Farras berjalan sendiri menelusuri hutan belantara. Ia mendengar suara gadis kecil yang menangis. Rasa penasarannya memaksanya untuk mencari asal suara tersebut.
Setelah melewati sebuah pohon beringin yang besar, akhirnya Ia melihat sosok anak kecil yang sedang menangis. Gadis kecil itu berjongkok membelakangi Farras.
"Kamu tidak apa apa?" tanya Farras berhati-hati.
"Mengapa..? mengapa..?" tanya gadis itu dengan bibirnya yang bergetar.
Farras mencoba berjalan mendekati gadis kecil tersebut.
"Mengapa..? mengapa..?!" Teriak gadis kecil itu, Ia berbalik menghadap ke arah Farras. Memperlihatkan wajahnya yang menyeramkam siap untuk menerkam Farras.
Deg...
Hal itu mengejutkan Farras hingga jiwanya kembali ke alam sadarnya. Peluh sudah berhamburan di seluruh badannya begitu Ia terbangun dari mimpinya.
Di liriknya jam yang tergantung di dinding kamarnya. 04:55 pagi. Farras pun segera beranjak ke kamar mandi.
***
"Loh mata nya mbak kenapa?" tanya Jagdish melihat lingkaran mata Shezan yang menghitam.
Pagi-pagi Jagdish telah tiba di rumah Farras. Ia adalah asistennya Farras yang merangkap menjadi supir pribadi. Melihat Shezan yang sudah berada di dapur. Ia pun duduk di kursi meja dapur, menyapa Shezan.
"hmm." Shezan mengabaikan Jagdish. Ia tidak punya waktu untuk menggosip dengan Jagdish. Ia sibuk membuat jus jeruk campur pisang, dan pancake bayam. Ini adalah hari pertamanya menjadi istri. Bukan, maksudnya hari pertamanya bekerja.
Karena semalam pekerjaannya sudah disabotase oleh orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu pagi ini Ia sangat bertekad dan bersungguh-sungguh membuat sarapan untuk boss nya. Bapak Farras.
"Mbak gak tidur semalaman?" tanya Jagdish kembali.
Tak..
Shezan menghentakkan dua gelas yang berisi jus jeruk pisang di atas meja dapur.
"Ia Pak, gara-gara nungguin hantu." Bisik Shezan, Ia meletakkan tangannya disamping mulutnya.
"Eh..?" Jagdish sedikit tidak percaya bahwa Shezan benaran percaya bualannya.
Sementara itu, Farras yang sudah rapi dengan setelan jas melewati tangga turun ke lantai bawah. Suara bising blender membuat kedua manusia yang ada di dapurnya tidak menyadari kehadirannya.
Ditatapnya Shezan yang tengah berbisik kepada Jagdish. Shezan ternyata bukan gadis yang Ia cari. Tapi entah mengapa Ia tidak ingin melepaskan Shezan begitu saja. Ia ingin gadis itu tetap berada di rumahnya.
"Selamat Pagi Pak," Sapa Shezan berusaha untuk ramah begitu Ia menyadari kedatangan Farras. Tentu saja Ia harus se-ramah mungkin, mengingat mereka belum membicarakan gaji dan pekerjaannya.
Meskipun Shezan adalah gadis yang berbeda di mata Farras, Ia tetap tidak menyukai berbicara dengan orang asing. Ia duduk di sebelah Jagdish dengan tenang tanpa membalas sapa an Shezan. Dan meminum jus jeruk pisang tanpa suara. Setelah menghabiskan jus nya, Ia langsung berjalan pergi keluar.
Jagdish sebagai asisten yang harus cekatan tentu saja langsung bergegas menyusul Farras menuju mobil yang terpakir di halaman depan.
Mereka meninggalkan Shezan yang terbengong terheran.
Asisten rumah tangga terlarang menyapa majikan?
***
Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang belum jelas di rumah Farras, Shezan pergi berkerja ke tempat kursus menjahit. Ia sedikit ahli dalam bidang jahit menjahit. Tetapi Ia masih payah dalam berimajinasi mendesain pakaian. Ia ingin mencoba memperbanyak praktek membuat pakaian, tetapi apa daya uangnya hanya cukup untuk hidup sehari-hari.
Memikirkan uang membuatnya teringat akan uang pinangan yang dikatakan Jagdish semalam. Ia pun segera mengambil smartphone nya, dan membuka mobile banking-nya untuk melihat saldo di rekeningnya.
Matanya melotot kaget dan hampir keluar saat menghitung ada berapa angka nol di rekeningnya.
***
Disisi lain di Myrtle, ruangan Farras...
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadangkala tak seiring ceria
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik 🎶
Lagu Pance menggema di ruangan Farras.
Jagdish berdiri dengan sebelah kaki, dan tangannya menyilang memegang telinganya. Sementara Farras masih duduk di kursi kebesarannya. Ia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, Ia menatap pengeluaran yang dikeluarkan Jagdish untuk sebuah pernikahan.
"Pak, ijinkan saya mengangkat telepon, Ini pasti sangat penting, sudah berbunyi 7 kali." Rengek Jagdish.
"Kau ingin mati?" tanya Farras dingin.
Mendengar Farras yang agak murka, Jagdish tak lagi berani berkutik.
drrtt...
Shezan Memanggil...
Farras melihat ke arah layar ponselnya yang bergetar. Ia hanya membiarkan saja hingga berhenti bergetar sendiri, Ia tidak ingin mengangkatnya.
Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadangkala tak seiring ceria
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik 🎶
ponsel nya Jagdish kembali berbunyi. Karena takut dengan ancaman Farras, Jagdish tidak berani lagi bersuara.
"Angkat telepon nya!" perintah Farras dingin.
"Oke! ," Jagdish tersenyum senang menurunkan kakinya, dan mengambil Ponselnya dari saku celananya.
"Hallo mbak?" tanya Jagdish setelah mengangkat panggilan Shezan.
"Saya mau melaporkan bapak!" terdengar suara Shezan berbicara.
"Apa?!" teriak Jagdish kaget yang juga mengagetkan Farras.
"Saya ingin melaporkan kecurigaan saya bahwa bapak melakukan money laundering.. "
"Apa?!" Teriak Jagdish memotong perkataan Shezan.
"Tapi karena saya bingung mau melapor ke mana, jadi saya ingin bicara dengan Bapak. " Jelas Shezan.
Farras mengambil benda hitam yang ditempelkan Jagdish di telinganya, "Sekarang Anda ada di mana?" tanya Farras mengambil alih pembicaraan.
"Di...tempat ..kursus." Jawab Shezan terbata-bata mendengar suara Farras yang bertanya.
"Tetap di sana." Ujar Farras mematikan sambungan telepon, Ia melemparkan alat komunikasi yang dipegangnya ke arah Jagdish, Jagdish menangkap dengan sigap.
Mereka berdua bergegas menemui Shezan.
***
Dan akhirnya mereka melakukan pertemuan khusus. Farras, Jagdish, dan Shezan tengah duduk berhadapan di sebuah ruangan VIP untuk pertemuan bisnis di sebuah restoran.
"Maaf atas kesalahpahaman yang telah terjadi," Ucap Farras memulai pembicaraan. Ia sudah menduga reaksi Shezan akan seperti ini ketika menerima uang sebesar 1Miliar.
"Anda bisa mentransfer kembali uang tersebut," Ujar Farras melanjutkan ucapannya.
"Baik, Saya akan ke Bank besok pagi.. Tapi.. ada hal yang ingin saya tanyakan."
"Ya?"
"Mengapa Bapak menikahi saya secara sah?" tanya Shezan bingung. Mereka tidak saling mencintai, hanya menikah agar dapat tinggal di satu atap, tanpa ada hubungan yang lain. Jika secara sah, maka nantinya dirinya akan bestatus janda kembang. Kalau suatu saat dirinya dipecat, terusir.
"Karena Anda memintanya." jawab Farras tenang.
"Apa Bapak menyukai saya?" Tanya Shezan bersamaan dengan datangnya para pelayan restoran mengantarkan makanan. Membuat suasana canggung diantar semua orang yang mendengar perkataan Shezan yang terlalu percaya diri melampaui batas.
Beruntung para pelayan tersebut sudah profesional dalam berkerja. Meskipun mereka terkejut melihat seorang gadis dekil berpakaian ala kadarnya yang tidak sadar diri bertanya kepada seorang pria tampan yang dilihat dari pakaiannya bukan orang sembarangan, mereka meletakan makanan yang mereka bawa dengan tenang di atas meja. Dan tetap tersenyum kepada semua pelanggan.
"Ha.ha.ha... Saya bercanda.. bercanda." Shezan tertawa, mentertawakan kebodohannya. Mempertanyakan pertanyaan yang tidak masuk di akal.
Setelah para pelayan tersebut selesai menata semua makanan di atas meja dan pergi, Farras memberi kode kepada Jagdish untuk menyerahkan kontrak kerja kepada Shezan.
Shezan membaca surat yang diberikan Jagdish kepadanya. Disurat itu tertulis mengenai apa saja yang menjadi pekerjaannya, hak dan kewajibannya, serta nominal gaji yang akan diterimanya setiap bulan.
"Saya akan memberikan kompensasi atas ketidaknyamanan dan gangguan pikiran yang anda alami." Ujar Farras kemudian, dan memberikan kode kepada Jagdish agar memberikan surat telah menerima dana kompensasi kepada Shezan.
"Oh.Baik." Shezan menerima surat yang diberikan Jagdish. Matanya kembali membulat ketika membaca nominal dana kompensasi tersebut. 100juta. Shezan ingin mencurigai sesuatu, tetapi Ia urungkan niatnya karena lagi-lagi otaknya malas berpikir. Mungkin dia sedang berhadapan dengan crazy rich.
"Mengenai status pernikahan, Anda boleh mengajukan perceraian apabila dikemudian hari Anda berencana untuk menikah dengan pria lain." Ujar Farras.
"Bagaimana jika Anda ingin menikahi wanita lain?" tanya Shezan.
"Hal yang sama akan dilakukan." Jawab Farras singkat.
"Satu lagi Pak, Saya ada permintaan. Saya ingin status pernikahan kita ini dirahasiakan dari siapapun." Pinta Shezan. Ia tidak ingin dirinya menjadi bully-an netizen di medsos, ataupun berhadapan dengan mertua yang nantinya pasti akan ada drama seperti di film-film. Terusir dalam keadaan hamil di tengah hujan badai.
"hmm.. "
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ayu Y. A.
ahahaha
2021-12-09
1