai beranjak dari sana. Bari dengan setia mengikuti saja dan tidak bertanya apapun kepada Tuannya, tentang apa yang akan dirinya lakukan selanjutnya.
“Kamu mempunyai ide tentang apa yang harus kita lakukan Bari?” tanya Zen kemudian kepada bawahannya itu.
“Berikanlah api hitam kepada saya Tuan, dan saya akan menyelesaikan tugas ini” balas Bari
Mendengar perkataan Bari, Zen hanya mengangguk dan berencana mengikuti saja rencana yang akan bawahannya lakukan itu, karena memang Zen mempercayai sepenuhnya keputusan yang akan diambil olehnya.
Setelah menyetujui rencana bawahannya, Zen lalu mengeluarkan sebuah api hitam pada ujung jari telunjuknya. Walaupun masih berwujud kobaran kecil seperti api yang menyala pada sebuah lilin, api itu mulai membungkuk hormat kepada Zen setelah dirinya dipanggil.
“Ikutilah perintah Bari, lalu setelah selesai kembalilah kepadaku” kata Zen kepada api kecil itu.
Zen lalu menempelkan ujung jarinya pada tembok mansion itu dan perlahan api hitam kecil itu mulai berubah menjadi bara api yang besar, dan langsung melahap tempat itu dengan bara api yang sudah berubah menjadi merah menyala.
“Bimbinglah arwah orang-orang berdosa ini pada tempatnya Bari, dan lakukanlah apa yang kamu mau” Kata Zen dan akan beranjak dari sana, karena tugasnya ditempat ini sudah selesai.
“Baiklah Tuan. Dan berhati-hatilah diperjalanan anda” balas Bari sambil membungkuk hormat kepada Zen yang sudah mulai beranjak dari sana.
Bari yang sudah melihat kepergian tuannya itu, lalu melihat sekeliling tempat itu yang mulai terbakar. Dirinya mulai mengeluarkan secarik kertas usang dan sebuah pulpen yang terbuat dari bulu burung elang dan bersiap melakukan tugasnya.
“Baiklah... mari bekerja”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Aletha Mulle
lnjut truss
2022-04-14
0
SDull
bari apa perkerjaannya?
2022-04-05
0
Instagram @AlanaNourah
pembalasan yg memuaskan 🌺🌸🌺🌸
2021-12-08
1