Di ruangan introgasi Farras tampak duduk tenang, sementara Jagdish tampak uring uringan di depan Farras.
"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jagdish. Selain asisten, Jagdish juga merangkap menjadi pengacara Farras. Profesinya sebagai advokat kurang menjanjikan bagi kelangsungan hidupnya, dikarenakan tidak banyak mendapatkan klien.
"Hmm.." Farras tampak tidak memperdulikan Jagdish, Ia tetap tenang melihat layar tabletnya. Baginya pekerjaannya lebih penting daripada dirinya dibawa ke kantor polisi.
"Saya tidak bisa membantu, jika Anda tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi." Ujar Jagdish.
"Pria itu membantuku mengganti ban mobil sebelum dibunuh. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." ujar Farras tenang.
"Anda pergi ke mana?" Tanya Jagdish.
"Mencari udara segar." Jawab Farras tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet yang ada di tangannya.
Belum sempat Jagdish bertanya lebih lanjut kepada Farras, seorang polisi tiba-tiba masuk ke dalam ruangan introgasi. Ia segera duduk di depan Farras dan meletakan sebuah berkas di atas meja di hadapan mereka.
"Mobil Anda terlihat berhenti di lokasi TKP tanggal 19 pukul 1:30 dini hari. Apa yang Anda lakukan di sana?" tanya polisi tersebut tanpa basa basi menunjukkan rekaman CCTV kepada Farras.
"Klien saya mengganti ban mobilnya yang tiba-tiba kempes." Jawab Jagdish mewakili Farras. "Apa Anda juga ingin melihat rekaman cctv mobil klien saya?"
"Setelah mengganti Ban mobil klien saya langsung pulang ke rumahnya." ujar Jagdish menjawab, sebelum ditanya.
"Jika tidak ada lagi yang ingin Anda tanyakan, Kami ingin segera pergi dari sini."
Polisi tersebut tidak memiliki cukup bukti untuk menahan Farras. Ia membiarkan Farras dan Jagdish pergi.
***
"Mengapa Anda pergi keluar di tengah malam?" Tanya Jagdish ditengah perjalanannya mengantar Farras ke kantornya, setelah meninggalkan kantor polisi.
"hmm.. "
"Apa ada hubungannya dengan Shezan?" Tanya Jagdish menyelidik. Ia yakin dugaannya benar ketika melihat Farras menghentikan tangannya menyentuh layar tablet nya, setelah mendengar pertanyaannya.
"Jika kau penasaran dengan kasus pembunuhan itu, pergilah ke rumah sakit." Ujar Farras kembali lanjut menyentuh layar tab nya.
"Satpam itu masih belum sadarkan diri." Ujar Jagdish.
"Hmm...dari keterangan polisi, rekaman cctv setelah kedatanganmu Anda di pos satpam dihapus. Apa mungkin ada seseorang yang Sengaja menjebak Anda?" ujar Jagdish.
"Jika membuat daftar siapa saja yang membenci Anda pasti akan sangat panjang." Tutur Jagdish
"Tenanglah. Orang sepertiku tidak memiliki musuh." Ujar Farras. Ia tidak tahu kalau semua karyawannya tidak menyukainya.
"Baiklah saya mengerti." Ujar Jagdish tidak ingin membantah. "Ngomong-ngomong. Apa terjadi sesuatu diantara Anda dengan Shezan?"
"hmm.."
"Baiklah saya mengerti." Ujar Jagdish pada akhirnya dan kembali fokus mengemudi. Farras adalah orang yang sulit diajak bicara.
***
Shezan yang juga menjadi bahan kecurigaan Jagdish tengah duduk di tempat kursus menjahit menunggu taxi online nya. Ia berencana pergi mengunjungi restoran di mana Aynan bekerja. Hari ini ibu ibu pekerja di rumah Farras ijin tidak masuk kerja. Mengingat pelaku pembunuhan yang masih blm tertangkap, membuat Shezan takut untuk berada sendirian di rumah Farras.
Setelah taxi online yang ditunggu datang, Shezan langsung meluncur ke sebuah restoran yang berukuran sederhana, dengan design yang tidak sederhana.
Seorang pelayan restoran segera menyambut kedatangan Shezan dan menanyakan apakah shezan sudah melakukan reservasi. Shezan yang tidak mengerti maksud pertanyaan pelayan tersebut malah memperkenalkan dirinya.
Mendengar nama Shezan, pelayan restoran tersebut langsung mengantar Shezan menunju salah satu meja kosong di restoran tersebut, dan mempersilahkannya untuk duduk. Pelayan tersebut memberikan Shezan sebuah buku menu dan menuangkan segelas air minum untuk Shezan.
"Gila mahal mahal banget harganya, yang benar saja." Bisik Shezan dalam hati kaget membaca buku menu yang diberikan pelayan tersebut.
Karena tidak ada satu menu pun yang Ia tahu bagaimana bentuk dan rasanya, Shezan memutuskan untuk memesan makanan yang paling mahal. Toh juga Chef Aynan yang bayar, dia sudah janji mau traktir. Pikir Shezan.
Di dapur, Aynan tersenyum simpul membaca pesanan Shezan. Ia segera memasak apa yang tidak dipesan Shezan. Sementara Shezan sibuk mengagumi restoran tempat Aynan bekerja.
Setelah selesai memasak Aynan sendiri langsung mengantarkan masakannya ke meja Shezan.
"wah.. Apa ini yang namanya. So so apa tadinya namanya.." Ujar Shezan mencoba mengingat nama menu yang Ia pesan setelah melihat Aynan meletakkan makanannya di atas mejanya.
"Bukan." Jawab Aynan singkat. Ia pun duduk di hadapan Shezan.
"Oh.." Ujar Shezan memahami.
"Jika Aku membuatkan apa yang kamu pesan, kamu pasti tidak akan memakannya," Ujar Aynan tersenyum simpul. "Cobalah yang ini. Kamu pasti menyukainya."
"Ok siap. Tetapi apa tidak apa apa, saya datang ke sini? . Kamu kan lagi kerja, bos kamu nggak marah?" Tanya Shezan berbisik sedikit khawatir.
"He..he.. Bos nya sangat sibuk, dia tidak ada di sini." Jawab Aynan santai.
"Oh begitu."
***
Sepertinya Para polisi sangat bersemangat ingin segera memasukan Farras ke penjara. Begitu hasil forensik keluar di sore hari, polisi segera membuat surat penangkapan Farras.
Tiga orang polisi tanpa baju seragam tiba-tiba datang menerobos masuk ke ruangan Farras. Seorang polisi menunjukkan surat penahanan Farras.
Sementara sekertaris Farras tampak ketakutan karena membiarkan orang lain menerobos masuk ke ruangan Bos nya.
Farras dengan tenang berdiri dari kursinya, dan berjalan mendekati polisi tersebut.
"Ayo." Ujar Farras tenang.
Polisi yang tadinya tampak bersemangat jikalau terjadi perlawanan, berbalik menjadi bersahabat.
Karena tidak ada perlawanan dari Farras. Polisi tersebut membawa Farras tanpa mengeluarkan borgolnya.
Sepanjang perjalanan menuju mobilnya, ketiga polisi tersebut penuh heran. Bukan hanya karena sikap Farras yang tenang dan santai, tetapi juga suasana gedung kini mendadak menjadi sunyi dan senyap. Saat mereka masuk menuju ruangan Farras, masih ada banyak para pegawai yang berkeliaran di sana sini.
***
Farras kembali duduk di ruang introgasi. Kali ini Jagdish tidak ikut mendampinginya.
"Apakah Anda mengetahui benda ini?" Tanya seorang polisi, Ia menunjukkan sebuah foto pemukuk kayu yang terdapat noda darah.
"hmm.." Farras melihat foto tersebut dengan tenang, masih tidak ada perubahan di wajahnya sedari tadi.
"Ini adalah alat yang digunakan pelaku untuk memukul korban. Sidik jari Anda ada di benda tersebut." Ujar polisi tersebut.
"hmm.."
"Anda mengakui perbuatan Anda?"
"hmm.."
"Baiklah tetaplah diam,.." Ucap polisi tersebut. Dan memberi kode kepada polisi yang lain agar membawa Farras Sel tahanan.
"Mengapa Anda tidak bertanya kepada satpam yang ada di rumah sakit? " Tanya Farras tersenyum.
"Apa maksud Anda?"
"hmm.." Farras melirik alorji di tangan kirinya. "10 menit lagi. Saya ingin duduk disini selama 10 menit lagi. Bisakah Anda membawakan saya secangkir kopi?
" Apa?"
"Black Coffee." Ujar Farras, Ia tersenyum memerintahkan polisi untuk membawakannya secangkir kopi
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments