Posisi Hana berada di atas Yu dengan kepala terbaring tepat di atas dadanya. Hana yang masih terkejut segera bangun dan memperbaiki rambutnya.
"Arigatou," ucapnya sambil membungkuk ke arah Yu yang baru saja berdiri.
Hana tampak salah tingkah dan bingung harus berbuat apa. Namun, pandangannya terfokus saat Yu terlihat kesakitan memegang lengannya.
"Kau kenapa?" tanya Hana dengan nada panik.
Yu melihatnya sesaat. Lalu menggelengkan kepalanya sambil menyibakkan lengan bajunya hingga terekspos sebuah bekas luka bakar yang membuat Hana melebarkan matanya.
"Hanya terasa perih di bagian ini," jawab Yu sambil menunjukkan bekas luka bakarnya yang belum sembuh.
"Kenapa tanganmu bisa terluka separah itu?" tanya Hana kaget.
Yu menatap mata Hana. Lalu berkata, "Sepertinya Anda tidak mengingatnya, Nyonya."
Hana mengerutkan keningnya tampak bingung dengan ucapan Yu. "Maksudmu ... apakah luka itu ada kaitannya denganku?"
Hana tampak berpikir keras. Sontak ia teringat sesuatu dan kembali bertanya, "Apa mungkin kau ... orang yang menolongku di pesta pernikahanku?"
Yu tak menjawab. Ia hanya menatapnya penuh arti kemudian membungkuk setengah. Meskipun begitu, Hana bisa menebak jika Yu benar-benar orang yang menyelamatkan dirinya waktu kejadian bom meledak.
Hana menelan ludah sambil terus memerhatikan bekas luka bakar di tangan Yu. "Gomen, karena menolongku, kau sampai terluka seperti itu," ucapnya penuh rasa bersalah.
"Justru berkat kejadian itu, saya dan adik saya dipekerjakan Tuan Yamada," jawab Yu sembari tersenyum lebar.
Hana yang melihat ekspresi Yu saat ini lantas tak bisa menahan diri untuk berkomentar. "Kau bisa tersenyum juga? Ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum. Kupikir kau selamanya akan menampilkan wajah datar."
Hana tertawa kecil. Wajahnya bersemu. Seketika kegalauan yang menerpanya sirna. Yu memerhatikan ekspresi ceria Hana dengan seksama. Ya, seperti yang diungkapkan Sano dalam buku hariannya, gadis itu adalah sosok periang yang selalu bisa menghangatkan suasana.
"Tuan Yamashita, sering-seringlah tersenyum. Kau terlihat dua kali lebih tampan dengan melebarkan bibirmu," ucap Hana sambil meletakkan kedua jari telunjuk di sudut bibirnya lalu menarik bibirnya selebar mungkin.
Melihat tingkah konyol gadis yang berjarak sembilan tahun lebih muda darinya, membuat Yu kembali tersenyum. Ia masih menatap Hana yang terus berjalan mundur.
"Aku ke kelas dulu, ya?" ucap Hana sambil melambaikan tangannya.
Saat gadis itu membalikkan badannya, senyum yang tergantung di wajah Yu hilang secara bertahap. Mata dinginnya muncul kembali sambil terus memandang punggung Hana yang hampir menghilang dari pandangannya.
Di studio rekaman, Ken tampak bosan berdiri di luar. Ia menghembuskan napas kasar sambil bergumam, "Huft, kenapa aku harus melakukan pekerjaan bodoh seperti ini. Aku lebih suka diperintah memenggal leher orang dibanding disuruh menunggu seperti ini!"
Ken memilih duduk sambil bersandar. Baru dua hari menjadi bodyguard, ia tampak bosan karena kegiatannya hanya menunggu Chiba beraktivitas. Bahkan ia tak bisa merokok dan bersantai seperti biasa. Ia harus membiasakan diri memakai jas dengan rambut rapi yang disisir ke belakang. Benar-benar memuakkan!
Ken mengambil permen karet di saku jasnya. Ia membuka permen itu lalu mengunyah sambil sesekali membentuk balon di mulutnya. Selama sepuluh menit berlalu, waktunya hanya ia habiskan untuk mengunyah permen karet. Tiba-tiba ia mengambil smartphone-nya, lalu matanya melirik ke kiri dan kanan. Tampak suasana sekitarnya begitu sepi.
Ia tersenyum. Kemudian menyambungkan headset di smartphone-nya Lalu membuka situs dewasa di aplikasi internet.
Hana keluar dari kelas. Ia langsung menghampiri Yu yang berdiri di sekitar taman tak jauh dari kelasnya. Pria itu tampak sedang membuat origami bangau. Hana memerhatikan beberapa origami bangau yang telah jadi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hana sambil mengambil satu origami bangau.
"Apa Anda menyukainya?" tanya Yu sambil melipat kertas.
Hana mengangguk tersenyum.
"Ambillah!"
Hana menatap lekat ke arah Yu. Ingatannya melayang pada mantan kekasihnya, Sano. Pria itu gemar membuatkan origami bangao untuknya. Ketika Sano hendak menjemputnya di kampus, sambil menunggu gadis itu keluar kelas, ia akan terus melipat kertas membentuk bangao. Hingga kini, kumpulan origami bangao buatan Sano telah bertransformasi menjadi hiasan gantungan tirai jendela kamarnya.
"Bolehkah kau menemaniku makan?" ajak Hana.
"Tentu saja," jawab Yu membungkuk.
"Kau tidak perlu resmi seperti ini padaku. Anggap saja aku temanmu. Panggil saja aku Hana," ucap Hana.
Yu terdiam dengan ekspresi kaku. Namun, dengan segera Hana mengulurkan tangannya seraya berkata, "Watashi wa Ha-Na (namaku Hana). Bagaimana denganmu? Aku harus memanggilmu siapa?"
"Yu desu (panggil Yu)," ucap Yu sambil berjabat tangan.
"Yu-kun, ayo kita pergi! Kau tinggi sekali, aku hanya sampai di bahumu."
Hana berjinjit di samping Yu berusaha menyamai tinggi badannya dengan pria itu, karena Yu mempunyai tinggi badan 190 cm. Keduanya pun pergi ke sebuah rumah makan mie ramen yang sering Hana singgahi bersama Sano.
Sampai di rumah makan yang masih bergaya tradisional, Keduanya saling duduk berhadapan.
"Ini adalah tempat makan favoritku!" ucap Hana.
Tentu saja Yu mengetahuinya karena salah satu koleksi foto Sano dan Hana berlatar tempat di rumah makan ini. Tak lama kemudian, pelayan datang membawakan dua mangkok berisi mie ramen yang hangat.
Hana mengambil sumpit lalu berkata, "Itadakimasu (selamat makan)."
Yu mengucapkan hal serupa sambil mulai menyeruput mie ramen ke dalam mulutnya. Hana yang hendak mengambil ramen dengan sumpit, sontak tertegun saat melihat cara Yu makan mie tersebut. Cara serta gaya makan Yu benar-benar mirip Sano!
Apakah ini benar-benar hanya suatu kebetulan? Mereka berdua terlihat mirip. Senyumnya, tatapan matanya, hobi membuat origami, bahkan cara makannya benar-benar mirip Sano.
Yu mengalihkan pandangannya ke Hana yang masih menatap tak berkedip ke arahnya. "Ada apa?"
Pertanyaan Yu membuyarkan lamunan Hana. Ia menggelengkan kepalanya lalu mulai menyantap hidangan mie ramen sambil sesekali melirik ke arah Yu yang begitu semangat menghabiskan makanannya.
Sementara di studio rekaman, Chiba yang baru saja keluar dari dapur rekaman langsung menghampiri Ken yang tengah asyik duduk dengan headset di telinganya.
"Ayo kita pergi!"
Sepertinya Ken terlalu serius menonton hingga ia tak menyadari kehadiran Chiba di sampingnya.
"Ayo, kita pergi!" ucap Chiba sekali lagi dengan suara yang lebih keras.
Namun, mata Ken tetap tertuju pada layar smartphone-nya. Rupanya, Chiba baru menyadari jika bodyguard-nya tengah memasan,g headset di telinga. Chiba mendengus kesal melihat tingkah Ken yang tak acuh padanya. Dengan cepat tangannya bergerak menarik tali headset hingga terputus dari sambungan smartphone-nya.
Namun sialnya, suara desahan wanita dari video yang ditonton oleh Ken langsung terdengar begitu nyaring, hingga menggema seisi ruangan dan membuat keduanya gelagapan. Ken dan Chiba yang panik kompak memegang smartphone tersebut, bermaksud untuk membungkam suara desahan wanita dalam video biru.
Secara bersamaan manajer Chiba keluar dari dapur rekaman. Matanya melotot tajam seolah hendak loncat, saat melihat Chiba dan Ken saling berpegangan tangan dengan kening yang menempel dan wajah yang nyaris bertemu seolah hendak berciuman.
Kedua pria tampan itu makin panik saat melihat ekspresi manajer Chiba. Wajah keduanya merah padam, dengan mata terbelalak dan hidung mengembang. Mereka menyangka sang manajer mendengar suara desahan video tersebut. Untuk beberapa detik ketiga orang itu seperti sebuah manekin yang tak bergerak.
"Chiba, kumohon jangan buat skandal percintaan dengan laki-laki lagi!" ucap Manajernya dengan dua telapak tangan menyatu.
Ken dan Chiba saling memandang. Keduanya kompak mengeluarkan napas kasar karena lega.
"Untunglah dia tak mendengar suara rintihan menjijikkan itu!" ucap Chiba menampilkan wajah bodohnya.
"Itu suara kenikmatan, Baka (bodoh)! Tapi, yang barusan terjadi sungguh memacu adrenalinku!" balas Ken.
Chiba yang masih syok menatapnya dengan kesal sembari memukul kepala Ken, "Kenapa kau menonton bokep di sini, Baka (bodoh)!"
.
.
.
.
.
.
Bersambung
jangan lupa like dan Komeng yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Hearty💕💕
😂😂😂😂🤣🤣😂🤣🤣😂
2024-10-30
0
Ran Aulia
😂😂😂😂😂 Ken Chiba
2024-03-21
0
Hzel89
Wwkwkkkwk...
2023-07-26
0