Seusai mengantarkan Maya ke Bandara Aisyah lebih memilih pulang bersama Mas Kelik sopir keluarga Kyai Hasan daripada dengan Bhumi dan Syifa.
"Pak nanti kita mampir ke pasar dulu ya, aku mau belanja bulanan dulu!" pinta Aisyah
"Inggih mbak!" jawab Kelik sopan
Kelik akhirnya memarkirkan mobilnya didepan sebuah pasar tradisional.
Aisyah segera bergegas masuk kedalam pasar untuk berbelanja.
Aisyah memang lebih suka berbelanja di pasar tradisional daripada di mall atau mini market karena selain harganya lebih murah ia juga bisa melakukan tawar-menawar dengan para pedagang.
Setelah selesai membeli semua keperluan rumah tangganya, iapun kembali ke mobil dan pulang.
Sesampainya di rumah Aisyah dikagetkan dengan kedatangan seorang wanita paruh baya berparas ayu dengan postur tubuh bak seorang model, tengah duduk menunggunya.
"Assalamualaikum?" sapa Aisyah ramah
Bukannya menjawab salam Aisyah, wanita itu justru memadanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Aisyah, kamu cantik nak sama seperti ibu, walaupun dandanan kamu yang kampungan tapi tak bisa memudarkan pesona kecantikan parasmu," puji wanita itu padanya
"Maaf ibu ini siapa?, dan mau ketemu dengan siapa?" tanyanya ramah
"Aku ini Rinjani ibumu nduk, ibu maklum kalau kamu tak mengenaliku, karena ibu sudah meninggalkanmu ketika kamu berusia dua tahun," jawabnya dengan mata yang berkaca-kaca
Aisyah terperanjat mendengar pengakuan wanita dihadapannya, ia benar-benar tidak menyangka jika akan bertemu dengan ibu kandungnya hari ini.
"Benarkah dia ibuku, kenapa dia baru menemuiku sekarang?, lalu kemana ia saat aku butuhkan?" batinnya
Hatinya terus berkecamuk, antara bahagia dan kecewa, Aisyah berusaha menenangkan perasaannya. Ia berusaha untuk bisa menerima kehadiran ibunya yang sudah menterlantarkan dirinya dari bayi hingga dewasa.
"Yang dikatakannya benar nduk, dia ibumu!" ucap Latief yang baru tiba di rumah itu
Aisyah kecut kearah wanita itu dan memeluknya.
"Maafkan ibu nak, kalau ibu baru bisa menemuimu sekarang," bisik Rinjani
"Inggih bu, " jawabnya singkat
Aisyah kemudian mengajak Abi dan ibunya masuk kedalam rumah.
Ia segera masuk ke dapur untuk membuatkan minuman untuk mereka.
"*Monggo silahkan diunjuk! ( silahkan diminum)," tidak ucap Aisyah
"Aku iki penasaran lho ambi bojomu nduk, (saya penasaran dengan suami mu nak*?) ?" tanya Rinjani
"Oh jadi ibu mau ketemu Mas Banyu?, dia biasanya pulang malam bu, sekitar jam delapan atau sembilan," jawab Aisyah
"Yaudah, berarti ibu disini dulu ya bi, aku pengin kenal sama menantuku?" Rinjani meminta izin pada Latief
"Boleh saja asal jangan macem-macem, ingat jangan ganggu rumah tangga Aisyah," ucap Latief mengingatkan istrinya
"Iya bi, emangnya aku mau ngapain sih!, curiga banget sama ibu," gerutu Rinjani
"Assalamualaikum!" sapa Bhumi dan Syifa yang baru sampai di rumah
"Waalaikum salam,"
"Oh ada tamu toh?" tanya Syifa sinis
"Iya, kenalin dia ibu Aisyah yang baru saja datang dari Jakarta," Aisyah memperkenalkan ibunya kepada Bhumi dan Syifa
"Bukannya ibu kamu sudah meninggalkan kamu dari kecil, lalu kenapa dia sekarang balik lagi setelah tahu kamu menikah dengan orang kaya?, pasti dia punya niat buruk sama kamu Aish," kata Syifa sembari melirik Rinjani
"Sial!, siapa bocah tengik ini berani-beraninya menyindirku!" batin Rinjani kesal
Mendengar ucapan istrinya Bhumi segera menarik lengan istrinya dan membawanya masuk ke kamarnya.
"Siapa gadis itu, pedes banget mulutnya!" ucap Rinjani kesal
"Dia Syifa istrinya Mas Bhumi adiknya suami Aish bu, kalau masalah omongannya gak usah dipikirin, " jawab Aisyah
"Iya..lagian jadi orang kok mulutnya lemes banget, padahal santri kan?, dan juga suaminya malam diem aja bukannya di tabok tuh mulut istrinya!, pasti kamu sering ya di julitin sama dia?" tanya Rinjani
Aisyah hanya tersenyum kearah Rinjani.
"Sudah kuduga, awas aja kalau dia berani-berani bikin anak aku kesel, aku akan buat perhitungan sama dia!" ancam Rinjani
"Sudahlah bu gak usah dipikirin, oh ya Abi makan malam disini aja ya sekalian, kebetulan tadi Aish habis beli cumi, nanti Aish masakin cumi kesukaan Abi ya?" tanya Aisyah
Latief hanya mengangguk mengiyakan keinginan putrinya.
"Kalau begitu Abi sama Ibu ngobrol aja dulu, kalau mau nonton TV tinggal nyalain saja, Aish tinggal masak dulu ya," ia berpamitan dan segera menuju ke dapur
*********
"Kamu itu jangan malu-maluin aku dong, masa kamu ngomong gak sopan sama ibunya Aisyah, ingat Syifa kalau apa yang kamu katakan itu tidak benar maka akan menjadi fitnah,dan kamu tahu kan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, makanya lain kali jaga mulut kamu, jangan julid sama orang!" Bhumi menasihati Syifa
"Tapi feeling orang jahat itu bener lho, mungkin karena sama-sama jahat jadi aku bisa cium kebusukan hati wanita itu. Walaupun wanita itu menutup aura jahatnya dengan parasnya yang ayu dan senyuman ramahnya, tapi sorot matanya tidak bisa berbohong," batin Syifa
"Syifa!, kamu dengerin aku tidak!" ucap Bhumi geram karena melihat istrinya hanya bengong
"Iya Mas Bhumi sayang aku dengar kok," jawabnya manja
"Lagian bukannya nyaut kalau diajak bicara malah bengong siapa yang gak sebel coba!" jawab Bhumi
"Iya maaf sayang, aku mau jawab tapi takut salah, makanya aku diem aja," bela Syifa
"Yaudah, bikinin Mas teh hangat ya, aku haus!" ucap Bhumi
"Iya Mas," jawab Syifa
Ia kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk suaminya, tapi melihat Aisyah sedang memasak ia malah menyuruhnya untuk membuat teh untuk Bhumi.
"Aish," panggil Syifa lembut
"Kenapa?" tanya Aisyah
"Kamu kan tahu kalau aku tuh seumur hidup tidak pernah memasak ataupun mengerjakan pekerjaan rumah, jadi aku tidak bisa apa-apa. Nah aku mau minta tolong sama kamu ajarin dong aku masak?" pintanya sopan
"Iya, sekarang juga bisa aku ajarin, mumpung aku lagi masak juga," jawab Aisyah
"Iya tapi...Mas Bhumi nyuruh aq untuk bikinin dia teh hangat?, terus aku juga gak bisa, gimana kalau kamu ajarin aku bikin teh hangat dulu," rajuknya pada Aisyah
"Ok,"
Aisyah kemudian mengambil sebuah gelas dan diletakkannya di atas meja.
"Sekarang kamu perhatikan ya!, pertama-tama kamu letakan teh celup di gelas kemudian tambah gula secukupnya, biasanya dua sendok makan untuk gelas besar, lalu tambahkan air panas setengah gelas saja lalu aduk-aduk sampai gula larut. Setelah itu tambah air dingin agar tidak terlalu panas dan bisa langsung diminum, gampangkan!" ucap Aisyah
"Iyah, aku akan mencobanya nanti, sekarang aku kasih tehnya dulu buat mas Bhumi ya, thanks Aisyah!" jawab Syifa meninggalkan Aisyah
"Dasar cewek licik!, bisa-bisanya manfaatin Aisyah!, lagian kenapa Aisyah itu bodoh banget sih mau-maunya dikerjain sama iparnya, tunggu aja Syifa, kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal dariku karena sudah berani-beraninya mengganggu putri ku!" gumam Rinjani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Erna Fellycia
knp orang baik selalu trtindas
2020-04-18
8
zahirrina_19
lanjut semangat terus thor 👍👍👍
aqu juga anak pesantren loh
syuka pokoknya ❤❤❤
2020-04-18
5
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
kite liat aja ka...
2020-04-17
9