Setelah pertemuan khusus mereka mencapai titik temu, Farras dan Shezan memutuskan kembali ke urusan masing-masing.
"Baik Pak, sampai ketemu lagi." Ujar Shezan di Pakiran Restauran,
"Ya." ucap Farras
"Senang telah bekerja dengan Anda," Ujar Shezan mengulurkan tangannya. Maksud hatinya ingin berjabat tangan.
"hmm," Farras menatap uluran tangan Shezan, kemudian Ia membuka pintu belakang mobilnya dan duduk di dalam.
blam! .
Suara pintu ditutup mengejutkan Shezan, Duh lupa, status Aku cuman asisten rumah tangga. Pikir Shezan melihat sikap ketus Farras.
"Hati-hati di jalan mbak, mari." Sapa Jagdish tersenyum ramah kepada Shezan, sebelum Ia mengikuti Boss nya masuk ke mobil.
Mobil itu pun pergi meninggalkan Shezan dengan tangannya yang masih tetap di posisi yang sama. Ia menurunkan tangannya dan berbalik untuk pergi meninggalkan restauran tersebut. Ternyata ada seorang pelayanan yang tadi menghidangkan makanan berdiri di sana melihat ke arahnya. Pelayanan tersebut tersenyum tidak enak hati kepada Shezan, antar mau kasihan atau gimana melihat Shezan yang dikacangi gitu.
Shezan pun membalas senyuman pelayanan tersebut dengan lebih tidak enak hati.
***
Jagdish mengantar Farras kembali menuju gedung Myrtle. Melihat sikap Farras kepada Shezan, Sebagai orang yang berpengalaman, Jagdish berniat memberikan Farras masukan.
"Bukankah Anda ingin Shezan tinggal di rumah Anda?" Tanya Jagdish.
"hmm.. "
"Seorang gadis menyukai pria friendly"
"Oh.." Farras berusaha memasukan keterangan yang diberikan Jagdish ke dalam memori otaknya.
***
Sementara Shezan pergi menuju toko mesin jahit setelah menerima uang 100 juta. Ia tersenyum bahagia menatap beberapa mesin jahit yang ada di dalam toko sebuah merk mesin jahit. Hal pertama yang ingin dibelinya ketika memiliki uang adalah mesin jahit.
Pegawai toko tersebut dengan ramah menjelaskan fitur fitur pada sebuah mesin jahit. Shezan menatapnya dengan takjub. Dirinya seperti orang yang lahir di jaman batu lalu tidak sengaja masuk mesin waktu ke dunia modern.
"wow, keren mbak, kalau yang ini?" tanya Shezan menunjuk sebuah mesin jahit model lain.
"Kalau yang ini keluaran terbaru kak, lebih lengkap lagi. Sudah dilengkapi dengan sistem komputer, bisa membordir otomatis."
"Oh lebih keren lagi mbak, berapa harganya mbak?"
"40juta Kak, kalau kakak beli hari ini, kita ada promo kak. Diskon 5%."
"Oh.., ya sudah kalau begitu saya beli yang ini aja mbak tipe yang paling murah ada? yang agak baguslah mbak." Tanya Shezan.
"Yang standar ada kak, 4juta."
"Iya Saya ambil yang itu saja, diskon juga kan mbak?"
"Iya kak," Jawab pegawai tersebut tersenyum ramah.
Setelah selesai membeli sebuah mesin Jahit, Ia langsung pulang dengan memesan taxi online.
Shezan tersenyum-senyum menatap mesin jahit baru yang duduk di sebelahnya. Ia dalam perjalanan pulang menuju rumah Farras dengan taxi online. Tidak sabar rasanya Ia ingin mulai mencoba menggunakan mesin jahit tersebut. Mesin jahit di kursus tempat Ia berkerja hanya tersedia tipe mesin jahit manual yang teknologinya sudah ada sejak jaman penjajahan.
***
Kembali ke Farras dan Jagdish. Setelah sampai di Myrtle, mereka segera menuju ruang rapat. Sebuah ruangan yang dihadiri beberapa orang penting di Myrtle.
Farras membalik-balik kumpulan sketsa mode, Desain untuk koleksi terbaru bulan depan, tanpa memberi banyak jedah untuk melihat setiap desain hingga halaman terakhir.
"hmm." Tanpa mengeluarkan kata-kata untuk menanggapi beberapa desain mode yang diberikan oleh kepala tim desainer Myrtle. Farras membuang kumpulan desain tersebut ke tempat keranjang sampah di sebelahnya. Yang sepertinya memang tempat sampah khusus disediakan untuk membuang ide-ide yang ditolak.
Kepala tim desainer yang melihat peristiwa tersebut hanya bisa menunduk dan pasrah.
Farras kemudian melihat ke arah kepala bagian pemasaran online. Paham akan maksud dari tatapan tersebut, sang kepala pun langsung berdiri untuk mengemukakan gagasannya.
"Mengingat bahayanya sistem COD bagi emak-emak yang tidak ingin melakukan pembayaran, ada baiknya fitur COD dihapus dari situs e-commerce." Ujar kepala pemasaran online tersebut. Kemudian kembali duduk di bangkunya.
"Kasusnya terjadi pada konsumen kita?!"
"Tidak Pak. Pelayanan E-commerce dikoordinasikan dengan sangat baik "
Farras menatap pria tersebut dengan tatapan ingin membuangnya ke keranjang sampah. Apalah daya kepala pemasaran online tersebut berbadan gendut, agak susah bagi Farras untuk mengangkat nya dan meletakkannya ke tempat keranjang sampah.
Pandangan Farras beralih kepada seseorang yang lain.
"Peluncuran brand baru kita mendapatkan respon positif setelah kemunculannya di film terbaru artis Nausheen Salima." ujar orang tersebut.
"hmm." tanpa merubah mimik wajahnya yang tetap datar dan tanpa suara, Farras beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Diikuti Jagdish.
Mereka menuju ruangan kerja Farras di lantai 10.
"Saya pikir Anda akan sedikit menjadi lebih baik setelah bertemu dengan gadis yang selama ini Anda cari." Ujar Jagdish, Ia berbicara santai ketika hanya berdua saja dengan Farras.
"Bukan dia." Ujar Farras singkat.
"ehmm...Apa jangan-jangan ini artinya penglihatan Anda akan segera kembali normal?" duga Jagdish
Farras tidak begitu memperdulikan komentar Jagdish, Ia sibuk dengan layar laptop. "Mungkin." Ujarnya tanpa melihat ke arah Jagdish.
"Baiklah...Kalau begitu jadwal pertemuan dengan Nausheen Salima saya majukan saja menjadi besok siang." Ujar Jagdish memberi keputusan sebelah pihak.
Meskipun status Farras telah menikah. Dia masih tetap harus menjalani perjodohan Ibunya. Baginya hal itu seperti sudah menjadi tugas rutin di sela-sela kesibukannya.
Tetap seperti sebelumnya, Ia tidak begitu peduli menanggapi kencan buta tersebut. Paling yang akan dilakukannya hanyalah duduk dan menikmati kopinya.
"Saya sudah memeriksa latar belakang Nausheen, Dia bersih, tanpa skandal."
Farras menatap Jagdish. Ia memerintahkan Jagdish untuk keluar dari ruangannya dengan menggunakan mimik wajahnya.
"Ingat jangan mengacaukan pertemuan Anda dengan Nausheen." Ujar Jagdish, Ia tersenyum sebelum keluar meninggalkan ruangan Farras.
Jagdish masuk lagi ke ruangan Farras.
"Apa Anda memerlukan saya untuk mengajari Anda berbicara dengan Nausheen?" Ledek Jagdish.
Ia langsung kabur setelah Farras melemparkan sebuah pajangan mejanya ke arah Jagdish.
***
Setelah selesai berkerja di tempat kursus, Shezan membaca catatan mengenai Farras yang diberikan Jagdish. Tugasnya adalah mengatur keperluan urusan rumah tangga, menjaga kesehatan Farras, menjaga kebersihan rumah, mengurus semua keperluan Farras diluar jam kerjanya. Catatan itu sangat tebal, Shezan terlalu malas untuk membeca semuanya satu persatu. Ia langsung membuka halaman terakhir bertuliskan Selamat bekerja. Mohon kerjasamanya.
Setelah dua hari satu malam, Shezan mengetahui ternyata ada beberapa orang pekerja yang bertugas membersihkan rumah. Perkerja itu datang pukul setengah sepuluh pagi dan pulang pukul setengah enam sore.
Patutlah rumah ini sangat bersih sekali, semua yang ada dirumahnya bisa dibuat untuk berkaca karena sangking berkilatnya. Pikir Shezan.
chef yang akan memasak makan malam hari ini menatap Shezan bingung.
"Apa ini?" tanya chef yang belum diketahui namanya itu menunjuk bahan bahan yang ada di meja. Ada berbagai macam jamur dan sayuran.
"Hari ini tema nya vegetarian," Ujar Shezan mantap.
"hah?!"
"Perkenalkan nama saya Shezan, Saya kepala asisten rumah tangga Bapak Farras." Shezan memperkenalkan jabatannya.
"Hah?!" chef tersebut terlihat bingung, "Nama saya Aynan."
Mau tidak mau Aynan mengikuti permintaan Shezan memasak masakan vegetarian. Ia berpikir Shezan adalah ART yang baru saja direkrut dari desa dan masih antusias dengan pekerjaannya di kota. Tidak seperti gadis seusianya yang tampil dengan pakaian trend terkini, Shezan terbungkus dengan pakaian agak lusuh, kulitnya yang agak sedikit dekil akibat terpapar sinar matahari seakan dulunya Ia bekerja di sawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
less22
t
2022-03-05
1