Mereka memutuskan kembali ke mansion. Ken sangat bahagia karena dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pria itu berjalan menuju bar mini untuk meneguk anggur favoritnya. Namun, pandangannya terarah ke kolam renang. Dilihatnya Yuki tengah duduk di tepi kolam renang. Ken mengambil sebotol anggur lalu berjalan menuju kolam renang.
Ken mendekati Yuki lalu memosisikan duduk di samping gadis berambut panjang itu. Yuki tampak terkejut melihat Ken yang tiba-tiba duduk di sampingnya sambil tersenyum bodoh. Namun, Yuki tampak tak mau memedulikan pria itu. Ia malah mengalihkan pandangannya ke samping agar tak melihat wajah Ken.
Ken membuka botol anggur lalu meneguknya. Ia kembali menatap gadis itu lalu tersenyum kecut.
"Jika kau ingin tinggal di sini, kau harus bersikap ramah pada Tuan rumahnya," ucap Ken seolah menyindir Yuki yang bersikap ketus padanya.
Yuki terdiam. Ia menyadari apa yang Ken katakan benar adanya. Walau bagaimanapun Ken adalah bagian dari penghuni mansion ini. Ia memang masih kesal pada pria itu karena telah mencium bibirnya secara paksa. Namun, ia teringat kembali, Ken adalah orang pertama yang menyetujui dirinya ikut bersama mereka.
Yuki melirik ke arahnya dengan perlahan. Pria itu langsung menyambutnya dengan senyum menawan.
Tiba-tiba Ken berdiri lalu membuka kaos yang ia gunakan sehingga hanya meninggalkan celana pendek saja. Mata Yuki terbelalak, ia meneguk ludah saat melihat tubuh atletis Ken terpampang jelas di matanya dengan otot perut yang mengagumkan. Pria itu langsung menyeburkan diri ke kolam renang.
Tanpa Yuki sadari, ia terus menyaksikan pria itu tengah berenang dengan gerakan bak perenang profesional. Namun, tiba-tiba Ken seolah menghilang di telan air. Tubuhnya tak tampak dipermukaan untuk beberapa detik. Mata Yuki menelisik ke seluruh kolam untuk mencari jejak Ken.
Secara mengejutkan Ken muncul tepat di hadapannya dari dalam air dan langsung menariknya masuk ke dalam kolam hingga dengan sekejab tubuhnya basah. Ken memeluk pinggang Yuki sambil tertawa melihat ekpresi terkejut gadis itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Yuki dengan kesal sambil mengusap wajahnya.
"Apa yang aku lakukan? Tentu saja mengajakmu berenang bersama!" jawab Ken dengan santai.
Senyum menggoda Ken membuat Yuki tidak senang. Ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Ken. Namun pria itu malah semakin mendesak tubuh Yuki ke tubuhnya hingga jarak antara wajah mereka hanya terpaut sekian centi.
"Jadilah teman tidurku malam ini!" pinta Ken tanpa basa basi.
Yuki terkejut mendengar permintaan Ken yang menganggapnya seperti wanita murahan. Wajahnya tampak merah padam dan matanya menatap penuh kebencian. Ia kembali berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Ken yang melingkar di tubuhnya. Namun, kedua tangan itu kini malah menangkupkan wajah Yuki, dengan cepat bibir Ken mendarat tepat ke bibir Yuki. Ia memagut bibir gadis itu dengan lembut. Yuki dapat merasakan perbedaan ciuman Ken yang kemarin dengan sekarang. Meskipun tindakannya kali ini juga tetap memaksa, namun jenis ciuman yang ia berikan begitu lembut dan hangat.
Seketika, Yuki tersadar dari rasa hanyutnya menikmati ciuman Ken. Ia lalu menggigit ujung bibir pria itu hingga membuat pria tampan itu terkejut dan menghentikan ciumannya. Saat wajah Ken sedikit menjauh dari wajah Yuki, gadis itu langsung menolaknya dan langsung berenang ke tepian kolam lalu bergegas lari menuju kamarnya.
Ken mengusap bibirnya yang basah sambil menarik ujung bibirnya ke atas. Ia lalu memutuskan kembali berenang.
Hanya menunggu beberapa jam berlalu, media jepang tengah sibuk menyiarkan berita tentang kematian mendadak Tuan Sasomoto. Mereka memberitakan jika kematian Tuan Sasomoto disebabkan karena pria itu mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai gedung perusahaannya.
Di mansion, Yu tengah menyaksikan siaran berita kematian Tuan Sasomoto di Fuji TV. Yu mengarahkan remote ke televisi untuk mematikan siaran. Dia cukup puas dengan aksi mereka beberapa jam yang lalu.
Pada esok hari, Yuki tengah duduk menyendiri sambil memikirkan masa depannya. Ia tak mungkin pulang ke rumah bibinya karena pamannya pasti akan kembali menjualnya atau memaksanya bekerja di kelab malam dan melayani para pria hidung belang. Di sisi lain, ia juga tak mungkin akan tinggal di sini bersama para mafia. Meskipun mereka terlihat biasa saja di keseharian, tapi tinggal bersama mereka seolah siap menyerahkan nyawanya kapan saja. Apalagi sejak kejadian Ken mencium paksa dirinya, ia menjadi sangat kesal dengan pria itu dan sebisa mungkin menghindarinya hari ini.
Di tengah perasaan bimbang yang berkecamuk di dalam pikirannya, sorot mata Yuki menangkap sosok Yu yang tengah berjalan melewati kolam menuju suatu tempat. Dengan rasa penasaran yang menggerogoti dirinya, ia langsung berdiri dan berjalan mengendap-endap mengikuti arah langkah Yu.
Yu menuju halaman belakang mansion yang begitu luas. Tampaknya ini adalah tempat latihan menembak untuk anggota Akiko. Itu bisa terlihat dari belasan anggota Akiko yang tengah melakukan latihan dengan menggunakan pistol di tempat itu.
Bunyi suara peluru terdengar begitu memekik di telinganya. Yuki masih bersembunyi di balik pohon. Sementara Yu berjalan-jalan di sekitar area, menyaksikan langsung para anak buahnya melakukan latihan menembak dari jarak jauh. Sesekali ia nampak mengajari mereka cara membidik akurat.
Yuki menatap takjub ke arah Yu yang begitu lihai membidik peluru tepat sasaran. Wajah pria itu begitu dingin tanpa ekspresi saat memperagakan cara menembak yang baik. Gadis itu tertunduk sesaat begitu menyadari ia terkesima dengan ketampanan pria itu.
Ini tidak benar! Ia tak boleh menanamkan rasa kagum pada pria itu. Setampan apapun pria itu tetaplah seorang Yakuza yang melakukan banyak kejahatan.
DOR!
Yuki terhentak saat sebuah peluru melesat tepat di samping telinganya. Matanya terbelalak. Hampir saja peluru itu mengenai kepalanya! Lebih terkejut lagi saat matanya mengarah ke depan dan melihat Yu berdiri tidak jauh darinya sambil menyunggingkan senyum simpul. Pria itu dengan sengaja melakukan hal itu pada Yuki.
Tubuh Yuki gemetar seketika. Bagaimana tidak, ia ketahuan sedang mengintip aktivitas mereka. Dan saat ini Yu sedang berjalan ke arahnya. Tiba-tiba ia menarik tangan Yuki untuk masuk ke tengah area latihan.
"Ambil ini!" pinta Yu sambil menyodorkan sebuah pistol pada Yuki.
Yuki menatap bingung ke arah Yu. Yu mengarahkan matanya ke pistol seolah menegaskan kembali perintahnya. Tangan Yuki terlihat gemetar saat mengambil pistol dari tangan pria dingin itu.
"Yang mana mata dominanmu? Kiri atau kanan?" tanya Yu sesaat.
"Ka-kanan, Tuan," jawab Yuki ketakutan.
Yu berpindah posisi, ia berdiri tepat di belakang gadis itu. Tangannya menggenggam tangan Yuki. "Gunakan mata kananmu untuk membidik, sejajarkan bagian depan dan belakang. kau harus fokuskan pandanganmu!"
Yuki mengangguk paham meskipun sebenarnya ia sangat takut. Apalagi ia tidak pernah memegang pistol sebelumnya.
Kini tangan Yu membantu tangan Yuki untuk membidik sasaran.
"Kau lihat papan itu?"
Yuki mengangguk kecil sambil menengok ke ke arah Yu yang membelakanginya. Jarak antara wajahnya dengan wajah pria itu hanya terpaut beberapa centimeter. Yu juga ikut menengok ke arahnya sehingga mata mereka saling bertemu. Yuki terlihat susah payah menelan ludah. Ia tak pernah membayangkan bisa sedekat ini dengan ketua Yakuza itu bahkan ia dapat mencium aroma tubuh pria itu.
"Tembak tepat di bagian tengahnya!"
Yuki mengangguk kaku. Ia kembali berkonsentrasi untuk membidik sasaran.
Jari telunjuknya mulai menekan pelatuk menembakkan peluru ke arah sasaran. Namun, peluru itu malah melesat cukup jauh.
"Ma-maaf ... saya tidak pernah pegang pistol sebelumnya." Yuki membungkuk ketakutan setelah menembakkan peluru asal-asalan.
"Tidak apa-apa. Ini baru latihan perdana. Aku akan melatihmu setiap hari agar kau segera menguasainya," ucap Yu tersenyum ramah.
Ini pertama kalinya pria itu menyunggingkan bibir begitu lebar dan hangat. Hal itu membuat jantung Yuki berdegub kencang seketika. Apa maksud dari semua ini? Mengapa pria itu hendak mengajarinya menggunakan pistol?
Tiba-tiba Ken datang dengan terburu-buru sambil berteriak memanggil nama Yu. Wajahnya begitu terlihat panik.
"Ada apa?" tanya Yu ketika melihat ekspresi tak biasa dari wajah Ken.
"Aku punya berita penting!" seru Ken sambil mengambil napas sesaat.
Yu mengernyit. "Apa itu?"
"Mari kita bicarakan di dalam. Ini ... ini tentang Sano!" ucap Ken dengan cepat.
Mata Yu membulat seketika seolah tak percaya mendengar Ken menyebut nama adiknya yang telah lama menghilang.
"Sano?" Dengan mata yang masih terperangah, Yu mengulang kembali ucapan Ken.
"Iya, aku telah mendapatkan info tentang keberadaan Sano!"
.
.
.
.
.
bersambung
pilih Yu atau Ken?
like dan Komeng...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ
Nah bener meski terkesan badboy Ken Ryu yg udah nolongin kamu loh dan emang modelannya gini sih
jadi baik² ya yuki🙂
2024-08-02
1
🐥Yay
hihih aku baca lagi sebenarnya kangen Yu 🤣
2024-04-03
0
sakura🇵🇸
masih bimbang pilih yang mana🤭 sama2 ganteng dan macho soalnya
2023-03-04
1