Mereka telah sampai ke mansion yang dijadikan tempat tinggal sekaligus markas besar Akiko. Rumah besar itu terdiri dari lantai dasar yang digunakan sebagai tempat pertemuan para anggota, lantai dua digunakan sebagai tempat tinggal Yu dan Ken, serta ruang bawah tanah yang merupakan tempat mereka menyembunyikan persenjataan dan harta benda hasil rampasan yang mereka lakukan pada pejabat korup.
Yuki masih mengikuti ke mana Ken melangkah. Mata Yuki berkeliling menatap seisi mansion yang begitu mewah. Tampak beberapa koleksi benda antik menghiasi dinding dan sudut ruangan.
Yuki melangkah ke sebuah ruangan yang terdapat bar mini di dalamnya. Dari kejauhan ia dapat melihat jika ruangan tersebut terhubung langsung dengan kolam renang. Di dalam ruangan itu, tampak Yu sedang berdiri membelakanginya. Gadis itu dapat menyaksikan langsung jika sekarang Yu sedang menuangkan sebotol anggur ke dalam gelas kristal. Yu meneguk anggur tersebut. Ia begitu menikmati seteguk demi seteguk minuman beralkohol itu. Sementara gadis itu masih berdiri mematung di belakangnya.
"Apa yang kau lakukan di situ?" Suara teguran Yu membuat Yuki terperanjat dari lamunannya.
Bukankah mata pria itu sama sekali tak melirik ke belakang? Badannya pun full membelakangi gadis itu. Namun, bagaimana bisa ia mengetahui jika gadis itu sedang berdiri di belakangnya? Itu artinya, orang ini punya tingkat waspada yang sangat tinggi!
Yuki terlihat begitu gugup. Ia meremas ujung bajunya seraya berkata, "A-aku ... hanya kebetulan lewat di sini."
Yu masih membelakangi gadis itu. Ia kembali meneguk anggurnya, merasakan sensasi alkohol yang melewati tenggorokannya. "Apa Ken telah menyediakan kamarmu?" tanya Yu.
Yuki menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu. Aku berpisah dengannya di ruang depan dan aku tersesat di ruangan ini."
Yu terdiam. Ia kembali menuangkan wine dari botol ke gelas kristalnya. Yuki memerhatikan gerak geriknya dengan saksama. Dari samping, ia dapat melihat sosok tampan nan rupawan. Pria itu tampak begitu seksi hanya dengan menuangkan segelas anggur.
"Oh iya, aku lupa berterima kasih padamu karena telah membawaku ke sini dan menyediakan tempat tinggal untukku," ucap Yuki dengan hati-hati. Ia tahu betul, jika pria yang berhadapan dengannya adalah seorang bos mafia. Jadi, harus berhati-hati menjaga ucapannya agar tak membuat pria itu tersinggung.
Yu tersenyum remeh. Ia mengangkat sudut bibirnya ke atas. "Apakah begitu caramu berterima kasih pada orang yang telah membiarkan nyawamu selamat?"
Yuki terdiam mengernyit. Ia tak mengerti maksud dari pria dingin itu. Sementara Yu membalikkan tubuhnya menghadap Yuki, lalu melangkahkan kakinya dengan perlahan mendekati gadis itu.
"Dalam dunia gangster, membiarkan satu nyawa dari musuh itu sangat berbahaya. Suatu saat ia akan menjadi bumerangmu sendiri," ucap Yu pelan dan penuh penekanan.
"Aku bukan bagian dari mereka. Aku hanya ...."
Suara Yuki tersekat saat Yu mengangkat tangannya memberi tanda agar gadis itu berhenti bicara.
"Buktikan padaku jika kau bukan bagian dari mereka." Yu mengangkat alisnya sambil menatap gadis itu dengan tatapan mematikan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Ba-bagaimana aku bisa membuktikannya?"
"Berikan aku tubuhmu!" Jari Yu dengan perlahan mengarah tepat ke dada gadis itu.
Yuki terperangah. Matanya membulat besar. Pipinya merah padam menahan malu. Detak jantungnya berkejaran saat pria itu mengucapkan satu kalimat perintah dengan tatapan menakutkan. Apakah ia diminta untuk melayani pria tersebut? Ia dapat melihat kilat di mata Yu seiring dengan permintaan yang baru saja pria itu ucapkan.
Tubuh Yuki gemetar seketika. Namun, ia tak bisa mengabaikan perintah pria itu. Dengan perlahan tangannya bergerak menuju kancing baju miliknya sendiri. Satu per satu kancing baju miliknya terlepas hingga mengekspos dadanya yang berbalut bra berwarna merah tua. Wajah Yuki tertunduk malu karena sedikit lagi ia akan memperlihatkan buah dadanya bahkan akan melayani pria tampan itu.
Ketika ia hendak melepaskan kamejanya untuk lebih menampakkan seluruh badannya yang mulus, tiba-tiba suara perintah dari mulut pria itu datang kembali.
"Tutup!"
Yuki terkejut. Matanya menatap mata Yu dengan tatapan penuh pertanyaan. Apa maksud orang ini? Ia bahkan baru membuka kancing bajunya.
Yu mengalihkan pandangannya ke tempat lain sambil berkata, "Kancing kembali bajumu."
Yuki menatap heran pria itu. Namun, ia tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun untuk bersuara.
"Wanita selalu saja seperti itu. Lemah dan tak berdaya di hadapan lelaki!" cibir Yu sambil tersenyum mengejek dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Yuki seorang diri di ruangan itu.
Yuki kembali meremas bajunya. Ia menelaah kembali satu per satu kata yang baru saja diucapkan Yu. Apakah dia tidak begitu tertarik dengan kemolekan tubuhnya hingga memintanya mengancingkan kembali kamejanya? Atau ... sebenarnya Yu hanya sekedar mengujinya? Mungkinkah ia terlihat terlalu murah di hadapan pria itu?
Di tengah kebingungan yang melandanya, Ken datang mengejutkannya dari arah belakang.
"Kau dari mana saja, Babe. Aku mencarimu ..."
Mata Ken mengerjap saat melihat kancing-kancing baju Yuki terbuka dan mengekspos buah dadanya yang masih dibalut bra. Yuki menyadari Ken menatap mesum ke arah dadanya. Dengan cepat ia menutup kamejanya dan membelakangi Ken.
"32 B." Ken menebak ukuran buah dada Yuki.
Yuki meliriknya dengan tatapan kesal sambil sibuk mengancing kembali kamejanya. Ukuran 32 adalah ukuran kecil untuk buah dada wanita dewasa.
Ken kembali melanjutkan, "Yah ... meskipun kecil tidak terlalu buruk. Lagi pula aku sudah bosan mencoba yang besar-besar."
Ken menarik ujung bibirnya sambil mengedipkan satu matanya ke arah Yuki, mencoba untuk menggoda gadis tersebut. Namun, dengan dengan segera Yuki melangkahkan kakinya keluar.
"Eitt ... kau mau ke mana?" Ken menarik tangan Yuki dengan cepat hingga tubuh gadis itu tertarik ke pelukannya.
"Lepaskan aku, Baka!" umpat Yuki sambil memukul-mukul dada Ken.
Bukannya melepaskan gadis itu, Ken malah mencium bibirnya dengan kasar.
Sebuah tamparan mendarat di pipi Ken, hingga wajahnya terlempar ke samping. Ken melepaskan tubuh Yuki secara refleks. Sementara Yuki langsung bergegas lari meninggalkannya.
Ken mengelus pipinya yang baru saja ditampar Yuki. "Menarik! Sangat menarik. Sekarang aku punya mainan boneka Barbie yang bisa berubah menjadi Annabelle!" ucap Ken menatap kepergian Yuki dengan alis yang terangkat dan sudut bibir yang menyungging.
Keesokan harinya, geng Akiko di bawah kepemimpinan Ken kembali beraksi. Kali ini target mereka adalah Tuan Sasomoto Suichi. Yaitu pemilik perusahaan Sasomoto yang baru saja dilantik menjadi anggota parlemen Jepang.
Ia menjadi target geng Akiko karena keberaniannya meminta pemerintah Jepang untuk membubarkan geng Yakuza tersebut dan akan menggusur lahan milik masyarakat Kobe. Ia juga mengusulkan undang-undang yang menyempitkan pergerakan seluruh Yakuza di Jepang.
Yu berjalan tegap masuk ke dalam perusahaan Sasomoto. Berpakaian jas serba hitam dengan kacamata yang berwarna hitam pula, Ia dapat melenggang masuk ke ruang Presiden direktur tanpa ada yang menghalanginya. Yu langsung menduduki kursi empuk milik Tuan Sasomoto. Ia membuka kacamatanya perlahan, lalu memetik jarinya memberi sebuah kode. Dua orang anak buahnya langsung masuk ke ruangan tersebut. Ia memerintahkan anak buahnya untuk membuka brankas milik Tuan Sasomoto. Kedua anak buah Yu langsung mengikuti perintahnya. Mereka membuka brankas tersebut dan mengambil seluruh uang yang ada dalam brankas dengan menggunakan sarung tangan.
Sementara di tingkat tertinggi gedung tersebut, terlihat suatu adegan yang mencengangkan. Tampak Ken dan Tuan Sasomoto sedang berada di tepi atap. Ken memegang pundak Tuan Sasomoto, mengarahkannya di ujung atap gedung yang apabila mereka menengok ke bawah, maka yang terlihat adalah jalanan Tokyo yang begitu padat.
"A–apa ... yang akan ka–kau ... lakukan?" tanya Tuan Sasomoto dengan suara gugup dan tubuh yang gemetar hebat.
"Tentu saja kau bisa menduga apa yang hendak kulakukan," bisik Ken dengan suara seksi dan sedikit menggertaknya dengan mencondongkan tubuh pria tua itu seolah hendak menjatuhkannya ke bawah.
Pria itu berteriak ketakutan. Sangat terdengar jelas suara gemertak giginya. Setengah ujung kaki pria itu telah berada di udara, setengahnya lagi masih menginjak lantai.
"Mohon ... am–ampuni a–aku ... a–aku berjanji tidak akan mengusik kalian la–lagi," ucapnya memohon dengan suara terbata-bata dan napas yang tersengal-sengal.
"Terlambat, Babe! Seharusnya kau melakukan itu sebulan yang lalu saat kakakku tidak menggubris seranganmu di media-media Jepang yang mengakibatkan nama kakakku tercemar." Suara seksi Ken yang begitu menakutkan kembali terdengar di telinga pria itu. "Bukankah kita telah menulis surat wasiat sepeninggalan dirimu?" Ken kembali mengingatkan pria itu akan kejadian beberapa menit yang lalu.
Sebelum ia membawa paksa Tuan Sasomoto ke atap gedung. Ia telah memerintahkan secara paksa pria itu untuk menulis surat wasiatnya sendiri yang berisi pengakuan bunuh diri.
Tuan Sasomoto hanya dapat menarik napasnya dalam-dalam. Kematiannya telah berada di ujung tombak. Sementara, dari ruang presiden direktur, Yu masih duduk santai sambil melipat satu kakinya di atas lutut. Ia mengacungkan jari telunjuknya seolah sedang menghitung.
Satu.
Dua.
Yu menjeda sembari menatap foto Tuan Sasomoto yang terletak di meja kerjanya. Seketika tatapan Yu berubah menjadi tatapan iblis yang memancarkan bola api.
Tiga!
Pada hitungan ketiga, tubuh tuan Sasomoto dijatuhkan Ken dari atap gedung lantai 55. Bayangan tubuh pria itu melintas lewat jendela ruangannya sendiri. Meskipun posisi Yu membelakangi jendela ruangan tersebut, tetapi ia dapat merasakan saat ini tuan Sasomoto telah menemui ajalnya. Seketika senyum licik penuh kemenangan tercipta di bibir indah pria tampan yang menakutkan.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
catatan kaki : baka (bahasa Jepang) \= bodoh
nantikan kehadiran karakter-karakter tokoh lainnya di chapter mendatang yaa...kira-kira kalian suka karakter mana yang lebih baddas, Yu yg dingin dan misterius atau Ken playboy dan sangar?
Jangan lupa like dan Komeng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Hearty💕💕
Menyeramkan Yu dan Ken
2024-10-25
0
Asri
aku baca kedua kali
agak gimana gitu sama yuki 😆
tapi mungkin kalau aku diposisi dia juga bakal terpesona sama sosok Yu 😁
2024-06-26
1
🐥Yay
Aku jadi kebayang yu nuang minuman🤭😘
2024-04-03
0