Hari pun berganti. Kevin seperti biasa datang ke rumah Riana saat pagi. Saat mengetuk pintu. Pintu pun dibukakan oleh Riana.
"Kamu vin. Silahkan masuk" Pinta Riana.
"Mana Ibumu?" tanya Kevin.
"Ada tu di sana," jawab Riana sambil menunjuk ke dapur.
"Pagi Bu," sapa Kevin ke ibunya Riana.
"Pagi Vin," sapa balik ibu Riana ke Kevin sambil membungkuskan sayur.
Setelah menyapa ibu Riana. Si Kevin duduk samping ibu Riana lalu ikut membantu. Sedangkan Riana di pekarangan belakang rumah untuk cuci piring.
Lalu tidak berapa lama Kevin membantu ibu Riana. Lalu Kevin menuju ke belakang. Lalu mencari Riana.
Kevin melihat Riana mencuci sambil menyanyi. Kevin pun tersenyum sambil melihat Riana yang bernyanyi. Riana tidak sadar kalau dia sekarang sedang diawasi oleh Kevin.
"Wah nyanyianmu bagus sekali Riana," kata Kevin yang suaranya agak keras.
Tiba-tiba Riana terkejut lalu dengan cepat menutup mulut Kevin dengan tanganya. Kevin yang saat itu mulutnya ditutup sama Riana, melepaskan tanggan Riana.
"Apa-apaan ini Riana. Tanganmu itu bau Rana" sambil terbatuk-batuk.
"Sssttt...jangan keras-keras bilang aku sedang bernyanyi di depan Ibu atau jika Ibu tahu aku menyanyi," kata Riana yang mempelankan suaranya.
"Riana. kalian sedang apa. Suara ribut apa kalian buat di sana?" tanya ibunya riana dari dalam rumah.
"Tidak ada apa-apa Bu. Semuanya terkendali Bu," jawab Riana yang memperbesar suaranya agar ibunya mendengar.
"Memangnya kenapa Riana kalau Ibumu tahu bahwa kamu bernyanyi?" tanya Kevin dengan nada pelan.
"Ibuku akan marah kalau aku sedang bernyanyi," jawab Riana dengan nada pelan juga.
"Marah..? kan cuma sekedar nyanyi," tanya Kevin dengan ekpresi bingung.
"Ya aku tidak tahu. Kenapa Ibu bisa marah kalau aku bernyanyi," jawab Riana dengan melanjutkan cuci piring.
"Tapi suaramu bagus sekali loh Riana. Tidak salahkan jika mu ikut audisi atau kontes gitu. Pastimu menang," kata Kevin yang memberi saran.
"Itu mustahil. Bernyanyi aja aku dilarang gimana mau ikut kontes," jawab Riana sambil tertawa kecil.
"Hmmm ya deh Riana. Suatu saat pastimu mengerti dan tidak melarangmu bernyanyi," kata Kevin
Riana hanya tersenyum mendengar perkataan Kevin barusan. Akhirnya Kevin membantu Riana cuci piring.
Tiba-tiba saja ibunya Riana datang dan bilang ke Riana kalau dia akan pergi keluar dan memintak Riana dirumah saja.
Setelah lama berlalu ibunya pulang.
"Riana. Ibu akan buka warung di pasar. Ibu akan jual nasi goreng dan makanan lainnya setelah ibu pulang dari jualan di pasar."
"Dari mana Ibu dapat uang untuk buka usaha lain Bu?" tanya Riana dengan bingung.
"Tidak usah tanya uang atau gimana. Yang penting besok tempat sudah ada. Tinggal mencari tukang untuk buatkan meja dan kursi dan apa saja yang diperlukan," Kata ibunya Riana sambil duduk di ruang tamu.
"Kevin kemana?" tanya ibunya lagi.
"Kevin sudah pergi Bu. Dia dapat televon dari Ayahnya untuk mengantar barang," jawab Riana yang ikut duduk di samping ibunya.
"Sana antar pesanan sayur. Kalau siang ini ada 3 rumah yang memesan sayur," jawab ibunya sambil nulis pesanan sayur serta alamat yang di tuju.
Setelah selesai menulis. Ibunya mengasih catatan tersebut ke Riana. Riana siap-siap berangkat dan mengikat sayuran pesanan di sepedanya agar tidak jatuh. Setelah itu berpamit ke ibunya, lalu Riana pun berangkat.
Dalam perjalanan mengantar pesanan sayur tersebut. Riana melihat spanduk artis nyanyi di tepi jalan. Riana lalu berhenti dan menghayati spanduk tersebut.
Aku ingin menjadi penyanyi terkenal. Pasti hebat rasanya, bisa berdiri di panggung besar dan diteriaki namaku. Andai saja harapan itu ada. Tapi ibu melarangku bernyanyi. Ucap Riana dalam batinnya sambil memperhatikan spanduk tersebut.
Setelah lama Riana memperhatikan spanduk tersebut. Riana lalu melanjutkan perjalannya mengantar barang pesanan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
KRISFFTRII
🍉45
2020-05-09
0
Xswag
sumpah gw kesel... org yg kdg g bsa nyanyi aja bebas mau keluarin suara ky toa ಠ益ಠ
2020-04-20
2