Seorang wanita yang saat ini duduk dihadapan Zen wajahnya mulai terlihat pucat, setelah melihat kedatangan orang yang sangat dia kenal. Dengan tangannya yang mulai mengepal dan menggenggam bagian bajunya dengan erat, Angel hanya menunduk saja dan berharap pria yang sedang datang ketempat ini tidak mendekati dirinya.
Namun naas, pria yang merupakan ayah kandung dari Angel, mulai mendekat kearah meja tempat Zen dan Angel berada, serta membawa tiga orang lain mengikutinya dan mulai berjalan kearah tempat Zen.
“Ho... benar juga. Putrimu sangat cantik” balas salah satu orang yang mengikuti Ayah dari Angel.
Zen hanya menatap saja kejadian tersebut dan duduk dengan tenang dikursinya. Tetapi setelah melihat kejadian itu, bukan Zen yang bergerak tetapi beberapa pengunjung tempat itu mulai pergi dari sana, bahkan penjual ayam bakar tempat ini, mulai menjauh dari tempat jualannya.
“B-Benar tuan. Bukankah putri saya cocok untuk menghangatkan ranjang anda malam ini?” kata Ayah dari Angel.
Tentu saja perkataan Ayahnya langsung membuat Angel terkejut. Air matanya mulai turun dari matanya yang indah, tanpa bisa dirinya melakukan sesuatu walaupun perlakuan Ayahnya saat ini kepadanya sudah sangat keterlaluan.
“Hm... baiklah, karena putrimu sangat cantik, hutangmu kepadaku akan berkurang sebanyak setengahnya” balas pria yang dipanggil dengan hormat oleh Ayah dari Angel.
“Terima kasih tuan” balas Ayah dari Angel yang cukup senang, tanpa memperdulikan perasaan putrinya yang jelas-jelas sangat terpukul setelah mendengar kenyataan bahwa dirinya akan dijual oleh Ayahnya.
Zen masih tenang menatap kejadian tersebut dan tidak hendak membantu Angel karena memang sifatnya seperti itu. Walaupun sudah terdapat beberapa sifat seperti empati didalam dirinya, tetapi saat ini sifat ketidakpeduliannya masihlah dominan.
“Maafkan aku pria muda. Hubungan apapun dengan wanita ini sebaiknya kamu hentikan sekarang juga, karena saat ini wanita dihadapanmu sudah menjadi milik tuan besar kami” kata salah satu pengawal dari pria yang membeli Angel dari Ayahnya.
Zen hanya tersenyum saja dan akan beranjak dari sana meninggalkan tempat kejadian tersebut, karena dia berniat memang tidak ingin ikut campur.
Namun saat dirinya ingin bangun dari tempat duduknya, wajah Angel yang tidak berdaya mulai muncul dipandangannya, setelah pandangannya tidak sengaja bertemu dengan pandangan milik Angel.
Tetapi setelah pandangan mereka bertemu, tangan Angel langsung ditarik paksa oleh Ayahnya agar segera mengikuti dirinya. Tentu saja Angel menolak dan memberontak, namun sebuah tamparan keras malah mendarat dipipinya.
“Cih... mengapa kamu menampar dirinya. Jika wajahnya rusak bagaimana?” teriak pria yang cukup emosi melihat barangnya sedang dirusak oleh pria yang sedang berutang kepadanya.
“M-Maafkan aku tuan.” Kata Ayah dari Angel dan mulai mendekati putrinya yang sedang terduduk dilantai akibat tamparan darinya, dan berniat untuk memaksa Angel mengikutinya.
“Hah... mengapa kalian merusak ketenanganku”
Begitulah sebuah suara yang terdengar yang berasal dari Zen, yang saat ini sudah berdiri dari tempat duduknya dan sedang menatap para orang-orang bejat itu.
“Cih... ternyata ada orang yang mencoba menjadi pahla-” Namun belum perkataan pria itu selesai, tangannya yang ingin meraih Zen langsung dipatahkan saat itu juga oleh Zen dan membuat pria itu langsung berteriak kesakitan.
“AHHHHHHHHHHHHHH”
Tentu saja suara teriakan itu membuat beberapa pihak terkejut, terutama pemimpin dari pria yang sedang kesakitan itu.
“Apa yang kalian lihat, cepat serang dirinya” kata pria itu menyuruh dua orang anak buahnya yang tersisa untuk maju melawan Zen.
Mereka berdua mulai mengeluarkan pisau yang mereka sembunyikan dibalik pakaian mereka dan hendak menyerang Zen. Tentu saja Zen masihlah tenang, dan membiarkan sebuah serangan datang kearahnya.
Ujung pisau dari orang yang akan menyerang Zen mulai mendekat. Namun Zen mulai sedikit menggeser tubuhnya lalu meraih pergelangan tangan dari pria yang menyerangnya itu. Tanpa pikir panjang, tentu saja Zen langsung mematahkan tangannya dan membuat pria itu ikut berteriak kesakitan.
Belum puas mematahkan lengan pria itu, Zen dengan gerakan cepatnya langsung menggenggam leher dari pria yang sebenarnya ingin menyerangnya, namun tindakannya dia hentikan setelah melihat kawannya tadi sudah tergeletak kesakitan ditanah.
“Dasar kecoa” kata Zen yang langsung melemparkan tubuh pria yang dia genggam lehernya dan membuatnya terpental menabrak kursi dan meja-meja dari tempat tersebut.
Tentu saja pemandangan tersebut membuat orang yang memimpin anak buahnya yang sudah tak berdaya langsung bergegas meninggalkan tempat itu. Bahkan Ayah dari Angel juga langsung berlari dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.
“Larilah, kegelapan akan selalu mengikuti kalian” gumam Zen melihat dua orang itu sudah berlari terbirit-birit.
Melihat kedua orang tadi sudah melarikan diri, Zen yang merasa terganggu dengan suara kesakitan langsung menendang kedua pria yang sedang meringkuk dibawah kakinya hingga terpental dan pingsan tak sadarkan diri.
“Kamu tidak apa-apa?” kata Zen yang mendekat kearah Angel.
Namun bukan jawaban yang dirinya dapati, namun Angel yang langsung memeluk Zen dengan erat lalu menangis didalam pelukannya. Tentu saja Zen hanya menghela nafasnya karena sudah mulai bosan dengan semua kejadian yang terjadi tadi.
“Sudahlah, pria yang menamparmu tadi tidak akan lagi mengganggumu. Itu Janjiku” kata Zen.
Mendengar itu, Angel malah memeluk Zen semakin erat dan tangisannya semakin keras, walaupun suara tangisannya terhalang oleh dada bidang dari Zen. Zen akhirnya memutuskan untuk berdiri dengan tenang ditempat itu, hingga Angel puas melakukan apapun yang dia mau terhadapnya.
.
.
Ditempat lain pada sebuah mansion yang besar, seorang dengan terburu-buru mulai memasuki tempat itu setelah keluar dari mobilnya dan berteriak memanggil semua anak buahnya. Tidak sampai lima menit, seluruh anak buahnya sudah berkumpul dihadapannya.
“Persiapkan senjata kalian, aku ingin kalian membunuh seseorang untukku” kata pria itu dengan nafas yang terengah-engah dan terlihat sangat emosi.
“Siapa yang ingin anda bunuh tuan?” balas salah satu anak buahnya.
“Seseorang yang berani membuatku berlari seperti pengecut dan dilihat oleh orang-orang” kata pria itu dengan emosi, karena ini kali pertamanya terlihat seperti seorang pengecut.
“Lalu dimana dia Tuan, kami semua akan menghabisinya sekarang untuk anda” balas seorang lagi.
“Tanya pada sopir yang mengantarku tadi. Dan jika memungkinkan, tangkap dia hidup-hidup biar aku sendiri yang mengulitinya” balas pria itu sekali lagi.
Tetapi saat mereka akan beranjak dari sana, dari pintu masuk mansion tersebut seorang pria dengan kedua tangannya dia masukan kedalam kantong jaketnya mulai menatap mereka semua dengan tatapan malas sambil menguap.
“S-Sedang apa kamu disini?” kata pria yang tadi menyuruh anak buahnya untuk bersiap menyerang seseorang dan tidak menyangka orang tersebut saat ini sudah berada didepan pintu mansion miliknya.
“Apa yang kalian tunggu, serang dia” teriak pria itu sekali lagi kepada Anak Buahnya, karena melihat pria itu tidak menjawabnya.
Pria itu masih berdiri dengan tenang menatap beberapa orang yang sudah diberi perintah menyerangnya, mulai bergerak. Dengan tatapannya yang malas, dirinya hanya menunggu saja orang-orang itu mendatanginya.
Suara teriakan dari beberapa orang yang akan menyerang pria yang baru datang itu mulai terdengar. Namun suara teriakan mereka itu mulai berubah menjadi suara jeritan kesakitan, yang dimana suara jeritan itu satu persatu mulai muncul dari dalam mansion yang sangat besar itu.
Suara tembakan, tebasan, teriakan kesakitan, suara meminta ampun mulai terdengar dari sana, hingga suara-suara tersebut mulai berhenti dan digantikan oleh kesunyian dari tempat tersebut.
“Hahh... Baiklah, siapa selanjutnya”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
delete account
wah hampir saja
2022-11-23
1
Darman Driver
semangat
2022-02-22
0
Darman Driver
lanjut
2022-02-22
0