Aisyah membuka pintu kamar Mas Banyu dan menguncinya.
Ia mengedarkan netranya menatap setiap sudut kamar yang bercat biru laut itu.
Kamar yang besar dan rapi diatas meja belajarnya tersusun apik buku-buku keagamaan dan juga berbagai buku lainnya.
Di dinding kamarnya tampak terpajang foto-foto Mas Banyu ketika masih kecil hingga dewasa.
"Dia kehilangan senyumnya setelah kecelakaan itu, " ucap Aisyah
Ia segera membuka bajunya dan mengganti dengan kebaya, Ia kemudian keluar untuk menemui Nyai Safi'ah.
"Wah!, pas tenan, top pokoke!, ayune mantuku, " puji Safi'ah
Aisyah hanya tersenyum simpul mendengar pujian dari calon mertuanya itu.
"Yaudah sip nduk!, sekarang boleh dilepas lagi karena akan maya loundry kebayanya, " ucap Safi'ah
Aisyah segera masuk kembali ke kamar Mas Banyu untuk mengganti lagi kebayanya.
Segera ia kembali keruang tamu setelah selesai berganti baju.
"Mulai besok kamu sudah tidak boleh ke pondok dulu, karena harus dipingit hingga hari pernikahan kamu yang tinggal tiga belas hari lagi, " ujar Safi'ah
"Baik Maya" jawab Aisyah
"Sekarang karena sudah sore mending kamu bantu-bantu Maya saja yah, nyiapin masakan buat nanti malam, " ajak Safi'ah
Keduanya kemudian bergegas menuju ke dapur, Aisyah dengan cekatan membantu Safi'ah memotong sayuran dan mencucinya.
"Ternyata kamu sangat pandai memasak ya, " puji Safi'ah
"Kalau Maya capek, mending istirahat saja, biar Aish yang melanjutkan masaknya, " ucap Aisyah
"Maya percayakan semuanya padamu nduk, nanti kalau sudah selesai temui Maya dikamar, aku mau rebahan dulu,"' ucap Maya
Wanita itu meninggalkan Aisyah sendiri di dapurnya.
"Maya!!, tolong bawakan Banyu minum!" teriak Banyu yang baru saja pulang ke rumah
Aisyah tak bergeming ia masih asyik melanjutkan aktivitasnya yang sekaligus juga merasa hobinya.
"Maya!!" teriak Banyu lagi
Aisyah menghentikan aktivitasnya sejenak ketika mendengar teriakan Banyu yang lebih keras dari sebelumnya.
"Iya!!" teriak Aisyah
"Tolong ambilkan air minum!" ucap Banyu
Aisyah segera mengambil segelas air putih dan mengantarkannya ke kamar Banyu.
"Ini airnya mas," ucap Aisyah meletakkan gelas itu diatas meja belajarnya
"Maya lagi masak apa sih, sampai gak denger panggilan Banyu," ucap Banyu
"Masak capcay sama tongkol balado." jawab Aisyah
"Hmmm, enak dong!" ucap Banyu mendekati meja belajarnya dan segera meneguk minumannya
Aisyah kemudian berjalan keluar meninggalkan kamar itu.
"Maya tunggu!, tolong bantu Banyu sebentar, aku mau mandi, " pinta Banyu sembari menarik lengan Aisyah
Banyu memang belum tahu kalau wanita yang berada disampingnya itu adalah Aisyah. Ia mengira itu adalah Mayanya yang memang sama-sama memakai kerudung panjang. Banyu memang terbiasa dibantu oleh Maya saat akan mandi, biasanya Safi'ah akan menunggunya di depan pintu kamar mandi dan menyiapkan segala keperluan mandinya.
"Maaf Mas, Aish akan panggilkan Maya dulu untuk membantu kamu mandi, " ucap Aisyah sambil melepaskan tangannya
Banyu hanya terdiam dengan tatapan dinginnya.
Melihat tatapan Banyu yang menyeramkan Aisyah segera berlari meninggalkan kamar itu.
"Ia pasti marah, duh tatapannya galak banget!" ucap Aisyah lirih
Ia kemudian berjalan mendekati kamar Safi'ah.
**tok!, tok!, tok!
"Masuk! " ucap Sa'fiah
Aisyah segera masuk dan menyampaikan maksud kedatangannya.
"Terima kasih ya, kamu jangan masukin hati kalau dia itu marah-marah ya, maklumin aja dia seperti itu sejak kakinya lumpuh, padahal sebelumnya ia adalah anak yang ramah dan periang." ucap Sa'fiah
"Inggih Maya" Aisyah segera pamit untuk melanjutkan masaknya
Setelah selesai masak Aisyah menata meja makan itu dengan rapi, dan tak lupa ia memberi tahu Safi'ah jika pekerjaannya telah selesai.
"Saya pamit dulu Maya, " Aisyah berpamitan
"Gak boleh, mau Magrib pamali anak perawan keluar sendirian, kamu harus ikut makan disini. Setelah makan baru boleh pulang," ucap Maya
"Tapi saya harus mandi dulu Maya, gak enak badan rasanya lengket banget," ucap Aisyah
"Sudah kamu mandi di kamar tamu aja, nanti Maya pinjamin baju aku yang muat untukmu, terus kamu juga sekalian sholat Maghrib disini saja ya," bujuk Maya
"Baik Maya!" Aisyah segera mengikuti Maya yang membimbingnya menuju kamar tamu.
Aisyah segera menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Selesai mandi ia kemudian melaksanakan sholat magrib disana.
"Sudah selesai nduk?" tanya Safi'ah
"Sudah Maya" jawab Aisyah
"Yuk kita makan dulu?" ajak Safi'ah
Keduanya kemudian berjalan menuju meja makan, tampak Kyai Hasan, Mas Banyu dan Mas Bhumi menunggu mereka.
"Monggo silahkan dicicipi, ini semua masakannya Aisyah lho!" ucap Maya
Aisyah hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Safi'ah.
Semuanya terlihat menikmati menu makan malam yang dimasak oleh Aisyah, kecuali Aisyah yang merasa canggung karena duduk dihadapan Mas Banyu yang bersikap dingin padanya.
"Apa dia masih marah karena masalah tadi ya, " gumam Aisyah
"Kenapa ia menatapku dengan tatapan penuh kebencian, apakah aku sangat membutuhkannya marah kali ini," pikir Aisyah yang mulai kacau karena merasa risih dan canggung dengan lelaki dihadapannya itu
Setelah selesai makan gadis itu berpamitan pada Nyai Safi'ah dan Kyai Hasan.
"Saya pamit dulu Maya," ucap Aisyah sembari mencium tangan Safi'ah
"Ya!, makasih lho sudah bantuin Maya masak hari ini, masakanmu benar-benar mantul!" Maya mengacungkan kedua jempolnya
"Karena sudah malam, kamu pulang diantar sama Bhumi saja ya?" ucap Maya
"Biar Banyu saja yang mengantarkan Aisyah!" sergah Kyai Hasan
"Kamu pulang sama Mas Banyu saja yah," ucap Maya
"Inggih Maya" jawab Aisyah
Maya mengantar Aisyah dan Banyu hingga pintu pagar.
"Hati-hati!, jangan ngebut Bi!" teriak Safiah sambil melambaikan tangannya
Dalam perjalanan pulang keduanya hanya terdiam tanpa sepatah katapun terucap dari keduanya untuk sekedar mengusir kecanggungan diantara mereka.
Banyu segera menghentikan mobilnya di depan rumah Aisyah.
"Makasih Mas, " ucap Aisyah
Banyu hanya mengangguk dan langsung memutar mobilnya kembali kerumahnya.
"Huft!, sabar Aisyah!" ucap Aisyah sambil mengusap dadanya
"Assalamualaikum, " sapa Aisyah
"Waalaikum salam, " Latief keluar membukakan pintu untuknya.
"Kok kamu pulang nduk?" tanya Latief heran
"Nyai memintaku untuk berdiam di rumah selama dua minggu ini bi, menunggu sampai hari pernikahan tiba," jawab Aisyah
"Oh begitu, ya sudaj sekarang masuk dan istirahatlah, " perintah Latief
Aisyah membuka pintu kamarnya yang sudah lama ia tinggalkan.
"Selama beberapa hari kedepan aku akan menghabiskan waktu bersama kalian, sebelum aku benar-benar meninggalkan kalian untuk waktu yang tidak ditentukan kapan aku bisa pulang, " ucapnya sambil memeluk guling kesayangannya
***Dua belas hari kemudian...
Seorang wanita datang kerumahnya untuk menjemput Aisyah dan membawanya menuju rumah Kyai Hasan.
Gadis itu segera masuk kedalam mobil itu ditemani oleh ayahnya.
"Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah ridhoilah setiap langkah ku dalam menjalankan semua perintahMu dan menjalankan sunah-sunahnya, semoga hamba selalu diberikan kesabaran dan juga kemudahan dalam menjalankan setiap aktivitas ku, Bismilahi Tawakaltu Alallahi La Hawla Wala Quwwata Illa Billahi, " doanya ketika ia meninggalkan rumahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
banyu lumpuh bisa bw mobil ya?
2021-12-26
0
Juniwati Juni
AQ juga bingung dgn panggilan Maya itu🤔🤔🤔
2021-11-17
0
dwi alfiah
aku bingung maya itu nama atau panggilan ibu apa gimny aku bingung bcnya
2021-11-09
0