"Hana!" seseorang memanggil Hana tak jauh dari tempatnya memarkir sepeda, ia menoleh pada sumber suara.
"Kak Randy! Kenapa dia ada disini?" gumam Hana setelah tahu siapa yang memanggilnya. Randy berlari mendekat, ia terlihat dari dalam lokasi sekolahan.
"Kemarin aku ke swalayan, kata Citra kamu resign ya?" tanya randu tanpa basa-basi setelah dekat dengan Hana.
Randy lalu melihat box di jok belakang sepeda Hana.
"Sekarang kamu jualan kue?" Hana mengangguk sudah jam setengah 10. Panas matahari menyengat isi bumi, namun kala sore hari hujan turun dengan lebatnya.
"Iya, ini kue buatan aku. Kata ibu daripada aku kerja dari pagi sampai sore, mendingan aku bisnis kecil kecilan. Kita, terutama aku dan ibu masih trauma akan kejadian yang waktu itu. Mereka akhirnya meminta aku resign dari swalayan."
"Dan aku cuman bisa bikin kue, kak! Banyak yang bilang kue buatan aku enak. Kak Randy mau nyoba?" Hana membuka salah satu box, terlihat kue berjejer dan ditumpuk dengan rapi.
"Boleh, aku ambil bolu warna ijo ini." sebelum memakannya Randy mencium aroma kue.
"Harum. Jadi, ini sekarang usahamu? Semoga sukses deh!" Randy menggigit kue dan mengangguk angguk.
"Iya, bener. Enak kuenya!" Randy melongok melihat lihat kue yang ada dalam box.
"Terus, ini mau kamu bawa kemana?" tanyanya lagi.
"Ini, aku masih mau cari pelanggan, aku mau ke toko di persimpangan itu, disana tokonya lumayan rame, siapa tahu mau dititipin ini."
"Ah!" Randy menjentikkan jari.
"Han, sisa kue ini aku borong semua, ya!" Hana menatap Randy tak percaya.
"Beneran, kak. Kak Randy gak nge prank aku kan?" Randy tertawa, Hana selalu sangsi akan kata katanya.
"Suer! Tapi, ada syaratnya. Kamu ikut aku sekarang sambil bawa kue itu. Gak jauh, kok! Gimana?" Hana terdiam mempertimbangkan tawaran Randy.
"Aku kan gak bisa bawa boxnya!" alasan masuk akal Randy. Karena ia menunggangi sepeda motor sportnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Memang kak Randy mau ngajak saya kemana, sih?"
" Udah, ikut aja, entar kamu juga tahu. Ayok, ikutin aku!"
"Jauh, nggak?" Randy menggeleng.
"Nggak, mungkin satu kiloan. Tempatnya agak masuk ke gang sih, gak kelihatan dari jalan raya! Mau kan?" Hana mengangguk setelah beberapa saat.
"Nah, ini tempatnya Hana! Ini tempat aku dibesarkan bersama anak anak yang lain oleh bunda Hilma" Hana melihat ke sekeliling tempat yang lumayan luas itu.
"Kalau jam segini sepi, anak anak pada sekolah, Di sekolahan tadi kita ketemu adalah tempat adik adikku menimba ilmu. Aku dulu juga alumni SD itu!" Randy bercerita tanpa diminta. Saat itu seorang ibu paruh baya yang masih terlihat cantik keluar dari sebuah ruangan.
"Randy! Ibu kangen." sapa wanita itu tersenyum lebar.
"Assalamu'alaikum, Bunda Hilma."
"Waalaikum salam. Lama kamu gak main kesini, Randy! Sibuk banget ya!" rajuk bunda Hilma yang lalu menoleh pada Hana yang berdiri di samping Randy. Tak biasanya anak asuhnya itu bawa anak gadis datang ke panti, ini bahkan pertama kalinya. Ia yakin Randy punya hubungan istimewa dengannya.
"Wah, ada kemajuan nih Randy kesini bawa anak gadis. Pasti ini gadis istimewa kamu, ya!" Randy tertawa mendengar tebakan Bundanya. Dan memang benar, Hana gadis istimewa baginya, walaupun belum terjalin hubungan yang lebih dari pertemanan. Dan ia memang masih dalam tahap pedekate.
"Hehehe, doain aja bunda. Perkenalkan ini namanya Hana. Rumahnya gak terlalu jauh kok dari sini." Hana tersenyum pada Bunda Hilma, lalu menyalaminya.
"Saya bundanya Randy, panggil aja Bunda Hilma. Kamu cantik sekali, Hana. Kalian pasangan yang cocok!" celoteh bunda Hilma.
"Kami cuma teman, Bu!" seru Hana sebelum kesalahpahaman berlanjut.
"Oh!" kentara sekali bunda Hilma terlihat raut kecewa diwajahnya. Namun hanya sebentar, kemudian tersenyum lagi.
"Iya, awalnya sih berteman, tapi lama lama jadi teman hidup!" Hana menunduk jengah dan malu. Bundanya Randy ini pasti mengira yang tidak tidak, dan Randy hanya tersenyum dan menyimak obrolan mereka tanpa menyanggah, apalagi klarifikasi kalau mereka tak lebih dari teman.
Eh, teman, kapan mereka berteman.
"Bunda, Randy bawa kue nih! Ini kue buatan Hana, loh! Hana ini lagi merintis usaha bikin kue. Enak loh, bunda pasti suka!" Randi mengambil ketiga boks dari keranjang di sepeda Hana.
"Benarkah? Semoga berjalan lancar usahanya, yang begini nih bunda suka gadis yang mandiri."
"Yuk, masuk! Kita bicara didalam." Hana dan Randy pun masuk mengikuti bunda Hilma, Randi menenteng tiga box kue yang ia borong dari Hana.
Sedangkan tak jauh dari situ, seseorang menatap sendu dan kecewa, Randy datang bersama seorang gadis yang terlihat cukup akrab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yeni Eka
saingan Hana nih datang
2022-11-15
0
Ummi Alfa
Wah..... ada yg cwmburu juga rupanya di panti.
2022-06-10
0