**Ting nong!!, ting nong!!,
Aisyah segera membuka pintu vila itu, seorang wanita Timur Tengah menyapanya dengan senyuman ramah.
"Assalamualaikum ukhti, saya Amber ingin bertemu dengan Mas Banyu?" sapa wanita itu ramah
"Waalaikum salam, silahkan masuk," Aisyah mempersilahkan wanita itu masuk
Ia kemudian menyuruhnya untuk duduk sedangkan ia memanggil suaminya yang sedang tadarus di kamarnya.
"Ada Amber Mas," ucap Aisyah
"Suruh tunggu saja, kalau tidak kau temani dia dulu, nanti aku akan menyusul setelah menyelesaikan bacaanku. Aku memang menyuruhnya datang kemari karena Ilham memintaku untuk mempertemukan mereka disini, dan aku tidak mau menemuinya seorang diri, karena tidak baik jika seorang laki-laki menemui tamu wanitanya tanpa ada seorang yang mendampinginya," jawab Banyu
"Yasudah, Mas lanjutkan saja tadarusnya biar Aish yang menemani Amber," sahut Aisyah
"Terima kasih sayang," ucap Banyu mesra
"Sama-sama Mas," jawab Aisyah meninggalkan kamarnya
Ia kemudian kembali menemui Amber diruang tamu.
"Mohon tunggu sebentar ya, suami saya sedang tadarus," Aisyah mencoba membuka percakapan diantara mereka
"Baik ukhti," jawab Amber
"Panggil saja Aisyah, saya istrinya Mas Banyu," Aisyah memperkenalkan dirinya
Gadis itu segera menyambut uluran tangan Aisyah dan memperkenalkan dirinya.
"Saya Amber," jawabnya
Gadis itu sedikit merasa canggung ketika tahu bahwa Aisyah adalah istri Banyu, ia merasa tidak enak hati karena telah membuat Banyu Al Birunni menjadi cacat hingga sekarang.
"Kamu kenapa?" tanya Aisyah ketika melihat kegelisahan di mata Amber
"Saya merasa bersalah karena sudah mengakibatkan Mas Banyu celaka hingga kakinya lumpuh, sekali lagi saya mohon maaf ukhti," ucap Amber dengan bibir bergetar
"Sudahlah, yang lalu tidak perlu diungkit lagi, lagian mungkin ada hikmahnya Mas Banyu lumpuh, karena dengan begitu ia setuju untuk menikah dengan ku, tapi tidak tahu kalau dia sehat mungkin ia akan menikah dengan orang lain, lagian Mas juga sudah memaafkan kamu, kenapa harus minta maaf lagi," jawab Aisyah dengan senyum manisnya
"Alhamdulillah, terima kasih ukhti, ternyata kamu adalah seorang yang sangat bijaksana, sungguh beruntung Mas Banyu mendapatkan dirimu," puji Amber
Percakapan mereka terhenti ketika seorang laki-laki datang mengetuk pintu vila.
**tok!,,tok!!
"Assalamualaikum!" sapa laki-laki itu
"Waalaikum salam," jawab Aisyah sembari menelungkupkan tangannya di dada
"Kamu pasti Aisyah kan?, istrinya Banyu?, perkenalkan aku Ilham sahabatnya Banyu," ucap laki-laki itu
"Ya Mas Ilham silahkan masuk, Mas Banyu sudah menunggu dirimu! " jawab Aisyah
"ok" jawab Ilham
Aisyah segera masuk dan mempersilahkan Ilham duduk, dan kemudian Banyu keluar dari kamarnya.
"Duh!!, yang lagi bulan madu gak keluar-keluar nih dari kamar," goda Ilham
"Bisa aja kamu bro," jawab Banyu
"Oh iya, itu Amber sudah datang silahkan kamu kasih CV kamu ke dia, " ucap Banyu
"Iya Bi, sabar dong?, kayaknya malah kamu yang gak sabaran sih, aku mau minum dulu lah," jawab Ilham
"Kan lebih cepat lebih baik, biar kamu cepet menikah, btw nikah itu nikmat loh!" kata Banyu
"Iya Bi, nih CV aku, tolong serahin sama gadis berjilbab ungu ya, hihihi..." ucap Ilham sembari tertawa
"Serahin sendiri lah sekalian kalian kenalan," jawab Banyu
"Hmmm, sekarang pelit ya, tadi janjinya kamu yang atur semua aku tinggal terima beres," kata Ilham
"Yaudah sini, dasar jago kandang!" cibir Banyu
Setelah bertukar CV akhirnya Ilham dan Amber diberikan kesempatan untuk mengobrol dengan Ilham agar keduanya bisa saling mengenal.
********
Sudah seminggu Aisyah dan Banyu berada di vila dan sudah saatnya mereka kembali ke Wonosobo.
Aisyah segera menemui Nyai Safi'ah yang jatuh sakit setelah ditinggal Aisyah ke Sukabumi untuk berbulan madu.
"Duh Maya!, kenapa jadi sakit gini sih, pasti Maya gak jaga makanan ketika Aisyah pergi, makanya asam lambungnya sampai naik," ucap Aisyah sembari memberikan obat pada ibu mertuanya itu
"Iya nduk, habis Maya gak bisa nahan godaan masakan Padang yang menggoda selera, apalagi kalau ada Tunjang, hmmm udah deh kalau bukan kamu gak ada yang berani melarang Maya," jawab wanita itu
"Makanya kamu jangan tinggalin Maya lagi ya, aku jadi gak ada yang ngurus kalau Aish tidak ada," cicit Maya manja
"Iya, Lagian kemarin Aish pergi juga karena saran Maya, terus siapa yang salah coba?" tanya Aisyah
"Iya nduk, Maya lupa, hehehe," jawabnya sambil terkekeh
"Yaudah, sekarang Maya istirahat saja, tidak usah ke Pondok, biar Aish yang handle semua urusan disana," kata Aisyah sambil menyelimuti tubuh Maya
Ia kemudian pergi ke Pondok untuk mengerjakan pekerjaannya yang terbengkalai setelah ia tinggal bulan Madu.
Betapa terkejutnya ia ketika tiba di ruangannya, seorang wanita sudah menduduki meja kerjanya.
"Syifa!, sejak kapan kamu bisa masuk ke ruangan ku!" ucap Aisyah kaget
"Maaf Mbak, saya cuma disuruh Mas Bhumi untuk mengerjakan pekerjaan mbak Aisyah," jawab gadis itu segera beranjak dari kursinya
"Oh Mas Bhumi yang menyuruhmu, baiklah, tidak masalah dan terima kasih sudah membantuku mengerjakan tugas-tugas ku." jawab Aisyah
"Baik mbak, saya permisi dulu," ucap Syifa meninggalkan ruangan itu
Gadis itu terlihat kecewa dengan kedatangan Aisyah. Betapa tidak, rencananya untuk membuatnya didepak dari pondok bisa gagal karena ia telah kembali lagi disana.
"Tunggu saja Aish, suatu saat aku akan mengambil alih meja itu, dan aku akan menjadi satu-satunya ketua pengurus pondok. Dan saat itu kamu akan mengemis padaku untuk meminta kembali singgasana mu ini," guman Syifa dengan seringai jahatnya
Syifa adalah sahabat dekat Aisyah, keduanya adalah santriwati terbaik di Pondok Pesantren Darunnajah putri, sehingga Kyai Hasan mengangkat keduanya menjadi pengurus santri putri. Kalau Aisyah mendapat posisi sebagai ketua pengurus santri putri merangkap sebagai bendahara, sedangkan Syifa hanya menjadi sekretaris saja. Hal inilah yang membuat Syifa merasa dibedakan oleh Kyai Hasan yang lebih menganak emaskan Aisyah. Hal inilah yang membuatnya menjadi iri dengan Aisyah yang selalu di perhatikan dan lebih disayang oleh Kyai Hasan dan Nyai Safi'ah.
Padahal keduanya memiliki kelebihan akademik yang sama, selain itu Syifa juga adalah seorang Hafidzah yang beberapa kali menjuarai kejuaraan tingkat internasional. Dibandingkan Syifa, Aisyah memang belum pernah ikut kejuaraan Hafidzah internasional.
Di samping itu keduanya sama-sama mencintai lelaki yang sama yaitu Bhumi Dirgantara, tetapi ketika mengetahui Bhumi lebih menyukai Aisyah. Syifa lebih memilih memendam perasaannya. Namun ia merasa bahagia ketika mengetahui bahwa Aisyah akan di khitbah oleh Banyu Al Birunni. Ia merasa Aisyah lebih pantas mendapatkan lelaki lumpuh daripada dengan Bhumi Dirgantara lelaki tampan yang menjadi pujaan hatinya.
Kali ini Syifa berusaha keras untuk menaklukkan hati Bhumi, karena ia ingin menjadi pewaris pondok pesantren Darunnajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Des Masri
walaupupun syifa di kata hafizhah.tp tetap saja sifat iri ada dlm hatinya.
2022-02-03
0
Woelan Pradipta
ga tau nya malah si banyu yg anak semata wayang nya pak kyai,,,,,
2020-06-24
9
niamawar berduri
di kehidupan nyata pun ada kok cerita gini,,
2020-05-10
1