"Kemarin kamu bo'ong kan tentang Ibu kamu? Ngaku deh sama aku!" setelah beberapa saat diam Hana membuka suara. Mereka kini dalam perjalanan menuju klinik.
"Bo'ong tentang apa? Sama siapa?"
"Aku merasa sama sekali gak bo'ong." Randy menjawab agak keras.
"Halah, gak ngaku juga!" mendorong agak keras bahu Randy dari belakang. Randy hanya tertawa menanggapinya.
"Hhh, kamu kemarin bilang sama aku disuruh ibu kamu belanja. Terus kamu bilang lagi sama ibu aku, kalau kamu udah gak punya ibu. Terus yang bener yang mana coba? Dasar, masih juga gak mau ngaku?"
Tukang modus! Hana mengatai Randy di jok belakang, sambil mulutnya komat kamit.
"Oh, soal yang itu!"
"Iya, beneran kok. Aku memang kemarin itu dimintai tolong sama ibu. maksud aku, Bunda panti tempat aku dulu diasuh. Beliau sudah ku anggap seperti ibuku sendiri. Emang salah?"
Hana terkaget sendiri. Ia bingung untuk menjawabnya.
"Mmm, ehh. Enggak juga sih!" Hana kemudian menggaruk tengkuknya, dan diam. Takut jika bicara salah lagi.
"Maaf!" Hana menatap belakang kepala Randy yang tertutup helm.
Kini mereka duduk mengantri, pagi itu klinik cukup ramai.
"Han, Satu hari nanti, aku pengen ngajak kamu ke panti. Kalau kamu udah sembuh pastinya!" Hana menengok pria di sampingnya.
"Kamu pasti senang ngumpul sama anak anak panti."
"Mau kan?" harap pria itu.
"Lihat aja nanti!" jawab Hana cuek, masih terus berselancar dengan ponselnya.
"Kamu kalau pengen tahu sesuatu tanya aja, daripada menduga duga seperti tadi, terus praduga kamu salah!" ucap Randy mengulum senyum di samping Hana.
"Ih, apaan sih. Emang situ penting apa!" jawab Hana cuek bin sinis. Ia menutup ponselnya,
menatap seorang ibu yang menggendong anak balita. Kelihatannya anak itu sedang demam, karena keningnya ditempel dengan plester kompres.
Hampir satu jam lamanya pergi pulang, mereka kini tiba lagi ke rumah Hana. Dan Hana membelalakkan matanya saat melihat sebuah sepeda terparkir di samping teras, ia hapal dengan pemilik sepeda itu.
Ini kenapa Citra sama Putri datang sekarang sih. Ngomong apa coba sama mereka!
Hana sangsi teman temannya bisa mengerti alasan apa yang ia sampaikan, secara mereka adalah geng kepo akut.
Ehemm!
Dua orang gadis berdehem, melihat Hana berjalan dengan menopangkan tangan di bahu pria yang tak dikenal mereka. Dengan telaten pria itu berjalan pelan mensejajari Hana.
"Jahara deh, kalian ini!"
"Bukannya ditolongin juga!" keluh Hana, karena kedua temannya itu hanya bengong melihatnya dipapah Randy, ia lalu duduk di sofa.
Kedua teman Hana yang bernama Putri dan Citra segera menghampiri Hana yang menyelonjorkan kaki di sofa. Melihat luka Hana yang mulai mengering. Sedang Randy duduk di kursi tunggal. Memperhatikan interaksi mereka bertiga.
"Ya Alloh, Han! ternyata lumayan parah ya sakitnya. Maaf ya, kita baru jenguk!" Citra bersuara dengan mimik wajah menyesal. Ia menyentuh luka itu dengan ujung jari telunjuknya.
"Iya, Han! kita minta maaf!" Hana cemberut dengan wajah merajuk. Membuat kedua temennya saling pandang.
"Ya udah deh, kalau gak mau maafin kita. Kita pulang aja, yuk!" ajak Putri mencolek pinggang Citra yang jongkok dihadapan Hana, sembari mengedipkan mata, berbicara dengan isyarat mata pada temannya itu.
"Eh, jangan! Kalian gak kangen apa sama aku!" rengek Hana mencegah keduanya. Wajahnya berubah mode memohon, tak lagi cemberut seperti tadi.
"Oiya, kenalin itu namanya kak Randy. Dia yang nolongin gue waktu kecelakaan." Keduanya lalu menatap dan tersenyum pada Randy.
"Hai, namaku Randy!" ia mengulurkan tangan, tersenyum lebar pada kedua teman Hana.
"Citra!"
"Putri!"
Citra dan putri saling tatap penuh arti, Hana yang tahu arti tatapan keduanya melotot.
"Eum, kalau begitu aku pulang aja sekarang. Jangan lupa diminum obat ya, Hana! Biar cepat sembuh."
"Citra, Putri! Aku pulang dulu. Assalamu'alaikum!" ucap Randy sebelum ia melangkah keluar rumah.
Di teras, Randy berpapasan dengan Bu Mira yang membawa kresek hitam, rupanya ia dari warung. Hana memperhatikan interaksi ibu dan pria itu, walaupun tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
"Cieee, kayaknya ini bakalan jadi calon mantunya pak Hadi dan Bu Mira nih! you are the perfect couple." canda Putri pada Hana yang langsung melotot kesal.
"Iya, yang perempuan manis cantik, yang satu manis ganteng. The best couple deh. Ya nggak, ya nggak?" keduanya lantas tertawa bisa menggoda Hana yang selama ini dikenal anak yang alim dari mereka bertiga.
"Apaan sih Lo Lo pada, geje deh!"
"Jangan pada ngegosip ya, awas! Udah gue bilang dari tadi, kita baru kenal kemarin. Gara gara kecelakaan ini!" sungutnya sebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
waduh udah main dorong 😀
2022-11-16
0