Pagi-pagi sekali Aisyah sudah menata meja makan dengan masaknnya yang mengundang selera.
"Kamu masak opo nduk?" tanya Nyai Safi'ah
"Botok Klanding pesenan Abah, sama pepes ikan kesukaan Maya, terus sayur bening oyong kesukaan Mas Banyu, sambal terasi level omongan tetangga favorit Aisyah sama perkedel jagung kesukaan Mas Bhumi," jawab Aisyah
"Baik banget kamu cah ayu, sampai semua orang kamu masakin masakan favoritnya, duuh!, jadi makin sayang sama Aish," Safi'ah memeluk menantunya erat
"Yaudah, Maya ke kamar dulu ya mau panggilin abah biar cepetan dandannya, biasa aki-aki suka lama kalau dandan sendirian!, hihihi..." ucapnya sembari terkekeh
Aisyah juga kemudian masuk ke kamarnya untuk membantu suaminya bersiap-siap untuk pergi kerja. Gadis itu membantunya memakaikan dasi serta merapikan kemejanya.
"Sekarang kita sarapan yuk Mas," ajak Aisyah
"Ayo?" sambut Banyu
Aisyah mendorong kursi rodanya menuju kemeja makan.
Dia melihat Syifa sudah duduk manis disana dengan suaminya.
"Duuh!!, romantis banget sih kakak ipar aku pagi-pagi udah main dorong-dorongan kursi roda sama suaminya, beda sama kita ya sayang?, kalau kita kan keluar kamar gandengan tangan berdua, eeeh kalau Aish malah dorongin kursi roda suaminya!, bener-bener so sweet," ledek Syifa
Deg!, Aisyah merasa terkejut mendengar ucapan Syifa, karena ia tahu kata-kata yang diucapkan olehnya bukanlah sebagai pujian melainkan hinaan untuk suaminya.
"Alhamdulillah saya dan Mas Banyu masih bisa bermain dorong-dorongan kursi roda daripada gak ada yang diajak bicara karena berjauhan jarak duduknya, " jawab Aisyah yang melihat Bhumi dan Syifa duduk berjauhan
"Iiisshh, sial!!, lagian kenapa Mas Bhumi duduknya jauh banget sih dari aku, " umpat Syifa dalam hati
"Mas! pindah duduk sebelah Syifa apa?, ngapain sih jauh-jauhan kaya oramg lagi marahan saja!" cibir Syifa
"Mas duduk disini karena biar deket sama perkedel jagung kesukaan Mas, jadi aku tidak akan kehabisan nantinya," jawab Bhumi
Syifa yang kesal segera mengambil piring yang berisikan perkedel jagung dan menaruhnya tepat didepan tempat duduknya.
"Tuh udah aku pindahin!, masih gak mau pindah juga!" ucap Syifa ketus
Aisyah dan Banyu hanya tersenyum melihat keduanya. Kyai Hasan dan Nyai Safi'ah pun akhirnya keluar dari kamarnya menuju meja makan.
"Silahkan dinikmati sarapannya Abah dan Maya, hari ini Syifa loh yang masak," ucapnya dengan penuh percaya diri
"Terima kasih nduk," jawab Kyai Hasan
Maya hanya tersenyum melihat sikap culas menantu keduanya itu.
"Tidak disangka ternyata hati Syifa tak seelok parasnya yang ayu," batin Maya
Maya kemudian mengambilkan nasi dan botok klanding ke dalam piring Kyai Hasan.
"Monggo dicicipi botok Klandinnya Mas, Aish lho yang masakin spesial untuk abah," ucap Maya sembari melirik kearah Syifa
Wajahnya berubah merah padam seketika setelah mendengar ucapan dari Maya.
"Sialan!, kenapa si nenek tua ini tahu kalau masakan itu bukan masakanku," gumamnya kesal
"Kok pada bengong, ayo silahkan dinikmati hidangannya, kasian lho yang masak kalau cuma dilihatin saja!" Aisyah mencoba mencairkan keheningan di ruang makan
"Oh iya, btw masakan kesukaan kamu apa Syifa?" tanya Aisyah
"Opor ayam, emangnya kenapa?" Syifa balik bertanya
"Ok, jadi biar nanti kamu juga merasakan makanan favorit kamu ada di meja makan ini, karena pagi ini semuanya sudah Aish masakin makanan favoritnya, cuma kamu saja yang belum aku masakin karena aku baru tahu makanan favorit kamu," jawab Aisyah
"Sialan!!, berani-beraninya dia menjebakku!, awas saja kamu Aish!" ancamnya dalam hati
Selesai sarapan Aisyah segera mengantar suaminya hingga menuju ke mobilnya.
"Mas pergi dulu ya sayang, inget! jangan capek-capek kerjanya biar kita bisa cepet dapat dede bayi, hihihi" goda Banyu
"Apaan sih Mas, " jawab Aisyah manja
"Assalamualaikum kesayangan Mas Banyu," ucap Banyu dengan senyum manisnya
"Waalaikum salam kesayangannya Aisyah," jawab Aisyah menundukkan kepalanya dan Banyu segera mencium keningnya
"Diih!!, sok-sokan romantis segala, sengaja banget sih kamu biar Nyai dan Abah tahu kalau kamu itu sangat mencintai anak lelakinya yang cacat gitu, huh! dasar cari muka!" cibir Syifa lirih
Aisyah segera kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap berangkat ke Pondok.
"Lho kok Aish mau berangkat ke Pondok sih?, bukannya mengantar Maya dan Abah ke bandara?" tanya Maya
"Memangnya Maya mau kemana?" tanya Aisyah
"Isssh!, masih muda kok sudah jadi pelupa?, kan Maya sama Abah sudah ngomong sama kamu, kalau kami hari ini mau pergi umroh bersama para pengurus Pondok, makanya Abah minta dimasakin botok sama kamu sekalian buat bekel, masa lupa sih," kata Maya dengan mimik kecewa
"Maaf Maya, maklumlah namanya juga manusia tempatnya salah dan lupa?, yaudah sekarang Aish tidak jadi ke Pondok, tapi akan mengantar Maya ke Bandara!" jawab Aisyah
"Nah gitu dong baru menantu kesayangan Maya, " ucap Maya mengusap lembut kepala Aisyah
"Memangnya cuma Aish ya menantu kesayangan Maya, Syifa tidak?" tanyanya cemberut
"Syifa juga menantu kedatangan Maya dong, semuanya sama tidak ada yang Maya beda-bedakan," jawab Maya
Syifa tersenyum bahagia dan memeluk mertuanya itu.
"Kalau begitu aku boleh dong ikut nganter Maya ke Bandara juga?" kata Syifa
"Iya tentu boleh toh nduk?" jawab Safi'ah
"Sekarang bantu Maya bawain koper-koper ke dalam mobil!" titah Safi'ah
"baik Maya!!" jawab keduanya kompak
Mereka kemudian bergegas menuju ke kamar Maya dan menarik koper-koper itu menuju ke mobil.
"Coba tanya Masmu, dia mau ikut nganter kita atau tidak?" tanya Maya pada Syifa
"Inggih Maya," jawab Syifa
Gadis itu segera menuju ke kamarnya menemui suaminya.
"Mas, kata Maya kamu mau ikut nganterin beliau ke Bandara atau tidak?" tanya Syifa
"Iya aku akan ikut!" jawab Bhumi
"Kalau gitu mas siap-siap sekarang, karena kita semua udah siap dan mau jalan!" ucap Syifa
"Ok, tunggu sepuluh menit ya!" jawab Banyu
"Yaudah Syifa bantu biar cepet Mas," Syifa menawarkan diri
Ia kemudian membuka lemari dan mengambil baju untuk suaminya, bukannya membantu gadis itu malah membuat baju di lemari pakaian Bhumi jatuh semua, Karena ia menarik baju suaminya dengan semangat empat lima.
"Duuh!!, mending kamu tunggu diluar aja deh dari pada bikin isi lemari aku jatuh semua!" ucap Bhumi
"Isshh!!, Mas kok gitu, ga da romantis-romantisnya banget sama istri, bukannya terima kasih udah di bantuin malah ngusir!" gerutu Syifa
"Iya maaf Syifa, tapi Mas minta tolong sama kamu, mending kamu tunggu diluar biar aku bisa ganti baju dengan cepat daripada kamu malah membuat lama, karena justru memberantakin lemari aku dan terpaksa aku harus membereskan bajuku dulu sebelum pergi, bukannya itu malah membuat tambah lama?" tanya Bhumi
"Iiih!! sebel!, kenapa sih ternyata kamu nyebelin!" ucap Syifa kesal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
zahirrina_19
hahaha kasian si syifa
2020-04-17
6
Mas Adam
seneng we sama Aisyah..keren euy!
2020-04-17
5
ulfa pesek
rasain lu kan, punya hati kok busuk banget sih syifa
2020-04-17
10