Ditinggalkan

Sinar matahari pagi menembus benda bening yang terpasang di dinding sebuah kamar berbentuk persegi. Di dalam kamar itu, Shezan sedang melakukan pengamatan terhadap pantulan dirinya di cermin.

Sudah banyak pose Ia coba. Namun, cermin dihadapannya tetap memantulkan seorang gadis berkulit agak sedikit dekil. Apalagi di bagian wajahnya. Dengan wujud seperti ini apa mungkin akhir kisahnya seperti Cinderella yang menikah dengan pangeran tampan? Ngimpi! .

Shezan menarik napas berat. Ia undur diri dari cermin. Diambilnya sebuah tas tergantung di balik pintu. Tas yang juga tidak kalah dekil dengan dirinya. Setelah memasangkan sendal jepit pada kakinya, Ia bergegas berjalan meninggalkan Kedai Bu Sri.

Seperti biasa, dipagi hari Ia mencari uang lewat jalan menjadi tutor di kursus menjahit. Meskipun bayarannya tidak cukup untuk membeli skincare, Ia tetap berkerja dengan profesional.

***

"Nina!...Nina!." Bu Sri memanggil Nina. Selepas kepergian Shezan, selang 5 menit, Wanita bertubuh agak gemuk itu tiba di Kedainya.

Suara Bu Sri merambat masuk ke telinga Nina, dan diteruskan ke Alam mimpinya. Suara itu menarik Nina untuk segera keluar dari alam mimpinya. Diusap-usapnya matanya, pertanda belum seluruh jiwa Nina berkumpul di alam sadarnya.

Setelah yakin seluruh jiwa nya sudah berkumpul, Nina bergegas menuju sumber suara, "Iya Bu?"

"Ada yang ingin Ibu sampaikan."

"Iya Bu." Nina siap mendengarkan,

"Begini, Ibu pikir kedai kita ini sudah kurang layak, semakin lama semakin sepi. "

"Ibu mau merenovasi kedai jadi warung kekinian Bu?" potong Nina.

"Bukan, Ibu tidak punya cukup modal untuk melakukan renovasi." Ibu Sri mengukir tawa kecil diwajahnya, "Ibu mendapatkan Kedai baru."

"Bagimana ceritanya Bu?!" tanya Nina bersemangat.

"Pokoknya, mulai besok kita sudah berjualan disana." Ujar Bu Sri. Ia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut kepada Nina. Karena Ia juga tidak begitu mengerti dengan kesepakatan yang telah Ia tandatangani.

Kemarin seseorang menawarkan nya sebuah Kedai. Ia tidak perlu direpotkan dengan urusan manajemen. Tugasnya hanya membuat bumbu rahasia masakannya, resep itu tetap menjadi miliknya. Mengenai pegawai dan kedai menjadi urusan pihak kedua. Bisnis ini dijalankan dengan sistem berbagi keuntungan. Bu Sri yang hanya mengerti soal urusan memasak, mendengar keuntungan yang akan dia dapatkan langsung menandatangani surat kontrak kerjasama tersebut.

"Trus?. kedai ini kosong dong Bu?"

"Oh, besok sudah datang penyewa yang baru,"

"Cepat banget? kok bisa Bu?" tanya Nina heran, Kedai mereka tidak terletak di daerah yang strategis.

"Ya namanya rejeki itu kan nggak disangka-sangka Nin." Ujar Bu Sri yang malas memikirkan siapa pria yang tiba-tiba menelepon dan ingin menyewa kedainya. Padahal Ia belum memberi tahu siapa pun tentang Kedai yang akan disewakannya.

"Berarti kita harus berbenah sekarang dong Bu?..itu kompor panci kuali piring,"

"Oh nggak perlu Nin, kamu bereskan saja barang barang kamu, barang-barang kedai ini semua sudah Ibu jual."

"Hah?!. "

Nina segera membereskan barang-barang nya yang tidak banyak. Ia juga membereskan barang-barang Shezan. Sementara Bu Sri tengah mengamati Kedainya, sudah 10 tahun Ia berjualan di sini. Awalnya Ia dibantu oleh kedua anaknya, namun kini semua anaknya telah menikah dan memiliki kehidupan masing-masing.

"Bu nanti saya dan Shezan tinggal di mana? di Kedai kita yang baru ada kamar kosong juga Bu?" Tanya Nina membuyarkan lamunan Bu Sri. Nina menyeret dua koper menuruni tangga.

"Katanya sih iya." Ujar Bu Sri tidak begitu yakin.

"oh.. "

"Tapi Nin... Shezan tidak ikut bersama kita,"

Terkejut dan rasa tidak terima terpancar dari wajah Nina. Bu Sri mengerti pertanyaan yang ingin Nina tanyakan.

"Ibu sudah meminta untuk membawa kalian berdua, tetapi tidak bisa. Ibu hanya dibolehkan membawa satu orang." Jelas Bu Sri. Nina lebih lama ikut dengannya, tentu Bu Sri memilih Nina.

Assalamu'alaikum!

Suara Shezan yang sudah berdiri di depan pintu masuk Kedai mengejutkan Nina dan Bu Sri. Meraka berdua menjawab salam dengan suara rendah, sekitar 30 frekuensi.

Shezan menatap heran dua buah koper yang ada di sebalah kanan dan kiri Nina. Nina dan Bu Sri sama-sama menunggu kesempatan untuk menjawab keheranan Shezan.

Shezan merasakan Nina dan Bu Sri akan menyampaikan berita yang tidak menguntungkan baginya. Ia pun menuju ke arah meja yang ditempati Bu Sri. Shezan menarik salah satu kursi, dan duduk di atasnya. Ia tidak ingin bertanya. Ia hanya menunggu.

"Begini Shezan, Ibu sebenarnya tidak enak harus mengatakan ini..." Bu Sri menarik nafas berat sejenak, "Ibu mendapatkan kedai yang baru, tetapi Ibu tidak bisa membawa kamu..,"

"Hiks.. Hiks.. kita berpisah Shezan.." Tangis Nina.

"Begitu," Ujar Shezan lemah, Ia tidak tahu harus berkata apa.

"Kalau kamu belum mendapatkan tempat kos, kos-kosan kenalan Ibu kebetulan ada satu kamar yang kosong. Kamu bisa menghubungi nomor ini." Terang Bu Sri sembari memberikan sercarik kertas bertuliskan nomor telepon.

"Iya Bu." Untuk saat ini Shezan belum sepenuhnya bisa mencerna apa yang terjadi.

"Malam ini kamu bisa tidur di sini. Tetapi besok mungkin kamu sudah harus pergi dari sini, karena sudah ada penyewa yang akan datang besok." Ibu Sri lanjut memberi keterangan.

"Baik Bu."

Saat ini, Shezan belum bisa menggunakan otaknya untuk memikirkan semua. Ia hanya bisa diam melepas kepergian Bu Sri dan Nina yang tengah menangis.

Kini hanya tinggal Ia dan koper nya di Kedai yang sepi. Seharusnya sekarang, Ia tengah mencuci sayuran, memotong daging dan sayuran, mengupas bawang...

Shezan melirik kertas yang berada digenggamannya. Ia kemudian mengambil benda kecil berwarna hitam dari dalam tasnya, kemudian menekan layar benda tersebut.

***

"500 ribu sebulan," Ujar seorang Ibu Ibu kepada Shezan.

Shezan mendengar tanpa melihat lawan bicaranya, Ia sibuk mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan di mana mereka berdua berada kini.

"Baiklah Bu, Saya pikiran dulu malam ini." Shezan pamit pergi meninggalkan kos-kosan itu.

Jarak kos-kosan dari tempat kursus menjahit tidak begitu jauh memang. Namun, Ia mencari sewa yang lebih murah dari itu.

Waktu terasa cepat sekali berlalu. Belum selesai Ia berpikir selama perjalanan pulang, Ia sudah sampai saja di depan Kedai Bu Sri tiba-tiba.

Kini Ia bingung, bayarannya hanya 1,5juta sebagai tutor menjahit. Jika biaya kos 500ribu, maka sisa uangnya 1juta, ongkos angkot 10ribu/hari, maka sebulan 240rb. lalu sisa uangnya menjadi 760ribu.

Hingga selesai Isya, Shezan belum juga selesai berpikir.

"Tutup ya mbak?" Suara seorang pria dari depan pintu kedai mengejutkan Shezan.

Ah Ia lupa menutup pintu kedai sejak tadi siang. Ia tidak sempat menutup kedai karena terlalu sibuk berpikir. Ia mengedarkan pandangannya ke arah pintu. Tampak seorang pelanggan yang kemarin Ia curigai berdiri di sana. Shezan melirik ke arah jam dinding. 08:15 malam.

"Mbak?" Jagdish kembali bertanya.

"Ah.Iya.. kami tutup Pak,"

Jagdish melihat ke arah koper yang masih bertengger di tengah kedai itu.

"Mau pergi mbak?" Jagdish menunjuk ke arah koper.

"Iya." Jawab Shezan malas.

"Malam-malam begini?...mau ke mana mbak?!" tanya Jagdish penuh keheranan.

Shezan tidak menjawab pertanyaan Jagdish. Ia menatap Jagdish dengan tatapan tidak suka. Meski pria yang berbicara dengannya ini adalah pria yang cukup tampan. Tetapi ketampanan itu tidak mampu menghilangkan kegalauan Shezan. Saat ini Ia sedang tidak ingin berbasa basi.

Shezan berjalan ke arah pintu, Ia hendak menutup kedai dan mengusir pelanggan itu secara halus, "Kedainya sudah tutup Pak."

"Mbak dipecat? dan bingung mau tinggal di mana?"

Ucapan Jagdish yang terdengar seperti iklan di surat kabar menghentikan gerakan tangan Shezan menggeser pintu Kedai. Takut Ia gagal dalam menjalankan tugasnya, Jagdish akhirnya langsung ke tujuan kedatangannya menemui Shezan.

Terpopuler

Comments

less22

less22

p

2022-03-05

1

UpTo Channel

UpTo Channel

nyicil baca

2022-02-15

4

Mak Aul

Mak Aul

ealah, bisikw dong ah🤣

2022-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!