Ex-Harem Lord
Anak-anak Sang Pencipta, itulah sebutan dari Seven Deadly Sins dan Seven Heavenly Sins. Mereka diciptakan oleh Sang Pencipta untuk menjadi keseimbangan dari ciptaannya yang paling sempurna yaitu Manusia.
Saat Sang Pencipta menciptakan mereka, Sang Pencipta menganggap mereka sebagai anak-anaknya yang paling berharga. Dengan membuat tempat tinggal ideal untuk mereka, akhirnya kehidupan mereka semua sangat bahagia.
Walaupun para Seven Deadly hidup di Neraka dan yang lainnya hidup di Surga, tetapi kehidupan mereka masihlah menyenangkan, karena tempat tinggal mereka sangat cocok untuk diri mereka masing-masing.
Semua anak-anak Sang Pencipta hidup dengan damai dan bahagia disana, sambil menuntun para manusia menjalani kehidupan mereka. Namun kedamaian itu harus berakhir, setelah akhir hidup Sang Pencipta mulai terlihat.
Dengan kematian Sang Pencipta, anak-anaknya terpaksa harus turun ke dunia manusia, karena tempat tinggal mereka sepenuhnya hancur. Tetapi malangnya, kekuatan mereka sepenuhnya menghilang dari tubuh mereka dan harus menjalani kehidupan mereka seperti manusia pada umumnya.
Namun berita baiknya, Anak-anak Sang Pencipta bisa mengembalikan kekuatan mereka dengan mengikuti sifat asli mereka. Dan hal ini pula yang menjadi kehancuran mereka saat tinggal di dunia manusia.
“Hm.... cerita yang sangat menarik” kata seorang wanita yang menggunakan seragam sekolah, sambil memegang sebuah selembaran dan sedang memperhatikan seseorang yang sedang menjelaskan sebuah kisah.
Bukan hanya wanita itu saja yang berada di sana. Beberapa anak-anak remaja berseragam juga sedang menikmati perjalanan mereka yang sedang melakukan kunjungan pada sebuah bangunan kuno, yang dipercaya sebagai tempat tinggal para Seven Deadly Sins saat berada di Bumi.
“Baiklah, jika kalian bisa melihat disebelah kiri, kalian bisa melihat gambar pertarungan yang terjadi saat pihak Dewa Olimpus, mencoba mengusir para anak-anak Sang Pencipta dari dunia ini” balas seseorang yang merupakan pemandu wisata dari bangunan kuno tersebut.
Semua orang yang berada disana mulai menatap satu persatu gambar yang terpampang pada tembok bangunan kuno itu, yang bisa terlihat seorang manusia dengan sambaran petir pada tangannya sedang memimpin beberapa orang dibelakangnya dan sedang melawan 14 orang.
“Lalu bagaimana nasib para anak-anak Sang Pencipta setelah kejadian tersebut?” tanya seorang siswi wanita yang menggunakan kacamata, karena penasaran dengan lanjutan kisah dari Para anak-anak Sang Pencipta.
“Memang banyak versi cerita tentang akhir kehidupan mereka. Namun para sejarawan meyakini dalam peperangan tersebut, semua pihak yang terlibat sudah tewas, bahkan beberapa Dewa dari Nordik, Sinto dan para kultivator kuno dari masa kerajaan Cina dulu tewas karena keikutcampuran mereka dalam peperangan tersebut” Balas sang pemandu wisata.
Semua orang di sana hanya mengangguk paham dengan perkataan sang pemandu wisata ditempat itu. Hingga akhirnya, mereka semua mulai dituntun oleh sang pemandu wisata untuk memasuki bangunan itu semakin dalam.
Bentuk bangunan yang sangat eksotis, membuat tempat itu sangatlah indah dan membuat beberapa orang pengunjung tempat tersebut sangat senang mengunjunginya. Tempat ini sangat terkenal bagi kalangan para wisatawan, karena bangunan ini merupakan salah satu dari tujuh warisan dunia yang dilindungi.
“Baiklah, dibalik pintu besar ini, terdapat sebuah ruangan yang diyakini sebagai makam dari para Seven Deadly Sins.” Balas sang pemandu wisata saat kelompok yang dipimpinnya sudah berada disebuah pintu besar dari sebuah ruangan.
“Apakah mereka benar-benar dimakamkan ditempat ini?” tanya seorang lagi, sebelum kelompok itu memasuki ruangan tersebut.
“Memang didalam ruangan ini ada tujuh buah Peti batu yang diyakini sebagai peti mati dari para Seven Deadly Sins. Namun hingga saat ini, peti-peti tersebut belum bisa dibuka menggunakan apapun karena sangat keras” balas Sang pemandu.
“Sepertinya memang benar mereka terkubur ditempat ini” gumam salah satu orang, yang meyakini para Anak Sang Pencipta memang benar terkubur ditempat ini.
“Baiklah, apakah kalian siap untuk melihat makam dari para Seven Deadly Sins?” tanya sang pemandu wisata.
“Siap!” teriak para kelompok itu serempak, dengan suara khas dari beberapa orang yang sedang mengikuti karya wisata.
“Ingat, kalian tidak boleh melewati garis batas yang sudah ditentukan oke” kata Sang Pemandu dan dijawab oleh anggukan oleh semua siswa yang mengikuti karya wisata ditempat tersebut.
Sang Pemandu Wisata mulai membuka pintu besar dari sebuah ruangan. Namun alangkah terkejutnya dirinya saat mendapati seorang wanita yang sudah terkapar tak sadarkan diri disebelah sebuah benda yang diyakini sebuah makam.
“Nona Catherine?!” teriak pemandu wisata itu panik, karena melihat seorang wanita yang dikenalnya sedang terkapar tak sadarkan diri.
Tanpa memperdulikan para siswa yang dibimbingnya, Sang Pemandu Wisata tersebut langsung berlari melewati pembatas yang hanya boleh dilewati oleh para staf ditempat tersebut, dan menghampiri wanita yang sedang tak sadarkan diri itu.
“Tim medis, cepat datang keruang makam. Ada seseorang tak sadarkan diri ditempat ini” kata Sang Pemandu yang mengeluarkan Walkie Talkie miliknya sambil memeriksa kondisi dari wanita yang tidak sadarkan diri tersebut.
Namun setelah memastikan bahwa keadaan wanita itu hanya pingsan, dirinya mulai bernafas lega. Tetapi pemandu wisata itu mulai menyadari, bahwa peti batu yang berada disebelahnya sudah terbuka.
“K-Kosong?”
.
.
Satu bulan Kemudian.
“Uangnya 50 ribu ya Kak.. jadi kembaliannya 4 ribu” kata seorang pria tampan yang berada dibalik meja kasir dan menyerahkan dua lembar uang dua ribuan kepada orang yang berada dihadapannya.
“Terima kasih Mas... kalau boleh, bisa sekalian minta nomor ponsel masnya ngaa?” tanya seorang wanita yang mengambil kembalian yang diberikan oleh pria tampan yang berada didepannya.
“Maaf Kak... tapi saya tidak mempunyai ponsel” Kata pria itu bohong dan membuat wanita didepannya hanya tersenyum kecut sebelum wanita itu meninggalkan tempat tersebut.
“Cih... hanya seorang kasir aja belagu.” Gumam wanita itu sebelum melangkahkan kakinya keluar dari supermarket tempat kerja dari Kasir yang menolak memberikan nomor ponselnya kepada wanita tersebut.
“Sudah 25 orang yang meminta nomor ponsel Kakak, kayaknya Kak Zen akan memecahkan rekor Kakak dua hari yang lalu” Balas seorang wanita yang berada disebelah kasir dari pria tampan tersebut.
“Benarkah sudah 25, kukira baru 15” balas pria yang dipanggil dengan Zen itu, lalu mulai mendaratkan kepalanya pada meja kasir didepannya dan mencoba untuk menutup matanya.
“Cih... Kakak niat kerja tidak sih.. Kalau dilihat boss Kakak selalu bermalasan pasti Kakak akan dipecat” kata wanita tersebut yang mencoba menyuruh rekan kasirnya itu untuk tidak bermalasan.
“Kakak hanya beristirahat sebenar, lagipula tidak ada pelanggan saat ini” Balas Zen dengan nada yang malas.
“Ya... tetapi kegiatan Kakak bisa dilihat dari orang-orang diluar” Kata wanita itu sekali lagi.
Tindakan pria bernama Zen itu memang sudah menjadi kebiasaan. Sudah 2 minggu dia bekerja ditempat ini, tetapi tindakannya yang senang bermalasan sepertinya sudah mendarah daging pada dirinya karena tindakannya selalu seperti itu.
Wanita yang berada disebelahnya juga sudah pasrah dengan perilaku dari rekan kasirnya itu, dan hanya membiarkannya saja karena sudah bosan menegur rekannya itu, karena selalu tidak dihiraukan.
Suasana ditempat itu mulai sunyi, karena memang tempat ini belum dimasuki pelanggan. Hanya suara televisi saja yang menemani kesunyian dua orang yang sedang berada dibalik kasir ditempat tersebut.
“Berita selanjutnya, kasus pencurian barang peninggalan kuno pada Seven Deadly Sins Temple, hingga saat ini belum menemukan titik terang.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
delete account
wow keren banget
2022-11-23
1
BEBY GRIL
jaha
2022-06-12
0
XiaoYan
keren ...
2022-05-14
0