Mr. Albara | 10. Membujuk

Maaf lama banget Up nya. Semoga part ini bisa mengobati kerinduan kalian dengan Albara dan Lena.

Jangan lupa sebelum membaca vote dan komen yang banyak.

...Happy reading ...

Di sebuah ruangan yang cukup gelap Lena terus mencoba melepaskan lilitan tali yang mengikat kedua tangannya. Setelah berhasil di bawa oleh anak buah Albara. Di sinilah sekarang Lena berada di ruangan yang entah ini di mana. Rasa cemas selalu menyelimuti Lena. Ia cemas jika Albara mencoba mengugurkan kandungannya.

Lena terus menerus mencoba melepaskan diri tapi ikatan tali ini sangatlah kuat, yang membuat Lena tidak bisa berbuat apa-apa. Pasrah? Sekarang itulah yang Lena rasakan. Karena tidak bisa membuka lilitan tali. Pintu terbuka menampilkan laki-laki yang telah menculiknya. Laki-laki yang di benci oleh Lena sekarang.

"Mencoba ingin kabur?" ucap Albara duduk di depan Lena.

"Kau tidak akan bisa kabur dari sini atau kabur dariku. Karena sampai kapanpun aku akan mengejarmu hingga ujung dunia sekalipun." tambah Albara.

"Apa yang Anda inginkan dari saya?" tanya Lena.

"Aku? Aku ingin kamu mengugurkan kandunganmu itu." ucap Albara.

Ucapan Albara sepontan membuat Lena terkejut. Walaupun ia tidak menerima keadaannya sekarang tapi ia tidak mau atau tidak ingin membunuh janin yang tidak bersalah ini.

"Saya mohon jangan! Saya tidak menuntut Anda untuk bertanggung jawab bukan? Maka dari itu jangan mengugurkan kandungan saya." mohon Lena dengan meneteskan air mata.

"Kenapa kamu sangat menyayangi janin itu? Bukankan dia anak haram karena kita berhubungan badan tanpa ada status suami istri."

"Dia bukan anak haram! Tapi kita yang haram. Jangan pernah menyebut anakku adalah anak haram lagi."

"Lebih tepatnya itu anak kita." ucap Albara membenarkan perkataan Lena.

"Anak kita? Dia bukan anak Anda. Tapi dia anak saya. Jika dia anak Anda kenapa Anda tega ingin membunuhnya. Kalau Anda mengakui dia anak kita tidak seharusnya Anda berkata demikian." ujar Lena.

"Tapi janin itu akan membawa bencana untukku dan juga karirku," ucap Albara.

Lena tersenyum getir saat mendengar jawaban Albara. Kenapa Albara hanya memikirkan karir saja. Sifat Albara tidak pernah berubah sejak dulu.

"Jadi aku mau kamu mengugurkan kandunganmu itu." ujar Albara.

"Sampai kapanpun saya tidak akan mengugurkan kandunganku." kekeh Lena.

"Aku sudah memintamu secara baik-baik jangan salah aku jika aku berbuat kasar kepadamu. Jhon panggil Dokter itu kemari." perintah Albara.

Jhon segera keluar dari ruangan di mana Lena di sekap. Rasa cemas semakin menghampiri Lena, membuat Lena harus memikirkan cara agar bisa kabur dari sini. Jujur saja Lena sangat menyayangi janin yang sedang ia kandung ini.

Tak berselang lama seorang wanita berjas khas Dokter memasuki ruangan. Air mata tak sanggup Lena tahan lagi.

"Kamu lakukan tugasmu." ucap Albara pergi dari ruangan.

"Baik Tuan." jawab Dokter bernama Tiara.

Dokter Tiara mendekati Lena di mana Lena saat ini tengah terikat. Ada rasa kasihan melihat Lena saat ini.

"Tenanglah." ucap Dokter Tiara.

"Bagaimana aku bisa tenang jika separuh nyawaku akan segera pergi." kata Lena.

"Saya akan membantumu," ucap Dokter Tiara.

"Membantu apa? Membantu untuk mengugurkan kandunganku? Itu yang anda maksud? Saya mohon. Kita sama-sama wanita anda pasti tau jika kehilangan seorang anak pasti rasanya menyakitkan. Jadi saya mohon jangan ambil anak ini dari saya." mohon Lena.

"Saya tidak akan mengugurkan kandunganmu. Tapi anda harus bisa membujuk tuan Albara agar tidak mengugurkan kandungan anda,"

"Saya sudah membujuk berkali-kali tetap saja Albara akan mengugurkan kandungan saya."

"Jika anda ingin menuruti permintaan saya maka semua rencana ini akan berjalan lancar. Jadi saya mohon anda ikuti permainan yang akan saya lakukan," kata Dokter Tiara.

"Apapun saya akan melakukannya. Asal janin yang ada di dalam kandunganku selamat."

"Baik."

...🍁🍁🍁...

Albara terus saja berjalan mondar mandir di depan pintu ruangan di mana Lena tengah berada di sana yang lebih tepatnya di sekap. Ada rasa khawatir yang Albara rasakan saat ini. Entah ada rasa tidak rela ketika janin yang di kandung Lena di gugurkan. Tapi Albara harus melakukan semua itu agar janin itu tidak membuat aib di dalam keluarganya. Pintu ruangan terbuka menampilkan Dokter Tiara yang berlumur darah.

"Tuan! Kita harus membawa Nona Lena ke rumah sakit!" ujar Dokter Tiara.

"Apa yang terjadi?" tanya Albara penasaran.

"Nona Lena mengalami pendarahan hebat. Maka dari itu kita harus membawa Nona Lena ke rumah sakit agar ia selamat." jawab Dokter Tiara.

"Kalau begitu bawa dia ke rumah sakit." kata Albara.

Dokter Tiara mengangguk dan memerintahkan anak buah Albara untuk membawa Lena ke mobil yang sudah Dokter Tiara siapkan. Ketika Lena keluar dari ruangan Albara bisa melihat darah yang mengalir dari paha Lena begitu banyak dan di tambah lagi dengan wajah pucat Lena yang tengah menahan sakit yang membuat Albara kasihan.

Mobil miliki Dokter Tiara melaju dengan kecepatan sedang tak lupa di ikuti dengan gerombolan mobil Albara. Sesampainya di rumah sakit milik Albara. Dokter Tiara memanggil suster untuk membawakan brangker.

Albara mengikuti dari belakang di mana sekarang Lena di bawa ke UGD.

"Anda tidak boleh masuk, Tuan." ucap Dokter Tiara.

Ruangan tertutup membuat Albara sedikit khawatir jika terjadi apa-apa dengan Lena bisa saja ia yang di tuntut. Itu tidak bisa terjadi. Rasa khawatir yang Albara semakin menjadi-jadi ketika ruangan untuk menangani Lena tidak kunjung terbuka juga.

Membutuhkan waktu hampir 2 jam lebih barulah ruangan terbuka menampilkan Dokter Tiara dengan balutan baju khas orang saat melakukan operasi. Albara menghampiri Dokter Tiara dengan rasa cemas. Cemas jika Lena kenapa-kenapa.

"Bagaimana keadaan Lena?" tanya Albara.

"Nona Lena mengalami pendarahan hebat sehingga kandungannya tidak bisa di selamatkan. Dan itu yang Anda mau." ucap Dokter Tiara.

Albara bernafas lega saat mendengar jawab dari Dokter Tiara.

"Kerja bagus. Aku akan memberi imbalan untukmu." kata Albara.

"Tidak perlu Tuan. Saya tidak ingin menerima uang dari Anda." ucap Dokter Tiara.

Kening Albara membentuk garis kerutan.

"Kenapa?" heran Albara.

"Saya tidak bisa saja menerima uang dari Anda. Anggap saja ini tugas terakhir saya sebagai Dokter di sini. Saya mengundurkan diri," ujar Dokter Tiara.

"Baik jika itu mau mu. Tapi aku tetap akan membayarmu walaupun kau menolak." Albara berlalu menuju ruangan untuk melihat keadaan Lena.

Wajah pucat, itulah yang Albara lihat dari wajah Lena sekarang. Wajah yang cantik walaupun tidak memakai makeup. Albara menghampiri Lena yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Lena yang mengetahui kedatangan Albara langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa jadi kamu bebas sekarang," ucap Albara.

"Saya sudah mengatakan kepada anda jika kita memang dari awal tidak memiliki hubungan. Tapi kenapa anda dengan tega menghilangkan nyaman orang yang tidak bersalah ini," isak Lena.

"Mungkin saat janin itu masih berada di kandungmu kita memiliki hubungan. Tapi sekarang kita tidak memiliki hubungan lagi." Albara berlalu pergi.

Tapi baru beberapa langkah suara menghentikan langkahnya.

"Ingat suatu hari nanti Anda akan menyelesai perbuatan Anda," ucap Lena.

Albara tersenyum sini dan kembali berjalan meninggalkan ruangan Lena.

"Jaga dia kau tau tugasmu bukan?" ucap Albara kepada anak buahnya.

T. B. C

Kurang banyak ya partnya? Tau kok. Kalau komen lebih banyak ya buat semangatin aku

...Salam Manis Dari : ...

...Nabila...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!