Keesokan harinya, dihari sabtu satu hari sebelum keluarga Rey pindah. Rey mengunjungi rumah riana dan sesampainya Rey didepan teras rumah Riana, Rey memanggil Riana dan tidak terlalu lama memanggil seseorang membukakan pintu dan tampaklah ibu Riana.
"Rey rupanya, ada apa Rey?" tanya ibu Riana.
"Si Riana ada Bu?" tanya balik Rey ke ibu riana.
"Ada, dia lagi di belakang memasak kue. Ayok silahkan masuk Rey," kata ibu Riana sambil mendahulukan si Rey masuk.
Rey dikeluarga riana sudah terbiasa dan ibu Riana sudah menganggap si Rey seperti anak sendiri. Begitu juga dengan riana jika bermain kerumah Rey, keluarga Rey menyambut Riana dengan baik dan Riana sudah terbiasa dengan keluarga Rey.
Sesampainya Rey di belakang terlihat Riana mengaduk adonan.
"Kamu rupanya Rey?" tanya riana ke Rey.
"Iya. Lagi pula aku bosan di rumah Rin," jawab Rey sambil duduk di samping Riana.
Terkadang Riana dipanggil oleh Rey sebutan Rin.
"Kamu suka sekali menyebutku terkadang dengan sebutan Rin," kata riana sambil memegang pipi Rey dengan bekas tepung yang masih ditanggan Riana.
"Ya suka-sukaku dong, ehh kamu menlap tanganmu di pipiku," jawab Rey sambil ketawa dan sekalian mengambil tepung.
Lalu tiba tiba Rey membalas perbuatan Riana yang memegang pipi Rey dengan tepung. Maka terjadilah peperangan antara rey dan Riana. Ibunya Riana hanya memandang dari ruangah tengah perbuatan anaknya dan Rey dengan senyum.
Setelah beberapa lama Rey dan Riana bercanda sambil memasak kue, sore pun tiba.
"Rin. Ketempat biasa yok, ada yang mau ku ceritakan dan ini penting?" pinta Rey ke riana.
"Gapain cerita milih tempat Rey, disinikan bisa," jawab Riana sambil memandang Rey yang penasaran.
"Disana aja. Disana kita pertama bertemu dan berkenalan rin. Ayoklah ikutin saja kataku," pinta Rey buru-buru ke Riana.
"Ya udah ku pamit dulu ke Ibuku" pinta Riana ke Rey.
Setelah itu Riana menuju ruang tengah dan setelah bertemu ibunya, Riana pamit dan pergi ketempat biasa mereka bermain.
Memang tempat Rey dan Riana tidak terlalu jauh dari rumah riana sehingga ibunya Riana mengizinkan anaknya bermain dan berpesan ke Riana agar cepat pulang sebelum magrib.
Setelah sampai maka mereka berdua duduk sambil berbaring di pohon kelapa sambil melihat para nelayan diatas perahu dari kejauhan. Maka Riana memandang Rey.
"Mau ngomong apa Rey," tanya Riana yang dari tadi penasaran ke Rey.
"Besok mu harus datang kesini lagi, ku mohon kepadamu Rin," mintak Rey sekalian sambil menjentik kening Riana.
"Aduh. Mu menjentik keningku jangan keras," kata riana sambil membalas perbuatan Rey.
"Rin. Mu kawanku satu-satunya dan ingatkan saat kita berjumpa. Dulu aku lihat mu menanggis dipohon ini. Aku melihatmu dari jauh. Kutanya mu hanya diam Rin dan ku bingung mau lakuin apa," kata Rey sambil memandang riana.
"Iya mu menjentik keningku waktu itu, dan membuat ku semakin menanggis," jawab Riana sambil tertawa.
"Hahaha. Kalau mengingat kejadian itu ku rasanya mau tertawa sendiri rin," kata Rey sambil tertawa.
"Rey?" tanya Riana.
"Iya Riana," jawab Rey.
"Jangan pernah musuhi aku apa lagi menginggalkanku," pinta Riana sambil memandang rey dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Rey hanya terdiam. Dia tidak sanggup menjawab kata Riana yang dia tahu bahwa keluarganya akan pindah ke luar kota.
"Rey. Jawab donk," rengek Riana.
"Iya. Ku tidak akan meninggalkanmu," jawab Rey yang didalam hatinya merasa bersalah.
"Janji ya?" Kata Riana sambil mengulurkan tangan untuk berjanji jari kelingking.
"Iya," jawab Rey sekalian berjanji jari kelingking.
"Besok jam 4 sore kesini lagi Rin dan jangan tidak datang. Ku mohon" pinta Rey ke Riana.
"Siap Rey," jawab Riana sambil senyum.
Akhirnya tampa disadari hari mulai magrib dan mereka pulang kerumah masing-masing.
Seperti biasa, Rey melihat sekeliling temlat bermainnya dengan Riana.
Besok adalah hari aku akan meninggalkan Riana. Tempat ini akan jarang lagi untuk mengisi hariku dengan Riana. Riana, aku tidak ingin pergi meninggalkanmu tapi aku tidak bisa menolak ajakan orang tuaku. Aku hanya bisa mengikuti perintah mereka. Ucap Rey dalam hatinya sambil berjalan menelusuri tempat dia bermain dengan Riana.
Lalu supir Rey tiba-tiba datang dan mengajak Rey untuk pulang. Rey pun pulang kerumahnya sambil memendam rasa bersalah dan kesedihan. Rey yang menuju arah mobilnya, terkadang Rey sesekali melihat ke arah laut yang dipenuhi oleh burung camar.
Setelah sampai di depan pintu mobil. Supir Rey membuka pintu untuk Rey dan setelah Rey masuk ke dalam mobil. Supirnya pun menutup pintu. Lalu Melanjutkan perjalan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
AMORA • ZAHRA`
Aku suka
2021-02-26
0
Akun balik tapi kenangan tidak
sedih sumpah, romantisnya pas dan sedihnya pas
2020-07-26
1
HelloFah
aku mendukungmu ,smangat kaka
2020-06-26
1