Bab 16

Hana membaringkan tubuhnya dikasur usai makan bubur beberapa suap, lalu meminum obatnya. Ia merapatkan selimutnya karena hawa dingin menerpanya.

Ia melamun teringat ucapan ibunya tadi pagi, jika Randy ada perasaan dengannya. Dari tatapan mata pria itu yang mengkhawatirkannya karena kejadian kemarin.

"Aku tuh semalam sampai gak bisa tidur tau, khawatir sama keadaan kamu!" ucap Randy tanpa Hana minta, saat mereka lagi diruang tunggu klinik.

"Makanya pagi pagi aku udah gak sabar pengen kesini nengokin." imbuhnya masih memijit telapak tangan Hana.

"Ih, pagi pagi mau bikin baper anak orang aja. Gak lucu dan gak mempan, tauk!" ucap Hana ketus menutupi kebaperannya. Dari semenjak mereka ketemu saat Hana jatuh sampai hari ini, Randy memang selalu menunjukkan perhatiannya. Dia juga sangat dekat dengan Ayah serta Ibu Hana.

Randy tersenyum simpul sembari menatap Hana lembut." Siapa yang mau bikin baper. Aku serius ini!" Beruntung tak lama kemudian nama Hana dipanggil dari pengeras suara, hingga Hana tak harus salah tingkah dihadapan Randy.

Selama ini Hana tak pernah dekat dengan cowok manapun. Hanya nama seseorang yang pernah terukir indah dihatinya saat SMA. Ia tak pernah tahu dimana cowok itu sekarang. Karena tiba tiba saja, cowok itu pergi tanpa kata, saat orang tuanya pindah ke kota lain, sehingga ia pun ikut pindah sekolah. Dan tak berkomunikasi hingga kini.

Dimana dia sekarang?

Hana hampir terbuai alam mimpi saat dering ponselnya berbunyi. Videocall dari Citra.

"Woi, beneran sakit Lo, Han?" tanpa aba aba Citra bersuara saat ia menerima vidcall darinya, dan melihat Hana bergelung dibawah selimut.

"Sakit apa Lo, Han?" kali ini Putri bersuara, mereka tengah sibuk menata barang di display kaca.

"Perasaan kemarin baik baik aja deh!"

"Lo gak liat apa gue kayak gini? Tadi malem demam, sekarang pusing sama mual, pilek juga. Hattciih!" Hana menutup mulut dan hidungnya saat bersin dengan tisu.

"Kemarin sore tuh gue kehujanan ceritanya, terus ban motor gue tiba tiba bocor dekat pemakaman, gak kebayang kan kalian, gue dorong motor sambil ujan ujanan, terus gak pake mantel. Maghrib lagi. Lengkap sudah penderitaan gue!" Hana tak menceritakan peristiwa ia dicegat dua preman. Biarlah hanya dirinya, Ayah ibu dan Randy yang tahu.

Setelah dirasa cukup berbicara, dan tak mau ganggu pekerjaan teman temannya, Hana mengakhiri obrolan via onlen. Baru beberapa saat Hana meletakkan ponsel, benda pipih berwarna hitam itu berbunyi lagi. Hana mengembangkan senyum saat melihat nama siapa yang tertera di layar.

Nia Besti is calling.....

"Holaaa!" teriak yang disebrang sana, pasalnya mereka sudah lama tak saling sapa via onlen, apalagi ketemu tatap muka.

"Hola juga, vidcall dong! Kangen nih!" dan yang di seberang telpon menganga mulutnya saat telah menggeser tombol hijau.

"Kenapa Lo! sakit?"

"He eh." Lo sehat kan?"

"Alhamdulillah, gue sehat Han! Lo sakit apa? Kok bisa si penyakit nempel sama Lo!"

"Sia lan Lo! Namanya juga manusia. Yang gak sakit, gak makan, gak minum sama gak punya syah wat itu Malaikat, gue mah manusia biasa. Anak dari pak Hadi sama Bu Mira. ehemm!" ucap Hana memegang kepalanya yang masih terasa nyut nyutan.

"Ya udah deh kalo gitu Lo istirahat aja, nanti kalo Lo udah mendingan, kita ngobrol lagi. Gue..."

"Eit eit, tunggu dulu! Gue kan masih kangen. Lo kalo mo ngomong sesuatu ngomong aja, gue dengerin, sumprit!" Hana mengacungkan telunjuk sama jari tengah. Wajah Nia terlihat sumringah.

"Yakin nih, jangan sirik Lo awas, ya!"

"Iya, iya...!" ucap Hana meyakinkan Nia, bercanda dengan teman lamanya membuat Hana lupa akan rasa sakitnya.

"Han, gue udah dilamar!" mata Hana membulat tak percaya.

"What?! OMG. Akhirnya, temen gue ngelepas jomlo. Selamat ya! Sekali lagi selamat, gue kenal gak sama calon Lo?"

"Ya tentu nggak lah, dia asli orang sini. Temen kerja gue. Gue ngomong gini sekaligus undangan yah! Gue nikahannya bulan depan, Lo kudu dateng!" ucapnya setengah mengancam.

"Awas Lo gak datang, gue blacklist ...!"

"Jadi temen gue..!"

Hana menyebikkan bibirnya.

"Ya, jangan dong! Temen gue tuh bisa diitung jari, masa Lo mau kabur juga. Gak kasian apa sama gue!" tatap Hana.

"Halah, ga usah sok melas gitu."

" Oiya, ada syaratnya kalo Lo datang sini! Lo kudu sama pasangan. Bisa ya?" Hana langsung mengendurkan bibirnya yang tadi tersenyum. What! Emang ada, syarat kondangan tuh harus sama pasangan. Tapi iya juga sih, masa jauh jauh cuman sendirian doang. Tapi, sama siapa? Huuh.

"Hello!" melihat Hana yang terdiam, Nia melambai lambaikan tangannya didepan kamera.

"Iya, iya. Gue masih nyimak kok! Terus kalo gak bawa pasangan gak boleh datang gitu?"

"Bukannya gitu, gue tuh maunya Lo bawa pasangan. Rencananya Lo bakalan gue jadiin salah satu bridesmaid, terus pasangan Lo jadi groomsmen. Ya, ya... mau ya?!" rayu Nia, Hana masih diam mempertimbangkan.

"Udah, gak usah banyak pertimbangan. Pokoknya gue tunggu Lo di nikahan gue. Gue lagi mo fitting nih, udah ditunggu kangmas bojo."

"Get well soon. Tak enteni neng stasiun sasi ngarep."

"See you next month." tanpa menunggu jawaban Hana, Nia memutus sambungan telpon.

"Huuh, dasar gak sopan bingit si Nia!" gerutu Hana.

Tak lama, ponsel Hana berbunyi lagi. Kali ini sebuah pesan, dan saat dibuka dari Nia.

"Kalau Lo gak bawa pasangan, gue kenalin sama temennya calon gue. Gue tahu, Lo tuh jomlo fi Sabilillah. Sapa tahu jodoh, terus langsung di ta'aruf." isi pesan Nia yang membuat kepala Hana tambah nyut nyutan.

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Next Thor.... tetep semangat!!

2022-06-09

0

Via🔥💰

Via🔥💰

wahh apa keputusan hana ya? mau nerima di kenalin sama nia

2021-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!