Beberapa hari berlalu, cuaca dari panas berganti hujan dan berganti musim. Riana masih dalam keadaan sedih. Meskipun ibunya selalu berusaha ingin membuat Riana ceria tetapi Riana masih dalam keadaan sedih. Setelah ditinggal pergi oleh almarhum ayahnya, sekarang teman yang membuat dia ceria telah meninggalkannya.
Suatu hari Riana pamit ke ibunya untuk keluar. Riana menuju tempat biasa dia bermain bersama Rey dengan memegang boneka ditangan kanannya.
Setelah Riana sampai, Riana duduk ditempat biasa dia bersandar bersama Rey. Riana melihat lautan sambil termenung.
Rey, hari telah berlalu, sedang apa mu disana. Ku merindukanmu Rey. Setidaknya kasih tau mu tinggal didaerah mana Rey. Agar ku bisa kesana mengobati rasa rindu ini Rey. Apakah mu akan datang menemuiku lagi Rey dan apakah mu masih ingat denganku lagi Rey?. Kata Riana dalam batin yang penuh harapan bisa berjumpa lagi dengan Rey.
Setelah lama duduk, Riana bermain dengan boneka pemberian Rey menjelang sore dan pulang kerumah.
Dalam keadaan dirumah keluarga Rey, si Rey membuka jendela kamar dan duduk dekat jendela, dengan memandang kelangit malam.
Riana sedang apakah dia sekarang. Hariku terasa sedih sejak kita berpisah Riana. Meskipun aku punya kawan tetapi tidak ada yang bisa membuat ku ceria selain dirimu. Mungkin caraku meninggalkanmu salah seperti ini, tapi ketahuilah jika ku mengatakan langsung kepadamu mungkin lebih terasa sedih, Riana. Perkataan Rey dalam hati.
Setelah lama memandang langit Rey menutup jendela kamar dan mulai tidur. Sementara itu di rumahnya Riana. Riana tidak bisa memejamkan matanya. Hari sudah menunjukkan jam 11 malam.
"Riana, sudah larut. Tidur lagi?" kata ibu Riana dari balik pintu kamar Riana yang melihat seberkas cahaya lampu kamar tidur Riana yang masih menyala.
"Ya Bu, tapi mata Riana belum bisa tidur," jawab Riana dari dalam kamar.
"Ibu masuk ya Riana," pinta ibunya.
Lalu ibunya masuk kekamar Riana dan duduk disamping Riana yang sedang berbaring ditempat tidur.
"Riana, besok sekolah. Kalau mu bergadang, besokmu menggantuk saat belajar Riana. Jangan buat Ayahmu di sana merasa kecewa jika nilaimu buruk," kata ibunya Riana sambil mengusap kepala Riana.
"Ibu benar tidak tahu kemana keluarga Rey pindah?" tanya Riana.
"Ibu tidak tahu Riana. Tetangganya pun tidak tahu kemana mereka pindah. ya udah, tidur lagi Riana. Malam ini Ibu akan tidur di sampingmu" pinta ibunya Riana.
Akhirnya mereka berdua bercanda lalu tertidur.
Pagi pun tiba. Riana siap-siap sekolah dengan bersepeda. Memang setiap hari Riana berangkat sekolah dengan bersepeda sedangkan ibunya pergi berjualan dipasar. sudah menjadi sehari-hari kegiatan ibunya Riana berjualan sayuran di pasar. Keluarga Riana memang tergolong kurang mampu tetapi mereka terkenal dengan kebaikan serta ramah keorang-orang.
Sedangkan di lain sisi di kediaman Rey. Terlihat Rey siap-siap berangkat sekolah. Rey setiap pagi diantar ayahnya kesekolah sekalian ayahnya Rey berangkat kerja sedangkan ibunya tetap dirumah.
Rey dan Riana memang anak satu-satunya. Mereka berdua menjalani hari seperti biasa dan berharap keduanya bisa kembali berjumpa dan bercanda seperti biasanya. Hanya kegiatan sekolah lah yang membuat mereka sibuk sehingga waktu berjalan cepat.
Riana setelah pulang sekolah, pergi membantu ibunya dipasar. Terkadang mengantarkan pesanan sayur kerumah orang dengan menggunakan sepedanya jika ada yang memesan dan setelah selesai mengantar pesanan sayur Riana kembali lagi ketempat ibunya berjualan.
Sedangkan Rey setelah pulang sekolah, Rey belajar bermain piano karena kesukaan Rey dari kecil bermain piano karena juga keluarga Rey mempunyai perusahaan berproduksi rekaman musik yang terkenal sehingga membuat Rey harus bisa dalam bidang musik untuk meneruskan perusahaan ayahnya saat Rey sudah besar.
Rey selalu memainkan piano dengan alunan sedih yang mengambarkan suasana hatinya. Terkadang pembantu rumah Rey yang mendengar alunan musik Rey sangat menikmati permainan Rey.
Saat Rey sedang makan dengan sendirinya. Pembantu Rey berdiri di samping kursi Rey.
"Maaf tuan muda. kalau saya lancang. Sejak pindah ke sini, saya tidak pernah melihat tuan tersenyum apa lagi melihat senang. Tuan muda kenapa?" tanya pembantu keluarga Rey yang merasa iba dengan Rey.
"Tidak ada apa-apa Buk. Mungkin karena Rey masih teringat Riana," ucap Rey sambil makan.
"Tuan mudakan bisa sesekali main ke sana," ucap asisten rumah Vian.
"Sebenarnya tidak dibolehkan Buk. Orang tua Rey ingin Rey fokus belajar dan mempelajari permainan piano," jawab Rey yang menimbulkam rasa sedihnya.
"Tuan muda, pasti Ayah Rey mau jika Rey membujuk dengan baik," kata pembantu sambil tersenyum ke arah Rey dan langsung segera pamit ke dapur.
Rey melanjutkan makan sambil memikirkan cara membujuk ayahnya agar mengizinkan Rey bertemu dengan Riana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗
2020-06-12
0
Epron Putra
oka mampir
2020-06-04
0
Fatiha Syamil
kereeeeen up up up
2020-05-29
0