...Happy Reading...
...•...
...•...
...• ...
Pernikahan? Satu kalimat yang sampai sekarang masih belum Lena percaya sama sekali. Menikah dengan atasannya sesuatu yang bukan impiannya selama ini. Semua kejadian ini sebab Lena mengandung anak dari Mr. Albara Athalla Ashari Kurniawan. Jutawan yang memiliki pesona yang memikat kaum hawa. Tapi kenapa semua ini harus terjadi kepadanya? Apa ini suatu keuntungan untuk Lena atau musibah. Entahlah, yang sekarang Lena pikirkan apakah sang mama baik-baik saja di sana? Karena setelah kejadian di mana ia di culik oleh Albara. Lena berbohong akan kembali berkerja lagi di Amerika.
Lena terpaksa berbohong karena ia tidak mau sang mama stress memikirkan dirinya. Jadi Lena terpaksa harus berbohong. Sekarang Lena tengah duduk tapi lebih tepatnya sekarang ia tengah duduk di sebuah kasur yang cukup besar dan memiliki ruangan yang luasnya seperti rumahnya. Bayangkan saja kamar sebesar ini yang berada di dalamnya hanya Lena saja. Bagaikan seorang putri yang tinggal di sebuah istana. Lena di paksa tinggal di sini setelah pembicaraan masalah pernikahan Lena dan juga Albara. Bu Arra tidak ingin hal buruk terjadi kepada Lena lagi. Jadi Lena tinggal di rumah keluarga Kurniawan sekarang.
Ketika tengah menikmati melihat-lihat sekeliling ruangan kamar, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan laki-laki berparas tampan sangat mirip dengan Albara tengah menatapnya sambil tersenyum manis kepadanya lebih tepatnya kembaran Albara yaitu Arland Athalla Ashari Kurniawan.
"Maaf sebelumnya atas perilaku kakakku terhadapmu." ucap Arland.
"Tidak usah meminta maaf. Karena yang salah bukan dirimu," ujar Lena beranjak dari tempat tidurnya.
"Harus karena aku meminta maaf atas nama kembaranku." kata Arland.
"Sudah aku maafkan jadi jangan meminta maaf lagi."
"Selamat atas kehamilanmu dan selamat juga atas pernikahan kalian berdua," ujar Arland memberi selamat.
"Terima kasih." ucap Lena tersipu malu.
"Aku lebih menyukai sifat Adiknya dari pada kakaknya. Karena mereka berbeda jauh sekali," batin Lena.
"Aku kemari karena ada sesuatu hal yang ingin aku sampaikan kepadamu."
"Apa itu?" tanya Lena penasaran.
"Tolong jaga kakakku. Dia sebenarnya orang yang sangat hangat sekali dan baik. Dia seperti itu karena dia pernah di tinggal oleh seseorang yang sangat ia cintai pergi," ucap Arland.
"Pergi? Ke mana?" tanya Lena.
"Dia sudah tenang di sana." jawab Arland.
"Tenang di sana? Jadi dia sudah meninggal." batin Lena.
"Dia sangat mencintai gadis itu. Sehingga kepergian gadis itu membuat Albara sangat terpukul sekali. Hingga membuat Albara menjadi seperti sekarang. Dia selalu melampiaskan semuanya dengan bermain wanita. Semua itu ia lakukan karena Albara mencoba melupakan kekasihnya itu. Ketika aku mendengar Albara akan menikah. Aku merasa bahagia sekali. Aku pikir ia berhasil melupakan kekasihnya itu. Tapi ternyata tidak. Albara menikah karena harus bertanggung jawab atas kehamilanmu. Tapi semua itu tidak masalah untukku. Siapa tau dengan menikahimu Albara bisa melupakan kekasihnya dulu. Jadi aku mohon kepadamu sebagai Adik Albara tolong jaga Albara untukku. Dan coba untuk membuat hati Albara luluh kepadamu. Aku sangat memohon kepadamu tolong kembalikan Albara kami yang dulu." ucap Arland kepada Lena.
Lena yang masih mencerna semua cerita yang Arland jelaskan masih tidak percaya bahwa Albara memiliki sifat yang sangat hangat. Tapi yang Lena pertanyakan kenapa Lena tidak tau masalah asmara Albara yang satu ini? Albara sangat banyak memiliki sifat yang misterius yang membuat Lena sangat penasaran.
"Lena," panggil Arland.
"Hah? Iya kenapa?" tanya Lena bingung.
Arland tertawa melihat tingkah Lena yang cukup mengemas.
"Kenapa kamu melamun?" tanya Arland.
"Tidak. Hanya saja aku penasaran dengan kisah asmara Albara yang pernah di tinggalkan ini," jawab Lena.
"Jadi kamu dari tadi diam memikirkan hal ini?" tanya Arland.
Lena mengangguk mengiyakan pertanyaan Arland.
"Kamu mau mendengarkan ceritanya?"
Lena mengangguk lagi.
"Baik akan ku cerita sedikit tentang gadis yang bisa meluluhkan hati Albara. Dia gadis yang bernama Melati Cyrilla, gadis yang memiliki tubuh mungil, kulit putih bersih, mempunyai lesung pipi yang membuat siapa saja pasti terpikat, tapi sifat Melati jauh terbalik dari sifat gadis pada umumnya yang memiliki sifat anggun dan elegan. Melati memiliki sifat yang sangat ceroboh, ceria, dan sangat pecicilan. Dulu Albara dan Melati satu kampus bisa di bilang mereka adalah idola para gadis dan laki-laki di kampus mereka. Aku memang satu kampus dengan Albara tapi aku tidak sepopuler seperti Albara. Karena aku tidak suka akan keramaian dan di idolakan seperti itu. Melati sangat suka sekali membuat masalah dengan Albara yang membuat Albara selalu terkena masalah dengan Melati. Mereka selalu kena hukum karena berkelahi." ucap Arland.
"Berkelahi?" tanya Lena.
"Iya berkelahi? Aku sudah mengatakan kepadamu jika sifat Melati berbanding jauh dari sifat gadis pada umumnya. Tapi berkelahian mereka tidak baku hantam, ya. Hanya cekcok yang lama-lama semakin membesar yang membuat mereka selalu terkena masalah,"
"Oh, aku kira mereka baku hantam." ucap Lena.
"Tidak. Jadi singkat cerita. Tiba-tiba Melati berubah. Berubah menjadi gadis yang memiliki sifat anggun dan elegan seperti gadis pada umumnya. Semua orang pun terheran-heran begitu juga dengan Albara. Yang dulunya Melati sering berkelahi dan bercekcok dengan Albara semenjak berubah Melati tidak seperti itu malah ia baik dengan Albara. Sifat Melati yang sangat berubah derastis itu membuat Albara jatuh pesona akan kecantikan Melati yang sangat luar biasa. Lambat laun mereka selalu bersama membuat Albara menaruh hati dengan Melati, begitupun dengan Melati, Ia juga menaruh hati kepada Albara. Mereka sama-sama memiliki perasaan. Pada akhirnya mereka berpacaran. Mereka berpacaran 3 tahun lamanya. Tapi ketika kami mendekati wisuda tiba-tiba Melati hilang. Hilang bagai di telan bumi. Ketika Melati menghilang Albara sangat khawatir dan pada akhirnya Albara mencari keberadaan Melati. Cukup terkejut dengan yang aku dengar dari mulut Albara jika Melati mengidap leukemia. Di sana Albara terus berusaha agar Melati bisa sembuh. Setiap hari Albara mencari donor darah agar Melati bisa cuci darah tanpa terlewatkan sekalipun begitu pula dengan biaya rumah sakit. Albara pun membiayai semua biaya rumah sakit. Segala cara Albara lakukan untuk membuat Melati sembuh. Dari kemoterapi, cuci darah, segala cara Albara lakukan untuk membuat Melati sembuh. Tapi kehendak Allah lain. Melati sudah tidak bisa bertahan dan pada akhirnya Melati pergi meninggalkan kami semua. Di sana Albara sangat terpukul sekali. Gadis yang ia cintai pergi untuk selama-lamanya. Kepergian Melati mengubah semua perilaku Albara begitupun dengan sikapnya yang sekarang." jelas Arland.
Lena cukup terkejut dengan apa yang ia dengar. Sebenernya Albara adalah laki-laki yang sangat rapuh. Tapi semua itu ia tutupi dengan sifat cueknya. Lena sudah salah menilai Albara.
"Jadi aku mohon denganmu. Kami semua berharap kepadamu. Tolong kembalikan sifat Albara seperti dulu." ucap Arland.
"Apa aku bisa? Kamu tau sendiri bukan jika Albara tidak menyukaiku," kata Lena.
"Mungkin untuk sekarang ia tidak mencintaimu tapi kita tidak tau kedepannya bukan? Jadi teruslah berusaha untuk membuat Albara luluh kepadamu. Aku memohon kepadamu sebagai calon Kakak iparku tolong kembalikan sifat Albara seperti dulu lagi." ucap Arland beranjak dari duduknya.
"Terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku. Kapan-kapan kita bertukar cerita lagi." tambah Arland pergi keluar dari kamar Lena.
"Mengubah sifat Albara? Apa aku bisa? Dia saja tidak menyukaiku," gumam Lena.
"Siapa yang tidak menyukaimu?" tanya seseorang yang membuat Lena terkejut.
Lena menoleh kebelakang ternyata Albara yang tengah bersadari di pinggir pintu. Albara berjalan mendekati Lena, yang membuat Lena mundur perlahan.
"Apa yang kau bicarakan dengan Arland tadi?" tanya Albara.
"Bi--bicara apa?" jawab Lena gugup.
"Tadi aku melihat Arland keluar dari kamarmu. Jadi jika tidak ada yang kalian bicarakan lalu kalian sedang apa berduaan di kamar ini? Apa kalian melakukan hal seperti kita dulu?" kata Albara.
Plak
Sebuah tamparan keras di pipi Albara membuat Albara tersenyum sinis. Albara mendorong tubuh Lena, yang membuat tubuh Lena terhempas di atas kasih. Tangan Lena di pegang satu tangan oleh Albara yang membuat Lena tidak bisa bergerak. Jantung Lena berdetak kencang ketika Albara menatapnya begitu intens.
"Kenapa kau menamparku? Apa yang ku ucapkan salah? Jika tidak ada yang kalian bicarakan kenapa kalian berduaan di satu kamar," kata Albara.
"Arland datang kemarin hanya untuk memberi ucapan selamat saja tidak lebih apa yang kamu katakan," ujar Lena.
"Hingga 1 jam lebih? Tapi hanya itu saja yang kalian bicarakan? Sungguh tidak masuk akan," ucap Albara.
"Kenapa jika aku berlama-lama dengan Arland? Apa kamu cemburu?" goda Lena.
"Cemburu? Aku tidak pernah cemburu jika kau berdekatan dengan laki-laki lain manapun. Jadi tidak usah kepedean." Albara beranjak dari tempat tidur Lena, kemudian pergi meninggalkan Lena yang masih menatap kepergian Albara.
"Aku akan membuatmu menjadi seperti dulu lagi," yakin Lena.
...🍁🍁🍁...
Di sebuah ruangan terdapat sebuah keluarga lebih tepatnya keluarga Kurniawan yang tengah berkumpul di ruang tamu untuk mempersiapkan rencana pernikahan Albara dan Lena seminggu lagi. Terlalu cepat bukan? Memang karena Arra tidak mau berlama-lama menunggu hingga membuat Lena terlihat seperti hamil. Nama baik keluarga yang Arra pikirkan, dan ia juga memikirkan Lena yang tengah mengandung cucunya. Sekarang Arra yang merencanakan semua konsep sampai pemilihan gaun untuk Lena. Gaun yang pantas untuk Lena gunakan saat pernikahan nanti.
Arra hanya menyuruh Albara dan Lena memilih cincin pernikahan mereka saja. Albara hanya diam saja saat sang Bunda berbincang dengan wedding organizer. Begitupun dengan Lena. Ia hanya diam termenung mendengar pembicaraan antara Bunda Albara dan WO.
"Jadi aku mau semua terlihat sederhana tapi terkesan mewah. Kamu tau maksudku bukan, Lin?" tanya Arra kepada Elin.
"Aku sangat memahami seleramu. Jadi aku akan melakukan dengan baik," jawab Elin.
"Kalau begitu aku mempercepat semua kepadamu,"
"Beres. Kamu tunggu saja hasilnya. Kalau begitu aku pamit dulu," ujar Elin.
Setelah kepergian wedding organizer. Sekarang hanya ada Arra, Albara dan juga Lena. Karena Pak Agung dan juga Arland pergi terlebih dahulu. Arra memandang Albara dan juga Lena secara bergantian. Tiba-tiba Arra mengeluarkan sebuah kunci entah itu kunci apa.
"Apa ini, Bun?" tanya Albara.
"Itu adalah kunci rumah untuk kalian setelah kalian menikah nanti," jawab Arra.
"Tapi Albara sudah memiliki rumah sendiri. Jadi Albara tidak ingin menerima pemberian dari, Bunda." kata Albara.
"Bunda tidak ingin ada penolakan dari kalian berdua. Jadi kalian harus menempati dan meninggali rumah yang sudah Bunda berikan kepada kalian berdua," ucap Arra.
"Anggap itu hadiah pernikahan yang Bunda dan juga ayah beri untuk kalian berdua." tambah Arra.
"Kalau begitu akan aku terima. Dan terima kasih, Bunda." Albara memeluk tubuh Arra sangat erat.
Bener apa yang di katakan Arland, jika Albara memang memiliki sifat yang sangat hangat tapi semua sifat itu ia tutupi dengan sifat dingin dan cueknya selama ini. Lena berjanji akan terusha membuat Albara kembali seperti dulu lagi, ya walaupun itu mustahil tapi Lena akan terus berusaha demi Bu Arra.
T. B. C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments