Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )

Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )

Mr. Albara | 1. Rapat

Hai semua semoga selalu suka sama cerita yang aku buat ya. Jangan pernah bosan-bosan ya buat bacanya selalu berusaha agar ceritanya menjadi cerita yang kalian suka ❤️ Sesuai janji aku kemarin jika banyak yang ingin lanjut baiklah aku nih buat kalian semua.

Love you para pembacaku semuanya❤️🥰

Salam manis dari Author kepada kalian semua.

Jangan lupa sebelum membaca jangan lupa vote dan komen ya gimana part kali ini.

...Happy reading...

"Ini Pak berkas yang Anda minta sudah saya selesaikan." ucap Lena.

Albara memeriksa berkas yang sudah Lena berikan kepadanya. Lena menelan ludahnya susah payah saat Albara memeriksa berkasnya. Lena takut jika berkas yang ia berikan kepada Atasannya salah. Di dalam hati Lena berdoa semoga tidak ada kesalahan yang ia lakukan.

Tapi tiba-tiba Albara melemparkan berkasnya di atas meja, yang membuat Lena sedikit terkejut. Lena memberanikan diri untuk sedikit memandang wajah Albara. Lena bisa melihat wajah dingin yang terlihat dari wajah Albara. Jantung Lena berdetak lebih cepat. Ia sangat takut jika ia akan di pecat oleh atasannya.

"Kerja yang bagus," ujar Albara.

Lena langsung menegakkan wajahnya untuk memandang Albara yang ternyata Albara senyum tipis tapi senyum manis itu sedikit membuat hati Lena sedikit lega.

"Walaupun kau sering tidur di kantor tapi kerjamu selalu memuaskan. Itu yang membuat ku mempertahankan mu selama ini. Jadi pertahankan kerjamu ini dan kurangi tidur di kantor," kata Albara.

"Ter-- terima kasih, Pak." ucap Lena.

"Kau boleh pergi sekarang. Oh, tunggu dulu, jangan lupa atur mettingku dengan klien kita dari Jerman,"

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi." Lena menunduk dan berlalu pergi dari ruangan Albara yang memiliki hawa dingin.

Saat sudah di luar ruangan Lena bernafas lega sekali.

"Hey!" tegur seseorang yang membuat Lena terkejut.

"Lu buat gue kaget aja!"

"Lagian kenapa lu kayak habis di kejar setan aja muka kek gitu amat," ucap Nadia Elzahya.

Nadia adalah teman satu apartemen dengan Lena. Mereka bertemu dan berteman di perusahaan Ashari Kurniawan. Jadi Nadia tau susah senang Lena selama menjadi sekertaris Albara.

"Kenapa muka lu kek gitu?" tanya Nadia.

"Gue habis kena amuk Bos. Gara-gara gue ketiduran di kantor," jawab Lena.

"Lagian lu udah tau Bos kita tuh kek gitu masih aja lu suka bikin ulang sama dia,"

"Ya, namanya juga orang ngantuk gak bisa di tahan."

Saat Nadia dan Lena lagi asik berbincang tiba-tiba ada yang menganggu pembicaraan mereka.

"Apa Albara ada di dalam?" tanya seseorang.

"Ada. Silahkan anda masuk saja," ujar Lena.

"Oke." ucap seseorang itu masuk kedalam ruangan Albara.

"Gue sambel ya sama dia."

"Sebel Nadia bukan sambel," ujar Lena memperbaiki perkataan Nadia.

"Nah itu maksud gue."

"Kenapa lu sebel sama dia? Dia kekasih Bos kita kalau lu macem-macem bisa bahaya kerjaan lu,"

"Gimana gue gak sebel. Setiap hari kerjaannya ke kantor aja. Apa dia gak punya kerjaan lain apa?"

Lena mengangkat bahunya bertanda ia tidak tau. Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan Albara yang memeluk pinggang kekasihnya. Lena dan Nadia menunduk. Lena bisa melihat kemesraan Albara dengan sang kekasih yang bernama Sonia Andrisita Moluccas, menurut orang kantor adalah seorang model tapi jika Sonia seorang model kenapa setiap hari hampir datang kemari atau mungkin saja dia sedang tidak ada perkerjaan jadi selalu ke kantor Albara.

"Udah yuk kita kerja lagi. Dari pada nanti di marahin sama, Bos." ucap Lena.

Lena kembali mengerjakan berkas yang akan di buat metting nanti. Tapi sebelum itu Lena harus menentukan di mana tempat metting paling nyaman. Tujuan ini agar metting berjalan lancar dan sang atasan tidak marah. Setelah selesai mengerjakan tempat metting. Sekarang Lena harus mengecek dokumen. Walaupun Lena hanya lulusan S1 tapi Albara selalu puas dengan hasil kerja Lena.

Padahal menurut Lena kinerjanya biasa saja. Masih banyak yang melebihinya tapi kenapa Albara mempertahankannya. Lena dari dulu selalu memikirkannya. Tapi Lena harus bersyukur jika tidak ada Albara mungkin sekarang ia sudah menjadi gembel di jalan karena putus asa mencari perkerjaan di Amerika.

Jam sudah menunjukan 12:00 artinya Lena harus menghubungi atasannya untuk memberi kabar bahwa rapat akan di mulai jam 14:00. Sebelum menghubungi Atasannya. Lena menarik nafas dan mempersiapkan jantungnya jika sewaktu-waktu Albara marah karena menganggu kencannya.

"Selamat siang, Pak. Saya ingin memberi tau bahwa sebentar lagi rapat akan di mulai beberapa jam lagi." ujar Lena.

"Oke sebentar lagi Saya akan ke kantor untuk menjemputmu," kata Albara.

"Bapak tidak usah di kantor. Saya bisa langsung ke lokasi tempat kita akan melaksanakan metting," ucap Lena.

"Tidak Saya akan menjemputmu. Saya lagi ada di perjalanan. Kau tunggu di lobby."

"Ba-" sambung telfon di putus oleh Albara membuat Lena ingin mengumpat sekarang juga.

Lena dengan segera membereskan berkas yang akan di gunakan saat rapat nanti. Lumayan berat saat membawa setumpuk berkas seperti ini sendiri. Andai ada yang bisa membantu alangkah ringan sedikit beban yang Lena rasakan. Tapi apalah daya sang atasan tidak ingin memperkejakan asisten laki-laki.

Dengan sedikit tergesa-gesa Lena menuju lobby untuk menunggu bosnya datang. Rasa nyeri sangat terasa di bagian tumitnya. Lena memang hari ini menggunakan hak tinggi. Biasanya ia tidak pernah menggunakan hak tinggi.

Lena bernafas lega saat bosnya belum datang. Bahaya jika sampai sang atasan yang tiba terlebih dahulu. Berkali-kali Lena membenarkan dokumen yang hampir terjatuh. Mobil sang atasan terlihat menghampiri Lena.

Albara membuka kaca mobil lalu menatap Lena.

"Cepat masuk!" ujar Albara.

"Ma--maaf, Pak. Saya kesulitan membuka pintu mobil karena saya membawa banyak dokumen," ucap Lena.

Albara bernafas kasar, lalu keluar dari mobil untuk membukakan pintu untuk Lena. Setelah Lena memasuk mobil, Albara memutari mobil, kemudian duduk di kursi kemudi. Mobil yang mereka tumpangi berjalan menuju tempat di mana rapat akan di adakan. Di dalam mobil hawa panas sangat terasa saat berdua dengan bosnya. Kenapa Albara menyetir sendiri. Karena saat ini Albara ingin menyetir sendiri tapi saat ia sudah malas maka ia akan menggunakan supir pribadinya. Itu yang Lena tau.

Mobil yang di tumpangi Lena dan Albara telah sampai di tujuan mereka. Seperti tadi di lobby Albara harus membukakan pintu mobil untuk Lena. Albara merasa seperti supir pribadinya saja.

Setelah selesai Albara berjalan terlebih dahulu meninggalkan Lena yang kesusahan membawa dokumen yang begitu banyak. Di dalam hati Lena selalu mengumpat karena merasa jengkel. Lena berjalan menuju lantai paling atas menggunakan left.

"Kenapa kau lama sekali berjalan!" ujar Albara.

"Dasar semaunya sendiri. Apa kau tidak lihat aku membawa begitu banyak dokumen pentingmu ini!?" gerutu Lena dalam hati.

"Maaf, Pak." jawab Lena.

Ting

Pintu lift terbuka dan Lena pun kembali berjuang untuk menuju ruangan yang berada di ujung hotel ini. Perjuangan Lena berakhir saat berkas sudah berada di meja rapat. Tapi tugas Lena tidak sampai di sini. Ia harus membagikan berkas yang ia bawa tadi di setiap meja kolega yang berkerja sama dengan perusahaan Ashari Kurniawan.

Sambil menunggu kolagen datang Lena mengambil ponsel untuk memberi kabar sang sahabat bahwa ia akan pulang telat.

Me : Nad, lu pulang aja duluan jangan nunggu gue.

Tak berselang lama Nadia membalas pesannya.

Nadia : Lu lembur lagi?

Me : Seperti begitu. Lu tau sendiri bukan bagaimana atasan kita

Nadia : Ya gue ngerti kok

Me : Dia memerintah sesuka hatinya tanpa memperdulikan karyawannya.

Nadia : Lu harus sabar menghadapi bos

Me : Ingin rasanya gue mencakar-cakar wajahnya.

Nadia : Emang Lu berani?

Me : Enggak sih 😁

Saat tengah asik mengirim pesan kepada Nadia tiba-tiba ponselnya di rampas oleh seseorang. Seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Albara sendiri.

"Jadi seperti ini kerjaanmu?" tanya Albara

T. B. C

Gimana partnya? Komen ya supaya Nabila Semangat buat Up lagi. Jika ingin berkenalan dengan author bisa kok kalian follow Instagramku @dwinabila04 dan bisa mengetahui kapan aku update cerita Mr. Albara

...Salam Manis Dari :...

...Nabila...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!