"Maya, Aish pulang dulu ya, mau ambil baju ganti. Habis tadi kan tidak tahu kalau maya akan dirawat inap jadi aku tidak bawa baju ganti," ucap gadis itu meminta izin kepada Nyai Safi'ah
"tidak usah nduk, minta tolong sama suamimu atau Bhumi saja, Maya tidak mau ditinggal sendirian, Maya takut nduk," cicit Maya
"Gak enaklah Maya, memangnya mereka tahu daleman aku di taruh dimana?, malu ah Maya," sahut Aisyah
" Yaudah kamu telpon Abah dulu, biar dia temenin Maya disini," kata Maya
"Baik Maya," Aisyah segera menghubungi Kyai Hasan
"Gimana?" tanya Maya
"Tunggu sepuluh menit lagi abah sampai disini," jawab Aisyah
Abah membuka pintu ruangan itu perlahan.
"Assalamualaikum," sapa Abah
"Waalaikum salam," jawab Aisyah dan Maya
"Sekarang kamu boleh pergi nduk, jangan lupa bawain juga baju ganti Maya dan juga camilan kesukaan aku ya," pesan Safi'ah
" Inggih , Maya." Gadis itu segera berpamitan dan meninggalkan bangsal perawatan mertuanya
Sesampainya di rumah, Aisyah segera masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil beberapa baju ganti untuk beberapa hari selama ia menemani Maya dirumah sakit.
Tidak lupa ia juga membawakan baju ganti untuk Nyai Safi'ah dan juga camilan pesanan ibu mertuanya.
"Ok, semuanya sudah ready, tinggal jalan," ucap Aisyah menentang tas ranselnya
"Assalamualaikum!" ucap Bhumi yang baru tiba dirumah
"Waalaikum salam," jawab Aisyah
"Kamu mau kemana?, kok bawa tas ransel gede banget?" tanya Bhumi penasaran
"Mau balik ke rumah sakit Mas, tadi Aish ambil baju ganti buat aku dan juga Maya," jawab Aisyah
"Yaudah biar Mas antar, sekalian aku juga mau jenguk Maya," balas Bhumi
"Yaudah ayok!" sahut Aisyah
Keduanya kemudian masuk kedalam mobil, yang sudah terparkir di depan pintu. Ketika Bhumi sudah siap-siap menyalakan mobilnya tiba-tiba, Syifa datang rumah itu.
"Tumben banget Syifa datang kemari, ada perlu apa ya, " batin Aisyah
"Assalamualaikum Mas, maaf mengganggu, saya boleh numpang sampai ke rumah gak, soalnya motor aku tiba-tiba bannya bocor, jadi aku tinggal di bengkel deh," kata Syifa memohon
"Naik saja, " jawab Bhumi
"Hmmm, tapi aku tidak bisa duduk dibelakang Mas, suka mabuk makanya biasanya kalau naik mobil aku suka duduk didepan biar tidak mabuk kendaraan," ucap Syifa melirik ke arah Aisyah
Aisyah Sepertinya bisa menangkap kode dari Syifa, ia mulai paham kalau sahabatnya itu menyukai Bhumi Dirgantara dan berusaha untuk mendekatinya.
"Tapi didepan sudah ada Aisyah, gimana dong," jawab Bhumi
"Biar Aish yang dibelakang Mas, kasihan Syifa," Aisyah segera pindah duduk dibelakang
"Kamu beneran gak apa-apa Aish?" Bhumi tampak mengkhawatirkan gadis itu
"Gak papa Mas, lagian sama-sama duduk ini, dibelakang atau didepan sama aja." jawab Aisyah
"Makasih ya Aish, kamu memang sahabat aku yang pengertian," puji Syifa
"Memangnya yang sakit siapa Mas?" tanya Syifa
"Maya," jawab Bhumi
"Yaudah kalau gitu aku ikut kerumah sakit saja, aku juga mau menjenguk Nyai," sahut Syifa
Bhumi hanya mengangguk dan terus melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
"Mas, bisa berhenti dulu di toko buah depan, Syifa mau beli buah-buahan dulu buat Nyai," pinta Syifa
"Iyah," jawab Bhumi
"Oh iya, kalau boleh tahu buah kesukaan Nyai apa yah?" tanya Syifa lagi
"Anggur," jawab Bhumi
"Kalau Mas Bhumi sukanya apa?" tanya Syifa
"Duh!, kenapa Syifa jadi bawel gini sih!," umpat Bhumi dalam hati
"Semua buah aku suka," jawab Bhumi
"Kalau buah pir suka tidak Mas?" Syifa menoleh kearah Bhumi sembari tersenyum manis
"Suka," jawab Bhumi singkat
Aisyah yang merasa seperti obat nyamuk kemudian mengeluarkan Al-Qur'an mininya dan membacanya dengan suara lirih.
Sementara Bhumi terus memperhatikan gadis itu dari kaca spionnya. Melihat Bhumi yang masih perhatian dengan Aisyah membuat Syifa merasa kesal.
"Sama dong Mas, aku juga suka buah pir!" ucap Syifa dengan suara meninggi sengaja agar suara Aisyah tidak terdengar oleh Bhumi
"Dasar ganjen, udah punya suami masih aja caper sama Mas Bhumi, aku tahu kamu sengaja membaca Qur'an agar Mas Bhumi tetap mengagumimu sebagai wanita sholeha bukan?. Cihh! masih saja pencitraan. Aku juga bisa kok mengaji didalam mobil," batin Syifa
Gadis itu kemudian mengeluarkan Al-Qur'an dari dalam tasnya dan mulai melantunkan ayat-ayat suci itu dengan suara emasnya, membuat Aisyah menghentikan bacaannya dan lebih memilih mendengarkan bacaan Syifa dengan suara merdunya.
"Kalau gini aku bisa tidur," ucap Aisyah sembari merebahkan kepalanya di kursinya.
Suara merdu Syifa membuatnya terlelap, hingga Bhumi terpaksa membangunkannya ketika sudah tiba di rumah sakit.
"Kita sudah sampai Aish," Bhumi membangunkan Aisyah dengan lembut
"Hoaaam!!, sudah sampai ya?, maaf aku ketiduran," ucap Aisyah
Bhumi hanya mengangguk dan kemudian membukakan pintu untuknya.
"Makasih Mas," ucap Aisyah
Syifa semakin dongkol saja melihat Bhumi yang begitu perhatian kepada Aisyah.
"Dasar manja, gak bisa apa buka pintu sendiri!" cibirnya dalam hati
Mereka kemudian berjalan menuju kamar Vip, tempat Nyai Safi'ah dirawat.
"Assalamualaikum," ucap mereka bersamaan
"Waalaikum salam, silahkan masuk," jawab Kyai Hasan
Ketiganya kemudian masuk kedalam.
"Kok lama Aish, katanya sebentar," cicit Maya
"Iya Maya, maaf ya. Tapi Aish bawain lho pesanan Maya, sekalian makan malam Maya. Karena Aish tahu Maya pasti tidak suka masakan rumah sakit yang hambar," Aisyah mengeluarkan kotak nasi yang ia bawa dari rumah
"Suapin?" ucap Maya manja
"Duh!, kenapa Maya jadi manja sih kalau sakit," sindir Aisyah
"Kan boleh kalau sama anak sendiri," cicit Maya
"Iya Maya sayang, Aish pasti suapin kok?," sahut Aisyah
Kyai Hasan tersenyum melihat kedekatan istri dan menantunya itu.
"Alhamdulillah, ada Aish yang bisa jagain Maya sekarang, abah sangat bersyukur karena diberikan menantu seperti mu nduk," ucap Kyai Hasan
"Oh iya Nyai, biar Syifa yang kupasin buahnya ya?" ucap Syifa
"Terima kasih Syifa, sudah jengukin Nyai. Maaf ya dianggurin," jawab Safi'ah
"Bhumi, tolong kamu belikan air mineral sama camilan buat Syifa, " perintah Kyai Hasan
"Baik bah!" jawab Bhumi
"Tidak usah repot-repot Kyai," Syifa menolak halus
"Tidak apa-apa Syifa, lagian persiapan juga bila ada tamu lain yang menjenguk Nyai, biar Aisyah tak perlu repot-repot keluar untuk membelinya," sahut Kyai Hasan
"Issh, kirain memang spesial buat aku saja, ternyata ujung-ujungnya Aisyah juga, kenapa Aisyah terus yang selaku diperhatikan, awas saja kalau aku sudah jadi istri Mas Bhumi pasti kamu akan aku singkirkan Aish, hingga tak satupun keluarga Kyai Hasan yang akan menyayangimu lagi, termasuk suamimu!" batin Syifa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Des Masri
tau agama belum tentu terhindar dari penyakit HATI
2022-02-03
0
Ilham
ngerti agama tapi bawaanya sirik mulu dasar sifa
2021-10-11
0
ca_achaha
ternyata Penampilan Tertutup tidak dapat mencerminkan kepribadian seseorang
2021-07-12
0