Nausheen memoleskan lipstik berwarna coral tipis ke bibirnya yang berwarna merah alami. Ia memandang kagum pantulan wajahnya di cermin.
"Perfect," gumannya. Ia menghabiskan waktu selama tiga jam untuk merias wajah dan menata rambutnya. Ia memilih riasan natural untuk mendampingi Farras di resepsi pernikahan adiknya.
Nausheen menyentuh kagum gaun yang akan dikenakannya. Ibunya Farras mengirimnya sebuah gaun yang sangat cantik.
Gaun cantik sudah membungkus tubuh Nausheen. Ia siap untuk ke pesta.
Jagdish membukakan pintu bagian belakangan mobil untuk Nausheen. Dan Farras sudah duduk di dalamnya.
"Hai..." Sapa Nausheen. Ia duduk di sebelah Farras.
Farras tidak memperdulikan Nausheen yang menyapanya, Ia tengah asyik menatap layar ponselnya, tanpa menoleh ke arah Nausheen. Membuat level kepercayaan diri Nausheen turun dua tingkat.
Melihat air muka Nausheen yang menahan kesal, Jagdish mengirim pesan singkat ke Farras sebelum Ia mengemudikan mobil yang akan membawa mereka ke Gedung di mana pernikahan adiknya Farras diselenggarakan.
Farras menerima notifikasi pesan masuk di layarnya,
From Jagdish
Anda masih ingat bagaimana Ibu Anda murka?
Farras menghela nafas membaca pesan singkat Jagdish yang bernada ancaman. Ia tahu apa yang akan dilakukan Ibunya jika marah. Hari ini Ia harus menuruti permintaan Ibunya, bersikap manis kepada Nausheen selayaknya sepasang kekasih hadir di pernikahan putra dari istri kedua Ayahnya. Ibu dan Ayahnya telah lama bercerai saat Ia berusia satu tahun. Farras memiliki dua saudara seayah. Dari Ibunya, Ia merupakan anak satu-satunya.
Farras menyerahkan sebuah kotak perhiasan kepada Nausheen, "Ini," ucapannya, tidak lupa Ia memasang senyum tulus ikhlas di wajahnya.
Nausheen menerimanya dengan mata yang berbinar-binar menambah kecantikan matanya yang dipasang bulu mata palsu natural, "oh thanks."
Nausheen membuka kotak tersebut, yang isinya sesuai perkiraannya yaitu sebuah kalung, "Ini sangat cantik,"
"Bagaimana?" Ujar Nausheen memamerkan kalung yang sudah menjadi miliknya terpasang di lehernya. Ia memasang raut wajah imutnya berharap Farras akan terpesona dengan kecantikannya.
Namun sayang Farras tidak bisa melihat wajah Nausheen yang kecantikannya jauh diatas rata-rata.
"Bagus," Ujar Farras menatap kalung yang dibeli oleh Jagdish. Ia mempercayakan semuanya kepada Jagdish.
Mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman gedung. Farras keluar lebih dahulu. Ia lalu membukakan pintu Nausheen.
Nausheen keluar dan menggandeng lengan Farras. Mereka tampak serasi.
Beberapa tamu undangan yang melihat mereka tampak kagum dengan kecantikan Nausheen dan gaun yang Ia kenakan. Ada juga yang mengambil foto pasangan tersebut.
Farras langsung membawa Nausheen menemui keluarganya dan menyapa Ayahnya. Ia tidak ingin berlama-lama di tengah keramaian.
"Ternyata rumor itu benar," Ujar Ayahnya Farras kepada Farras. Yang ditanggapi Farras dengan senyuman
"Kakak sangat cantik," puji adik perempuannya Farras kepada Nausheen.
Nausheen membalas pujian adiknya Farras dengan senyum, Ia mempererat pegangan tangannya ke Farras. "Terima Kasih," ujar nya kemudian. Ia hanya bisa menebak mereka semua adalah keluarganya Farras.
"Terima kasih sudah datang," ucap Ibu tirinya Farras.
Farras membalasnya dengan anggukan, Ia tersenyum penuh arti, "Ayah, jaga kesehatan Anda dengan baik." Ujar Farras hormat kepada Ayahnya. Ia melepaskan tangan Nausheen yang merangkul lenganya, kemudian menggenggam tangan Nausheen dan membawa Nausheen meninggalkan keluarganya.
Nausheen yang tadinya heran melihat Farras yang tidak mempunyai etika, baru sampai langsung pulang, hanya bisa tersenyum senang melihat
Farras menggenggam tangannya.
Ayah Farras hanya bisa memaklumi sikap putranya, walau di lubuk hatinya yang terdalam ada perasaan sedih melihat putranya yang selalu tidak ingin menemuinya.
Ibu tirinya Farras senang melihat kepergian Farras, Ia tidak ingin putra tiri nya menjadi dekat dengan suaminya. Berbeda dengan adik perempuannya yang terlihat kecewa dengan kepergian Farras, Ia sangat ingin dekat dengan Farras.
Dari kejauhan mampelai lelaki melihat kepergian Farras tanpa ekspresi. Entah apa yang ada dipikirannya. Sangat sulit mendeteksinya.
Farras membukakan pintu mobil untuk Nausheen. Setelah Nausheen masuk ke mobilnya, Farras pun masuk ke mobilnya.
"Kenapa langsung pergi?" tanya Nausheen, setelah Jagdish menjalankan mobilnya.
"hmm,"
"Habis ini kita mau kemana?" Nausheen kembali bertanya meskipun Farras tidak menjawab pertanyaannya.
"hmm.."
"Bagaimana kalau kita pergi makan?," Jawab Nausheen berharap Ia akan makan romantis dengan Farras.
"hmm,"
Jagdish yang mengerti arti deheman Farras, membawa mereka menuju ke sebuah restoran, "Sudah sampai. " Ujar Jagdish.
Nausheen melihat restoran tersebut dari balik jendela mobil, Ia kemudian melihat ke arah Farras yang melihat ke arahnya. Tidak ada tanda-tanda Farras akan turun dari mobilnya.
"Turunlah!" Seru Farras yang melihat Nausheen belum turun juga dari mobilnya.
"Kamu tidak turun?" Tanya Nausheen heran.
"Mengapa Saya harus turun?" Tanya Farras.
"hah?!" Nausheen memandang kesal pria yang tidak memiliki etika dihadapannya. Kesabarannya sudah hampir habis. Tetapi Ia harus menambah kesabarannya, tidak mudah untuk menaklukkan pria seperti Farras.
"Kalau begitu tidak jadi, Jalan Pak," ujar Nausheen kepada Jagdish.
"hmm,"
Jagdish menjalankan mobilnya setelah mendengar suara Farras. Yang artinya cepat jalan.
Setelah menurunkan Nausheen di rumahnya, Farras mengetik pesan singkat kepada Shezan.
to Shezan
Apa yang bisa Anda masak dalam waktu 30 menit?
Sementara Nausheen yang dipulangkan begitu saja balik ke rumahnya, terlihat kesal.
Ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Farras benar-benar mengantarnya pulang begitu saja. Ia tidak percaya Farras sama sekali tidak terpesona dengan kecantikannya disaat semua orang memandangnya dengan kagum. Apa Farras benaran gay? pikir Nausheen.
"Tidak, dia bukan gay." guman Nausheen. "lalu seperti apa tipe wanita nya Farras?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments