Bab 9

"Put! Lo kan udah genap 24 nih. Kapan lo ngenalin cowok lo ke kita, ya nggak teman teman?" Tanya Citra, anak paling berisik diantara kelima temannya.

"Iya nih masa' mo lo sembunyiin terus itu si Bima, gak mau lo kenalin nih do'i ke kita?" Isna pun mengompori omongan Citra.

"Harusnya acara ultah kayak gini, dia ngikut juga!" mereka saling bersahutan, pengen tahu cowok Putri yang belum pernah dikenalkan dengan mereka.

"Bukannya gitu, kalian tahu kan, si Bima kerjaannya di luar kota, mana pulangnya seminggu sekali." bantah Putri, hanya Hana dan Citra yang sudah dikenalkan dengan cowok Putri itu.

"Lagian tadi malem pas jam dua belas teng teng do'i vidcall gue, ngucapin selamat ultah via onlen. Gak apa sih, yang penting kerjaan dia beres, terus bisa malmingan deh ntar!" Putri pun terlihat mesem mesem sembari melihat hapenya.

Surprise!!!

" Aldino...!" seru Putri tiba tiba, dua orang cowok mendekati mereka.

"Haah, aldino! Siapa tuh bukannya cowok kamu namanya Bima ya?" Isna terbengong bengong dikiranya Putri menyebut nama cowok lain.

"Hahaha, aldino tuh akronim dari Alhamdulillah, dia nongol. Tuh dia!" tunjuk Putri pada dua cowok yang mendekat.

"Hahaha, Putri bisa aja bikin singkatan." celutuk Hana, teman teman Putri pun kompak terpingkal.

"Kalau kata gue sih, aldira. Alhamdulillah dia raono, alias masih rahasia! hehehe!" Hana sampai menutup mulutnya agar tawanya tak terdengar keras.

"Hahaha, Hana gak kalah gokil ternyata...!" celutuk Vina sembari tertawa.

"Haii!"

"Haiii!" seru dua orang cowok. Derai tawa mereka langsung berhenti.

"Seru banget sih, kalau cewek pada ngumpul!"

Ternyata salah satu cowok itu adalah Bima, kekasih hati Putri. Mereka pun duduk bersama delapan orang.

****

" Teman teman, gue ada ide nih. Gimana kalau malam Minggu kita nonton bareng, ada film terbaru loh. Gue ngefans bingit ma artis pemeran utamanya, mereka sepasang kekasih lagi!" ajak Putri setelah mereka menyelesaikan makan mereka.

"Ahaha, gue juga ada ide, gimana kalau nontonnya couple an. Pasti asyik!" seru Citra yang sekarang duduk bersebelahan dengan cowoknya.

"Setuju!"

"Setuju!"

"Gak setuju..!" seru dua cewek.

"Yaaaah!" dua cewek yang gak setuju, adalah Hana dan Vina.

"Gue kan LDR an. Cowok gue baru balik bulan depan!" ucap Vina memberi alasan. Lalu tatapan tertuju pada Hana.

"Lo Lo pada tahu kan gimana gue! Mohon pengertiannya!" Hana meringis mengatupkan kedua tangan.

Citra menjentikkan jarinya, " Lo kan bisa ajak si Randy. Doi pasti mau!" bisik Citra di telinga Hana.

"Ishh, gak akan lah ya! Gue gak ikut pokoknya kalau kalian couple an!" kekeh Hana menggeleng kuat.

"Biarpun ada cowok yang mau gue ajak nonton, gue gak bakalan mau. Sorry, Put! Bukannya gue gak setia kawan. Lo pasti tahu kenapa. Please! Gue mohon pengertian kalian semua." pinta Hana memelas.

"Gimana kalau Lo gandengan ama Vina, kan sama sama no couple?" toleh Citra pada Vina dan Hana bergantian. Keduanya pun kompak menggeleng.

"No, masa jeruk minum jeruk." Vina.

"Obat nyamuk dong kita, zina mata liat orang pacaran!" Hana.

"Iya, iya ustadzah!" suara mereka masih celometan diantara suara suara para pelanggan lainnya.

"Udahlah, ga usah pikirin gue. Kalau Lo pada mo nonton, nonton aja. Santuy bro, Sis!" No matter for me.

Duuuh,

Tetiba Hana merasa ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman duduk.

"Kenapa Han?" Citra menangkap raut tak nyaman Hana.

"Cit, anter gue ke toilet dong! Risih nih, gue lagi deras banget. Mana tadi lupa bawa ce la na dalam ganti lagi!" jawab Hana sembari berbisik.

"Vin, Lo anter Hana ke toilet gih!" Citra malah menyuruh Vina mengantar Hana.

"Sia lan Lo Cit!" umpat Hana lirih, Membuat Citra nyengir kuda. Ia tak mau bergeser sedikitpun setelah kekasihnya datang bersama si Bima tadi.

"Ayuk, Han!" sambut Vina, keduanya bertanya pada pelayan yang kebetulan melintas di dekat mereka. Dengan menutupi bagian bo kongnya dengan Sling bag, Hana mengikuti arahan pelayan bersama Vina.

"Vin liatin belakang gue, ada bekas nggak?" Vina bingung dengan apa yang dikatakan Hana.

"Bekas? bekas apaan maksudnya?" dengan ragu Vina menengok, dan ia menutup mulutnya dengan tangan.

"Wah, Han! Lo lagi dapet? Lo bocor nih, kok bisa?"

"Apa? Benarkah?" Hana terlihat panik dan pucat. Ia pasti akan merasa malu setengah mati jika ada yang melihatnya seperti itu.

"Mati gue, Vin! Gimana dong?" Vina ikutan panik.

"Gue pulang aja, Vin! Malu gue." muka Hana terlihat merah padam karena malu. Kasihan Hana. Batin Vina.

"Eh, Han! Gini aja deh, gue tanya sama pelayan aja ya, jalan pintas keluar tempat ini. Biar gak kelihatan sama temen temen. Ntar Lo langsung pulang aja!" Hana sudah tak bisa berfikir, ia mengangguk pasrah saat Vina meninggalkannya dalam toilet dan merutuki kecerobohannya hari ini.

Tak lama, Vina datang sembari mesem yang ditahan.

"Siip, yuk keluar, gue udah tanya jalan lewat belakang!"

"Thanks ya Vin, duh muka gue taruh mana kalo ada yang liat gue kayak gini!" sesalnya lagi dan lagi.

" Udah, gak usah nyap nyap mulu. Semua perempuan pasti pernah juga ngalamin yang kayak gini, ga usah terlalu diambil ati kalo sampe ada yang liat!" Vina berjalan dibelakang Hana yang masih menempelkan sling bag kecil di belakang bo kongnya.

Hana terkejut saat keluar dari pintu toilet, seorang pria berdiri menyandar bahu didinding toilet sembari memasukkan kedua tangannya di saku jaket kulitnya.

"Hai Han!" sapa Randy.

"Daah, Hana! Mas Randy ini bakalan ngasih tau pintu belakang, lo ikutin aja dia, Han! See you tomorrow!" buru buru Vina pergi dari situ sembari melambaikan tangan pada Hana yang bengong.

Vinaaaaa! geram Hana.

Randy telah melepas jaketnya, lalu melilitkan tangan jaket di pinggang Hana.

"Ada bendera Jepang di celana kamu, tutupin pake ini ya, biar ndak dikira orang Nippon." gurau Randy namun membuat muka Hana memerah lagi. Antara malu, dan kesal campur aduk.

" Makasih, kak Randy!" entah ke berapa kalinya Randy menyelamatkan Hana, ada disaat situasi genting.

"Ayo, aku antar lewat pintu belakang, mau pulang kan?" Hana mengangguk dengan sungkan mengikuti ayunan langkah Randy. Randy mengantar sampai halaman parkir depan.

"Mau aku antar pulang, Han?" Hana langsung menggeleng.

"Nggak usah kak! Makasih. Maaf merepotkan, nanti jaketnya aku cucikan. Kalau udah di cuci nanti aku antar ke kak Randy!" jawab Hana sembari naik ke motornya. Hana mengangguk dan sekali lagi mengucap terimakasih sebelum melajukan motornya pelan keluar area halaman kedai bakso yang satu lokasi dengan kafe disebelahnya.

Hana mengendarai motornya dengan perasaan campur aduk, jantungnya pun tak mau diajak kompromi saat di dekat Randy. Duuh, rasa apa ini ya!

...Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Hm..... mulai deg2an ya Han kalau dwket2 sama Randy .

2022-06-09

0

farida ismarini

farida ismarini

up lagi dung

2021-11-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!