Aisyah hanya tersenyum kecut setelah tahu bahwa Bhumi yang memilih baju itu untuknya.
Ia kemudian keluar bersama Banyu menuju ke mobil mereka.
Bhumi yang baru saja tiba di rumah, terkesima melihat Aisyah yang memakai baju pilihannya.
"Cantik!!" ucap Bhumi
"Eeh...maaf!, maksudnya bajunya cantik!" ralat Bhumi
"Memangnya istriku tidak cantik apa, Bu?" kata Banyu
"Cantik Mas, kalian sangat serasi!" puji Bhumi
"Makasih Bubu, Aisyah suka lho baju pilihan kamu," ucap Banyu
"Alhamdulillah kalau suka, btw kalian mau kemana kok rapi banget?" tanya Bhumi
"Mau kencan dong Bu, Makanya kamu buruan nyusul kita," sahut Banyu
"Nyusul kemana Mas?" tanya Bhumi
"Nikah lah Bu, udah punya calon belum?" tanya Banyu
"Pengin sih Mas, tapi belum ada calonnya," jawab Bhumi
"Apa perlu aku cariin?" goda Banyu
"Gak usah Mas," Bhumi menolak halus
"Yaudah kalau gak mau, padahal aku punya temen yang sholeha loh buat aku kenalin sama kamu Bu, tapi karena kamu gak mau yaudah!" ucap Banyu
Ia dan istrinya kemudian pergi meninggalkan rumah itu dan menghadiri acara ulang tahun perusahaan Banyu Corporation.
"Masya Allah gede banget kantornya mas?" puji Aisyah
"Alhamdulillah sayang, doain Mas ya, karena aku lagi msh jg
Begitu sampai di pintu masuk gedung beberapa orang langsung menyambutnya.
"Selamat datang di Banyu Corporation ibu Aisyah," sapa seorang gadis cantik padanya
"Terima kasih," jawab Aisyah
Sepanjang perjalanan menuju ke ballroom tempat acara berlangsung semua karyawan menyapanya ramah.
"Kok mereka semua mengenalku Mas, padahal aku belum memperkenalkan diri," ucapnya heran
"Tentu dong sayang, mungkin karena mereka sering melihat foto-foto mu kali," jawab Banyu
"Dimana Mas?, kan aku gak pernah pasang foto aku dimanapun, medsospun aky tak punya kecuali WhatsApp itu juga ga pakai profil foto aku," kata Aisyah
"Sudah, tidak usah difikirkan, sekarang ayo aku perkenalkan kamu kepada semua karyawan dan rekan bisnis ku," ajak Banyu
Ia kemudian membawa Aisyah naik ke atas podium dan memperkenalkannya di depan umum.
Setelah acara selesai Banyu mengajak istrinya untuk melihat ruang kerjanya.
"Hmmm, pantesan semua karyawan langsung mengenalinya, ternyata Mas Banyu memajang foto-foto ku diruangannya, ya ampun Mas, ini ruangan sampai penuh dengan fotoku," batin Aisyah bangga
Aisyah merasa bangga setelah melihat ruangan kerja suaminya yang dipenuhi foto-fotonya, bahkan CV yang ia dulu berikan padanya juga dipajang disana.
**********
Hari Senin merupakan hari yang paling melelahkan bagi Bhumi, setelah liburan hari minggu pekerjaannya bertambah banyak saja.
"Lagi sibuk ya Mas?" tanya Syifa
"Ehh iya, apa kaki kamu udah baikan?" tanya Bhumi
"Alhamdulillah Mas, kemarin udah diurut jadi sudah mendingan, btw kalau Mas tidak keberatan aku bisa kok membantu pekerjaan kamu?" tawar Syifa
"Bukannya kamu harus melatih santriwati yang akan ikut lomba Hafidzah?" tanya Bhumi
"Sudah kelar Mas, sekarang saya lagi kosong," jawab Syifa
"Boleh deh kalau kamu mau bantuin, soalnya kepalaku sudah pusing ngurusin kerjaan yang gak kelar-kelar," keluh Bhumi
"Yes, akhirnya bisa berduaan juga dengan Mas Bhumi," gumam Syifa
Gadis itu dengan cekatan membantu menyelesaikan pekerjaan Bhumi yang menumpuk, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam petang dan Adzan Magribpun berkumandang.
"Kita jeda sholat Maghrib dulu Mas, setelah itu baru kita lanjut lagi," ajak Syifa
"Iya, aku sampai lupa waktu sampai-sampai tak terasa sudah merepotkan kamu hingga magrib gini," sesal Bhumi
"Sudahlah Mas, tidak perlu sungkan lagian aku ikhlas kok bantuin kamu," jawab Syifa
"Terima kasih Syifa, ayo sekarang kita wudhu dan sholat magrib berjamaah disini," ajak Bhumi
Seperti mendapatkan durian jatuh, hati Syifa berbunga-bunga ketika Bhumi mengajaknya untuk sholat berjamaah dengannya.
Kyai Hasan yang tak sengaja melewati ruangan Bhumi, terperanjat melihat Bhumi yang sedang sholat berjamaah bersama seorang gadis.
"Ternyata anaku yang satu ini, harus segera aku nikahkan juga, sebelum ada fitnah karena kedekatan mereka berdua," ucap Kyai Hasan lirih
Kyai Hasan kemudian berjalan masuk setelah melihat keduanya selesai sholat magrib.
"Assalamualaikum," sapa Kyai Hasan
"Waalaikum salam," jawab Bhumi kaget
"Ada apa abah datang kesini?" tanya Bhumi gugup
"Aku cuma mau mengajakmu pulang, le" jawab Kyai Hasan
"Tapi pekerjaan Bhumi belum selesai bah, rencananya aku akan lembur untuk menyelesaikannya hari ini," jawab Bhumi
"Berduaan dengan Syifa!" ucap Kyai Hasan dengan nada tinggi
Bhumi tak menjawab pertanyaan darinya, ia hanya diam dan menunduk.
"Ingat le, tidak baik seorang pria dan wanita berada dalam satu ruangan tanpa seseorang yang mengawasinya, karena syetan akan menggoda keduanya," ucap Kyai Hasan lagi
"Baiklah abah, kalau begitu Bhumi akan menunda lembur hari ini, aku akan pulang bersama abah," jawab Bhumi
"Kalau begitu biar Syifa saja yang mengerjakan pekerjaan Mas dirumah, lagian tanggung cuma tinggal sedikit lagi selesai," Syifa memberanikan diri menawarkan bantuan pada Bhumi
"Tidak usah Syifa, biar aku saja yang menyelesaikannya," jawab Bhumi
"Gak papa Mas, Syifa gak keberatan kok," cicit Syifa
"Tidak usah Syifa!" tolak Bhumi halus
"Sudahlah kamu tidak usah pulang bareng abah, mendingan kamu antarkan Syifa pulang!" perintah Kyai Hasan
"Yes!!, sepertinya hari ini Dewi Fortuna sedang berpihak padaku!" gumam Syifa Bahagia
"Baik abah," jawab Bhumi
Bhumi memang tidak pernah membantah perintah dari abahnya itu, hal itulah yang membuat Kyai Hasan sangat menyayanginya dan tidak membeda-bedakannya dengan Banyu walaupun ia cuma seorang anak angkat.
Setibanya dirumah Syifa, Bhumi segera membukakan pintu untuknya.
"Makasih ya Mas Bhumi, sudah repot-repot mengantarkan aku pulang" ucapnya dengan senyum yang mengembang
"Sama-sama Syifa, terima kasih juga sudah membantu ku hari ini," jawab Bhumi
"Apa Mas mau minum teh dulu dirumah Syifa?" tanya gadis itu sumringah
"Terima kasih atas tawarannya, tapi karena sudah malam aku tidak bisa, mungkin lain kali saja," tolaknya halus
"Lain kali ya!, jangan bohong Mas, pokoknya harus mau mampir kapan-kapan ya?" kata Syifa
"Iya tapi Mas gak janji loh," jawab Bhumi
"Gak mau tahu!! pokoknya harus mau lain kali!" paksa Syifa
"Yaudah iya!" jawab Bhumi
"Asyik!!, beneran ya Mas, aku tunggu lho!" sahut Syifa senang
"Isya Allah, yaudah Mas pamit ya, Assalamualaikum," kata Banyu
"Waalaikum salam, iya hati-hati," jawab Syifa
Gadis itu kemudian berjalan masuk ke rumahnya.
"Siapa laki-laki itu!" tanya Bambang ayah Syifa
"Mas Bhumi Romo!" jawab Syifa
"Bhumi anak Kyai Hasan?" tanyanya lagi
"Iya, memangnya kenapa?" Syifa balik bertanya
" Mending kamu jauhin dia nduk, Bhumi cuma anak angkat jadi dia tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan untuk menjadi seorang calon Menantu Lurah Bambang Hadijoyo," ucap pria itu sombong
"Makanya Romo lamar dia buat Syifa!" Rengek anak bungsunya itu
"Bocah gendeng!, wong aku itu gak setuju kamu pacaran sama dia kok malah minta dilamarin. Lagian apa kata dunia kalau anak gadis Lurah Bambang Hadijoyo melamar seorang lelaki, anak pungut lagi mau ditaruh dimana muka Romo!, kaya nggak laku saja kamu nduk," Keluh Bambang
"Romo?, meskipun Mas Bhumi itu cuma anak angkat tapi jika ia menikah dengan ku, aku akan membuatnya menjadi pewaris tunggal Pondok Pesantren Darunnajah, dengan begitu Romo tidak perlu malu lagi punya menantu Mas Bhumi!. Lagian apa salah seorang wanita melamar laki-laki, toh Hadijah saja berani melamar Rosululloh SAW untuk menjadi suaminya, Di Padang juga begitu Romo, jadi kenapa harus malu?" sahut Syifa
"Itu perkara yang berbeda nduk?, Hadijah melamar Nabi SAW, karena ia tahu kalau Baginda tidak berani melamar dirinya karena dia adalah janda Kaya dan terhormat di sana, sedangkan Nabi hanyalah seorang yatim yang tidak berada, sedangkan Romo dan Kyai Hasan itu memiliki status sosial yang sama jadi tidak mungkin nduk. Sedangkan di Padang itu merupakan tradisi atau adat mereka tetapi juga tidak di semua daerah berlaku seperti itu. Kita ini wong jowo yang selalu memandang bibit, bebet dan bobot dan juga unggah-ungguh leluhur yang tidak boleh dilanggar nduk," ucap Bambang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Andi Suardi Pratama
Lurah aja sombongnya g ketulungam..modar awa
2021-09-18
0
Tuti haryati
tradisi Ohhh tradisi
2020-07-28
0
Marliatin
pae gila harta & jabatan...mati gak digowo pak...jgn takabur...
2020-06-11
0