Zen saat ini sedang berjalan dengan perlahan menuju ke arah apartemennya, setelah menyelamatkan Angel tadi. Diperjalanan dirinya melewati beberapa manusia, yang dimana Zen bisa merasakan aura negatif mereka. Sedih, marah, frustasi dan sebagainya bisa dirasakan oleh Zen, tetapi dirinya hanya menghiraukannya.
Namun anehnya, Zen merasakan aura negatif yang memaksanya untuk ikut campur dengan permasalahan yang terjadi sebelumnya, yang berasal dari Angel. Zen bisa dibilang tidak tahu menahu tentang apa yang dialami oleh Angel tadi, namun aura negatifnya membuat Zen memutuskan untuk menyelamatkannya, bahkan Zen sepertinya dipaksa untuk melakukan hal tersebut.
“Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?” gumam Zen, lalu dirinya memutuskan untuk menanyakan kepada seseorang tentang apa yang dia rasakan itu.
Zen lalu mulai duduk disebuah bangku taman yang sedang dia lewati, dan mulai mengeluarkan ponselnya. Zen yang sambil bersandar pada sandaran bangku yang didudukinya, akhirnya mulai menghubungi adiknya yang menurutnya tahu jawaban tentang permasalahannya.
“Halo Kak... mengapa kamu menelfon saat diriku sedang makan siang” balas seseorang yang menjawab panggilan dari Zen.
“Yo... Uriel. Aku tidak tahu di sana masih siang” balas Zen yang menjawab pertanyaan adiknya itu.
“Oh... lalu ada apa Kakak meneleponku” tanya Uriel kemudian, karena memang jarang sekali Kakaknya itu akan menanyakan sesuatu kepada siapapun.
“Hahh.. aku juga bingung menjelaskannya. Intinya aku merasakan sesuatu yang memaksaku untuk ikut campur.” Balas Zen.
“Hah? Maksud Kakak ada sesuatu yang membuat Kakak harus melakukan sesuatu, begitu?” tanya Uriel kembali, yang sebenarnya masih belum paham jelas dengan perkataan Kakaknya.
“Ya bisa dibilang seperti itu. Kamu tahukan aku bisa merasakan aura negatif. Tetapi selama ini aku hanya menghiraukannya saja, tetapi anehnya sebuah aura negatif dari seseorang yang kukenal tidak bisa aku hiraukan dan memaksaku untuk membantu dirinya” Kata Zen menjelaskan tentang apa yang dialaminya.
“Oh... Jadi itu masalahnya.” Balas Uriel yang akhirnya paham dengan permasalahan yang dialami Kakaknya.
“Apakah kamu tahu sesuatu tentang apa yang terjadi kepadaku?” tanya Zen kemudian yang merasa Uriel akhirnya mengetahui apa yang sedang terjadi kepadanya.
“Sederhananya, Kakak menjadi Guardian Angel dari orang yang Kakak tidak bisa hiraukan itu” balas Uriel.
“Hah... apa maksudmu? Apakah aku menjadi pelindung dari seorang manusia?” tanya Zen yang masih kebingungan dengan perkataan adiknya itu.
“Ya.. bisa dikatakan seperti itu. Karena manusia itu sangat tulus memuja Kakak” Balas Uriel.
Pada jaman dahulu, Dewa mendapatkan kekuatan mereka dari pemujaan umat manusia. Tetapi dengan berjalanannya waktu, akhirnya doa-doa mereka mulai menurun karena para manusia sudah tidak mempercayai mereka.
Hal ini juga dirasakan oleh pihak Seven Deadly dan Heavenly Sins, saat masih tinggal di wilayah Sang Pencipta. Hingga akhirnya mereka turun Ke Bumi dan masih bisa merasakan beberapa kekuatan jika pemuja mereka masih ada dan menyembah mereka.
Namun pada masa penghakiman, pihak Dewa menemukan solusi agar kekuatan mereka tetap ada, yaitu mereka cukup dikenang saja oleh para Manusia. Dan begitulah bagaimana masa penghakiman terjadi, karena pihak Dewa dan Heavenly Sins menemukan cara menjalani krisis dari manusia yang tidak pernah memuja mereka kembali dengan cara membuat mereka menjadi legenda.
“Hm... lalu apa yang terjadi setelah itu?” kata Zen.
“Lalu...”
Dengan hilangnya para Dewa, hingga pemujaan dan doa-doa dari para manusia sudah tidak terjawab oleh para Dewa, akhirnya para Dewa sudah menjadi mitos saja di dunia ini dan pada akhirnya para manusia sepenuhnya sudah tidak lagi memuja mereka.
Namun di satu sisi, pemujaan adalah sesuatu yang masih sangat ampuh dalam meningkatkan kekuatan para Dewa termasuk Anak-anak sang Pencipta. Dan seperti yang diketahui, manusia juga akan mendapatkan berkah jika mereka dengan tulus memuja para Dewa, termasuk yang sedang dialami oleh Zen saat ini.
“Maksudmu, aku tidak sengaja membuat seseorang memujaku dan membuatnya terikat denganku?” balas Zen.
“Yap... bisa dibilang seperti itu Kak. Dan juga, bukan hanya pemujaan dalam hal status Kakak lebih tinggi dari para manusia, tetapi rasa suka atau Cinta juga bisa dikatakan pemujaan dari manusia kepada kita Kak” Balas Uriel yang akhirnya membuat Zen paham mengapa dia bisa ikut campur dengan masalah Angel.
Perasaan cinta Angel untuk Zen, seakan membuat Angel tidak sengaja memuja seorang Deadly Sins dan Zen juga tidak sengaja memberikan berkahnya kepada Angel karena dirinya sudah memujanya.
Jadi saat Angel terkena masalah, Zen langsung merasakan hal tersebut dan mau tidak mau membantunya, karena berkah milik Zen adalah untuk melindungi keberadaan Angel karena dirinya sangat mencintai Zen dengan tulus.
“Tunggu... berarti istri-istriku dulu tidak tulus mencintaiku ya... Aku tidak pernah merasakan sesuatu saat mereka sedang dalam bahaya, termasuk beberapa adikku yang membunuh beberapa dari mereka” balas Zen yang menyadari sesuatu tentang masa lalunya.
“Hahahahaha.... sepertinya memang seperti itu Kak” tawa Uriel yang seakan menertawai nasib Kakaknya itu.
Zen akhirnya mengakhiri panggilannya dengan adiknya itu, setelah mengobrol ringan sebentar dan saat ini mulai merenungkan apa yang baru saja dia obrolkan dengan Uriel tadi.
“Hahh... semoga saja Angel tidak terus terkena masalah yang merepotkan” gumam Zen, yang sebenarnya cukup malas untuk ikut campur terus dengan permasalahan seseorang.
Zen lalu mulai beranjak dari tempat dirinya duduk tadi, namun saat dirinya sudah mulai berjalan menuju kediamannya, seorang wanita tiba-tiba saja menghalangi jalannya. Wanita itu terlihat sangat marah kepada Zen, tetapi Zen membalasnya dengan menunjukan wajahnya yang tetap datar seperti biasa.
“Apa yang kamu lakukan kepada anak buahku, Tuan Zen?”
.
.
Beberapa saat yang lalu..
Zen yang sudah menuju perjalanan pulangnya, tiba-tiba merasakan sesuatu reaksi negatif yang sangat pekat yang berasal dari Angel. Tentu karena hal itu, Zen akan datang untuk menyelamatkan Angel.
Namun Zen menyadari, bahwa beberapa pihak saat ini sedang membututi gerak geriknya. Jadi mau tidak mau, Zen harus mengatasi mereka terlebih dahulu, agar gerak geriknya sebagai Sloth tetap tidak ketahuan.
Zen perlahan mulai melumpuhkan beberapa polisi yang menyamar hingga mereka pingsan, barulah Zen datang menolong Angel yang saat itu sedang mengalami masalah.
Disisi lain, seorang wanita yang merupakan Santi, saat ini sedang duduk dikantornya dan sedang meneliti berbagai bukti yang baru saja dia dapatkan. Namun dia amat terkejut ketika anak buahnya melaporkan bahwa beberapa bawahannya sekarang pingsan tak sadarkan diri.
“Dimana mereka sekarang?” kata Santi yang mulai berdiri dari mejanya dan langsung menuju tempat dimana para bawahannya berada.
Saat ini, tiga orang bawahan dari Santi yang dia suruh mengawasi Zen, sudah berada disebuah rumah sakit. Mereka dilarikan oleh rekan mereka yang tidak terkena serangan Zen, karena rekannya itu takut terjadi sesuatu kepada mereka.
“Bagaimana kondisi mereka?” tanya Santi kepada salah satu bawahannya yang berada di sana.
“Mereka hanya pingsan saja Kapten” balas bawahannya itu.
“Lalu, sudah diketahui penyebab mereka pingsan?” tanya Santi sekali lagi yang terlihat sangat cemas dengan kondisi bawahannya.
“Kami masih menyelidikinya Kapten” Balas bawahannya itu kembali.
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya semua bawahannya yang pingsan tadi mulai sadar. Namun anehnya, mereka juga tidak tahu mengapa mereka bisa pingsan saat sedang menjalani tugas mereka mengawasi Zen tadi.
“Ck... apakah ini perbuatanmu Zen Gwillyn”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Aletha Mulle
lanjut trus
2022-04-14
0
Aletha Mulle
mantap thor
2022-04-14
0
Darman Driver
lanjut
2022-02-22
0