Saat masih di perjalanan. Kevin dan Riana masih membisu tetapi rasa penasaran Kevin yang membuat Riana seperti ini semakin besar. Akhirnya Kevin memegang bahu Riana. Riana yang merasakan ada yang memegang bahunya akhirnya berhenti dan melihat ke arah Kevin.
"Riana, kamu kenapa? aku baru pertama kali melihat kamu seperti ini," tanya Kevin dengan penasaran yang begitu besar.
"Aku tidak sanggup lagi seperti ini. Aku berusaha melupakan Rey, tapi semakin kulupakan semakin besar ingatan itu timbul," jawab Riana yang air matanya masih membasahi pipinya.
"Riana. Sudah lupakanlah semuanya. Ku rasa dia tidak akan kembali lagi. Kamu tidak harus menanggung semua ini sendirian. Jika teman masa kecilmu menanggung janjinya juga, pasti dia akan kembali. Tapi kenyataannya, dia tidak kembali. Hiduplah dengan tenang Riana. Lepaskanlah dia," Kata Kevin dengan pandangan yang berusaha meyakinkan Riana.
"Apakah aku harus merelakannya?" tanya Riana sambil menatap Kevin dengan sedih.
"Iya Riana. Kamu pasti bisa," Jawab Kevin dengan memberikan semangat ke Riana.
Tiba-tiba Kevin memeluk Riana. Riana perlahan melingkari tangannya ke badan Kevin. Riana tahu kalau selama ini Kevin lah yang selalu menemani Riana dan selalu ada untuk Riana.
"Terima kasih vin. Kamu selalu ada untuk aku," Kata Riana sambil menahan sedihnya.
"Aku berusaha untuk selalu ada untukmu. Riana," jawab Kevin.
Ahirnya Riana tersenyum. Riana baru sadar kalau mungkin Kevin bisa menggantikan posisi Rey tetapi Riana tidak bisa untuk mempesialkan Kevin di kehidupannya karena takut akan terulang kembali kejadian saat bersama Rey.
Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang sambil bercanda dan hujan yang masih membasahi mereka berdua.
Setelah sampai di rumah, Kevin pamit pulang. Awalnya Riana menyuruh Kevin masuk ke rumah untuk mengeringkan badan tetapi Kevin menolak. Akhirnya Kevin pun pulang. Setelah kevin pergi, Riana mengetuk pintu pintu rumah dan memanggil ibunya. Tidak lama Riana mengetuk pintu, tampak ibunya yang membukakan pintu.
Ibunya terkejut melihat dengan penampilan Riana yang basah serta mata yang merah yang diakibatkan oleh bekas tangisan.
"Riana. Kenapa tidak menunggu hujan reda dulu. Tengok lah dirimu ni, sangat berantakan. Ya sudah cepat masuk dan mandi sana," Pintak ibunya sambil menutup pintu.
Riana pun bergegas mandi sedangkan ibunya membuatkan teh untuk Riana. Setelah Riana selesai mandi dan berpakaian. Riani menuju ke ruang dapur dan melihat ibunya sedang memotong sayuran.
"Tu ada teh buatmu Riana," Kata ibunya yang fokus terhadap memotong sayuran.
"Makasih Bu," jawab Riana sambil meminum teh.
"Maaf Bu. Riana pulang dengan basah semua," kata Riana berharap ibunya tidak marah.
"Ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu tidak kenapa-napa," Kata ibunya yang masih tetap fokus dengan kerjaannya.
"Ya Bu. Riana tidak kenapa-napa kok," jawab Riana sambil menghembuskan nafas lega karena rupanya ibunya tidak marah.
Riana mendekati ibunya dan duduk di samping ibunya sambil membantu kerjaan ibunya. Mereka berdua pun mengobrol dan bercanda bersama.
"Cuacanya semakin buruk Riana. Kalau saat seperti ini. Ayahmu pasti duduk di depan menikmati hujan sambil minum kopi. Ibu tahu kalau dia sangat menikmati suasana hujan yang lebat seperti ini apa lagi kalau cuacanya gelap karena mendung. Dia berkata ke Ibu kalau itu bisa buat tenang pikirannya," kata ibunya menceritakan almarhum ayahnya Riani.
Ibunya semangat menceritakan kisah ayah Riana yang di saat pertama kali mereka bertemu dan sampai nikah. Riana hanya tersenyum mendengar cerita ibunya dan menikmatinya.
"Bentar ya Riana. Ibu mau mengambil makanan ringan di dapur," ucap ibunya sambil menuju ke dapur.
Riana yang menunggu ibunya. masih dalam keadaan basah. Lalu ibunya kembali dan membawak makanan ringan.
"Riana ganti pakaianmu dulu sana, baru kita lanjutkan cerita," pinta ibunya.
Lalu Riana masuk ke kamarnya. Riana menganti pakaian setelah itu pergi ke kamar mandi untuk meletakkan pakaian yang basah.
Setelah Riana kembali ke tempat ibunya dan duduk disamping ibunya. Cuaca yang masih hujan lebat, mereka berdua melanjutkan cerita yang membuat Riana tertawa lepas.
***
Kevin yang masih di jalan mengarah arah pulang berharap kalau Riana tidak kenapa-kenapa. Kevin berharap kalau dirinya bisa mengantikan posisi Rey. Dia tidak ingin orang di sukai bersedih di depannya. Lalu Rey tersentak kaget, kalau hpnya di saku celana.
Kevin lalu berteduh di bawah pohon dan mengambil ponselnya.
"Yaaahhh..Rusakkan," Kevin yang berusaha menghidupkan ponselnya.
Kevin lalu terlihat murung karena ponselnya rusak. Kevin pun melanjutkan perjalanan pulang kerumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Fatiha Syamil
terus semangaaat
2020-05-29
0
Harearr
terus semangat thor
2020-05-14
0
KRISFFTRII
45 semangat
2020-05-09
0