Aisyah cukup lama terdiam mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk menjawab pertanyaan dari abinya itu. Dia sebenarnya ingin sekali membahagiakan orang tuanya itu, tapi sebagai manusia normal ia juga sangat menginginkan kebahagiaan dan mendapatkan suami yang sempurna untuk menemani hidupnya hingga akhir hayatnya.
Ketika ia ingin menyampaikan penolakannya seperti keinginannya, tiba-tiba bibirnya kelu dan tak dapat mengeluarkan suara. Aisyah menjadi kaget karena ia belum pernah merasakan hal aneh seperti ini. Ia kemudian memejamkan matanya dan beristighfar beberapa kali agar ia bisa kembali normal.
Ketika ia memejamkan mata bayanga wajah sendu Banyu Al Birunni tersenyum manis padanya, terus mengusik kalbunya. Ditambah senyuman bahagia Latief yang terus hadir dibenaknya, membuatnya tak tega untuk menolak pinangan dari Kyai Hasan. Ia tak bisa menghancurkan kebahagiaan ayahnya yang sangat menginginkan dirinya bersama dengan Banyu Al Birunni.
"Ya Rob, apakah ini pertanda darimu agar aku menerimanya, apakah dia lelaki terbaik yang akan menjadi imam ku. Apa dia yang akan membimbing ku menuju jannah Mu. Tapi kenapa harus dengan pria lumpuh ya Rob apa aku tidak pantas mendapatkan seorang lelaki normal??" batin Aisyah
Aisyah mulai membuka matanya dan melihat wajah ayahnya yang sedari tadi menunggu jawabannya.
"Ada apa nduk??, kamu kecapean ya??" tanya Latief
"Tidak abi, Aish hanya berpikir sejenak tadi untuk menimbang apa yang akan aku katakan pada abi " jawab Aisyah
"Kau memang sama dengan abi, selalu penuh pertimbangan jika hendak memutuskan segala sesuatu" ucap Latief
"Tentu dong, kan Aish putri kesayangannya abi" ucap Aisyah manja
"Iya nduk, terus jawabannya gimana?" tanya Latief
"Bismillahirrahmanirrahim, insya Allah Aisyah mau lanjut bi" jawabnya lugas
Latief segera memeluk erat putrinya ketika mendengar jawaban itu.
"Abi tahu kamu tidak akan mengecewakan aku, percayalah Banyu adalah lelaki terbaik yang Allah kirimkan untuk membimbing mu menuju jannahNya. Jangan memandang sebelah mata hanya karena dia lelaki lumpuh, mungkin dari situlah kau akan banyak belajar sabar dan menerima kekurangan orang lain sehingga membuat mu lebih dewasa. Jangan melihat segala sesuatu hanya dari covernya saja, karena barang-barang murah juga bisa menipu ketika diberi cover yang menarik, jangan kau hanya tertarik dengan seseorang karena wajahnya yang rupawan, karena semuanya itu bisa membuatmu sakit hati nduk. Yang terpenting dari semuanya adalah keimanan seseorang, karena ketika kita sudah menikah maka kita tak lagi melihat wajah tampan atau cantik pasangan kita, untuk menghadapi bahtera rumah tangga. Keimanan kita dan pasangan hidupmu yang membuat kamu akan selalu bertahan dan menerima segala kekurangan satu sama lain. Akan tapi bila kita sudah tak mempunyai basic iman yang kuat maka hanya kata perceraian yang akan terucap ketika bahtera itu datang menghantam biduk rumah tangga kita. Kamu bisa belajar dari abi nak, aku mempunyai istri yang sangat cantik karena ibumu memang seorang model top ibukota. Abi tertarik dengannya karena kecantikannya, abi lupa kalau ia adalah wanita biasa yang tidak dibekali ilmu agama yang kuat oleh keluarganya, yang juga dari keluarga orang kaya. Sehingga ketika ia hidup serba kekurangan bersama abi maka iapun lebih memilih meninggalkan abi, lelaki yang sangat ia cintai. Cinta tak lagi ada artinya ketika kita sudah hidup berumah tangga. Mungkin diawal pernikahan masih ada, tapi di tengah pernikahan apalagi badai sudah datang, maka cinta tak bisa berkata apa-apa. Di sana hanya ada Rohmah yang harus kita perjuangkan dengan keimanan kita agar rumah tangga kita tetap langgeng sampai akhir hayat nduk" Latief memberikan nasihatnya pada Aisyah
Aisyah hanya mengangguk mendengar ucapan dari abinya.
Setelah selesai makan dan membayar semua makannya, merekapun kembali kerumahnya.
Malam sudah bergeser menuju pagi hari, jam beker pun mulai berdering membangunkan Aisyah yang masih terlelap untuk melakukan rutinitas sholat malamnya.
Gadis itu segera mengambil air wudhu dan bergabung dengan santriwati lainnya untuk melakukan sholat tahajud berjamaah. Setelah selesai sholat ia melanjutkan dengan dzikir dan membaca kalam Illahi sambil menunggu waktu subuh. Setelah selesai sholat subuh ia membagi tugas santriwati lainnya untuk memasak dan bekerja bakti membersihkan lingkungan pondok. Begitulah rutinitas Aisyah di pagi hari sebelum ia memberikan kajian kepada para santriwati di sana.
Gadis itu mulai merebahkan tubuhnya di balai bambu yang terletak didepan asrama putri.
Ia memejamkan mulai memejamkan matanya, karena rasa kantuk yang mulai menderanya. Semilir angin berhembus sepoi-sepoi membuatnya terbuai untuk melanjutkan tidurnya.
Seorang pria berdiri dihadapannya dan menatapnya intens.
"Kamu pasti kelelahan setelah seharian mengurusi acara Maulid Nabi, kamu sangat cantik kalau tidur Aish, astaghfirullah kenapa aku jadi malah tergoda dengan kecantikannya" batin Bhumi
Ia segera menundukkan pandangannya dan berucap istighfar.
"Mas Bhumi, mau bangunin mbak Aisyah ya?" tanya salah seorang santriwati
"iya, tapi gak usahlah nanti saja nunggu dia bangun. Kasian dia pasti kelelahan" ucap Bhumi
"oh, yasudah mas kalau begitu aku permisi dulu" ucap gadis itu
Angin berhembus kencang mungkin karena akan turun hujan, membuat dedaunan kering dari pohon mangga berjatuhan dan mengenai wajah Aisyah. Melihat hal itu Bhumi segera mengambil dedaunan yang menutupi wajah ayu Aisyah.
"maaf ya dek, bukannya mas kurang ajar tapi mas takut ada semut yang hinggap didaun dan menggigit wajahmu" ucap Bhumi lirih
Karena merasa ada yang menyentuhnya, membuat Aisyah menggeliat hingga membuatnya bertatapan langsung dengan Bhumi. Keduanya saling menatap dalam waktu yang singkat sebelum keduanya sama-sama menjauhkan pandangannya.
Deg!! detak jantung keduanya berdegup kencang seperti ada aliran listrik yang menyengat mereka sehingga membuat keduanya langsung menjauh.
"maaf dek, bukannya mas kurang ajar, tapi mas cuma membantu menyingkirkan dedaunan yang jatuh diwajah mu" ucap Bhumi gugup
"eeehhh iya mas, gak papa kok, mungkin Aish yang ceroboh karena tertidur dibawah pohon" jawab Aisyah
"Kalau kamu lelah kenapa tidak tidur di kamarmu saja?" ucap Bhumi
"Hehehe!!, mana bisa mas, yang ada malah gak bisa tidur " jawabnya sambil tersenyum manis
Senyumnya yang manis membuat Bhumi terkesima padanya.
"Kenapa senyumnya manis sekali!!, duh Gusti!!, coba dia tidak dijodohkan sama mas Banyu, pasti aku akan segera meminangnya untuk menjadi permaisuri ku" kata Bhumi dalam hati
"Oh iya, mas Bhumi kesini ada apa perlu apa ya?" tanya Aisyah
"hmmm, aku mau membahas persiapan untuk lomba Tahfiz Qur'an saja kok, jadi kalau kamu capek ya besok saja kita bahasnya" jawab Bhumi
"Ya sudah, ayo sekarang saja kita bahas mumpung aku lagi kosong" sahut Aisyah
"Ayok!, tapi kita bicarakan di warung mang Asep saja ya, sambil makan kebetulan aku lagi laper nih" balas Bhumi
Aisyah tersenyum dan mengiyakan ajakan mas Bhumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ilham
aku suka ceritanya bagus
2021-10-11
1
Abizar
Lanjut terus Thor. ☺️ Jangan lupa mampir di novel aku ya.
2020-04-10
7
Mahasana (IG: @anaalien10)
Next Thorrr 😁 Jgn lupa like back ceritaku yaa 👌
2020-04-09
10