Bab 8

Tak terasa dua hari telah berlalu. Dua hari ini Randy tak lagi menjemput Hana, ia sudah bisa mengendarai sepedanya kembali.

"Tadi baru aja nak Randy datang kemari, memeriksa sepeda kamu. Katanya Akinya soak, businya juga harus ganti. Terus dia pergi lagi gak lama datang ternyata beli busi dan ganti aki buat sepeda kamu." kemarin lusa Bu Mira bercerita karena Hana mengeluh sepedanya belum bisa ia gunakan. Setelah pagi itu Hana minta izin untuk kerja setengah hari, karena kakinya belum sembuh benar.

"Dia sendiri yang mengutak atik sepeda kamu Han! Sekarang sepeda kamu udah bisa distarter, coba aja!" mendapat laporan itu, setengah tak percaya Hana mencoba sepedanya. Dan benar, sepedanya tak lagi rewel, padahal tadi ia sudah merencanakan membawa sepedanya ke bengkel langganan.

"Ibu tadi nawarin dia makan siang, tapi dia gak mau. Dia juga gak mau nerima waktu ibu mau ngasih uang buat ganti uang dia yang kepake buat beli busi dan ganti aki." Hana merasa bersalah, mendengar cerita dari ibunya. Karena dia sudah berlaku ketus bin judes sama Randy sedari kemarin lusa.

Dan kini, sudah dua hari Hana tak bertemu cowok itu. Dia tak datang ke rumah, tak lagi menjemput Hana, tak juga berbelanja ke swalayan tempatnya bekerja.

Sore hari ini sepulang kerja, Hana ikut merayakan ulang tahun salah satu teman baiknya, Putri. Putri mengajak teman temannya ke sebuah kedai bakso mie ayam bernuansa cafe. Citra, Nisa, Isna, dan Vina. Dengan Putri dan Hana tentu saja.

Tadi saat istirahat, mereka berlima memberikan kejutan kue ulang tahun yang ke 24 untuk Putri. Bahkan sang manager swalayan ikut pula menikmati acara ulang tahun sederhana itu. Mereka berenam berteman akrab hingga tak jarang mereka bersenda gurau dan paling berisik diantara teman yang lain.

Kini mereka meluncur ke tempat yang direkomendasikan oleh manager mereka. Berenam mereka telah duduk di sebuah meja yang berada di pojok ruangan dan menghadap jendela kaca, sehingga bisa leluasa melihat ke jalan raya dengan lalu lalang kendaraan, baik mobil atau motor serta alat angkut lainnya..

"Bener kata Bu menejer, disini tempatnya oke." kata Putri setelah mereka duduk. Sedang Citra mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang malam itu tak begitu ramai, padahal kata Bu manager, tempat ini tak pernah sepi. Mungkin ini keberuntungan buat mereka, jadi mereka lebih leluasa memilih tempat duduk.

"Ehh, Han, Hana!" Citra menepuk dengan keras paha Hana yang duduk disampingnya. Hana merasa duduknya tak nyaman.

"Apaan sih, sakit tau Cit!" gerutu Hana membalas tepukan Citra.

"Duh, lagi deras derasnya gue. Mana pake celana putih tadi. Kira kira bocor gak ya?" Hana duduk dengan gelisah.

"Han, itu kan Randy. Gebetan Lo!"

Deg deg deg.

Tiba tiba jantung Hana berdetak kencang mendengar Citra melihat orang yang dua hari ini diam diam ia inginkan kehadirannya. Entahlah, setelah tahu ia dengan rela hati memperbaiki sepedanya, mengantar dan membiayainya berobat juga bahkan beberapa hari mengantar dan menjemputnya kerja tanpa pamrih, terbersit sedikit rasa simpati di hati.

"Ish, gebetan apa coba! Mana?" walaupun bibirnya menolak kata kata Citra, tetapi matanya berkata lain, ia merasa penasaran dan menoleh kearah tempat yang ditunjuk Citra dengan isyarat dagunya.

Detak jantung Hana lebih cepat lagi tatkala ia melihat kearah cowok itu Benar itu Randy, ternyata cowok itu juga sedang menatap kearahnya sembari tersenyum manis.

Disini rupanya tempat dia kerja.

Ia lalu memalingkan wajah dan mengedarkan pandangan pada temannya satu persatu.

"Ciee cieee!"

"Ehemmm!" canda kelima temen Hana, bahkan Citra berdehem panjang, hingga Hana mencubit paha Citra yang langsung mengaduh kesakitan sembari mengusapnya.

"Duh, sakit tauk! Ganas amat jadi cewek Lo Han. Padahal Amat aja gak ganas, malah gemulai tuh!" Citra malah membicarakan Ahmad, yang kondang dipanggil Amat, dia adalah kasir shift malam.

"Hahaha, kasian Amat dibawa bawa sampe sini!" seru Isna tertawa lebar, tanpa ada jaimnya.

"Malam! Kalian udah pesan makanan atau minuman?" suara itu....

Tepat di belakang Hana, Randy berdiri. Menunggu pesanan yang disampaikan sekawanan gadis gadis cantik di meja itu sembari tersenyum ramah bersama seorang cowok disampingnya. Sepertinya teman kerja Randy.

"Mas Randy, kerja disini ya?" tanya Citra, cowok di samping Randy itu menyahut.

"Mas Randy ini owwwwh....!" keluh cowok itu merasakan sakit dan menunduk. Rupanya diam diam Randy menginjak sepatu cowok tadi hingga ia kesakitan.

"Apaan sih mas Randy sakit tauk!"

"Iya, aku kerja disini!" sahut Randy lalu melirik tajam cowok di sampingnya.

"Hmm, mas Randy sih cocoknya jadi owner tempat ini!" celutuk Putri, Randy tertawa.

"Masa sih, apa dasarnya kok aku cocok jadi pemilik tempat ini. Apa muka aku ini cocok bertampang bos?" ucap Randy bergurau. Keempat teman Hana mesem mesem.

"Iya, mas Randy cocoknya jadi Bos! hehehe!" Putri dan Citra masih saja meladeni gurauan Randy.

"Sudah sudah, nanti aku dimarah bos lagi. Kalian mau pesen apa coba!" Randy menyudahi gurauannya, lalu cowok di samping Randy menulis pesanan mereka satu persatu.

"Selamat makan ya semuanya, aku tinggal dulu!" Randy mempersilakan mereka makan setelah pesanan diantar, sebelum pergi ia sempatkan menatap Hana yang sama sekali tak bersuara sembari bertopang dagu bermain hape.

"Han, ngapain si Lo diem aja dari tadi, sariawan?" tanya Vina yang diamini temen teman yang lain. Hana lebih banyak diam dan hanya menanggapi dengan senyum candaan temannya.

"Gak apa kok! Lagi bad mood aja!" jawab Hana mengaduk aduk bakso dihadapannya, lalu menambahkan satu sendok sambal yang langsung ditangkap Citra.

"No, Hana! Lo gak bisa makan pedes, bisa bisa gue sama Putri diomelin nyokap Lo kalau Lo sampe sakit perut dan maag Lo kambuh. Dikiranya kita gak ngingetin lo!" kali ini Citra bicara dengan mimik serius. Ia tak ingin temannya itu masuk rumah sakit gara gara penyakit lambungnya kambuh.

Hana manyun lalu mengembalikan sendok beserta sambalnya ke wadahnya lagi.

"Han, gue liat kayaknya Lo itu ada beban pikiran deh, jangan gitu dong! Kita jadi gak enak hati nih! Kalau ada masalah, sharing sama kita!" pinta Vina yang lebih dewasa pemikirannya diantara teman teman yang lain, dan diamini keempat teman lainnya.

"Ishh, kalian apaan sih, siapa juga yang beban pikiran. Kita kan kesini mau hepi hepi ditraktir Putri, jangan melow melow an gitu, ah!" Hana tertawa walaupun terlihat kalau dipaksakan.

"Yuk, bersulang! Semoga teman kita Putri yang hari ini berulang tahun dan kita semua berumur panjang dan hidup bahagia, dan khusus buat Putri, semoga segera mengakhiri masa lajangnya, aamiin!" mereka pun mengadu gelas mereka.

"Cheers!" mereka pun tertawa tawa bahagia.

"Apaan sih, gue kan masih pengen kumpul kumpul bareng kalian!" rajuk Putri.

***

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Rendy pasti bos kafe nya

2022-11-06

0

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Ternyata duagaanku benar kalau sebenarnya Randy tuh ownernya kafe itu masa karyawan masuknya jam 10 kaya bosnya aja.

2022-06-09

0

Rosni Lim

Rosni Lim

Hsdir

2021-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!