Mr. Albara | 8. Pregnant

Maaf banget lama Up-nya. Karena aku sibuk seminarku. Maaf kalau lama ya 😭 Sebenarnya kangen gak sama ceritaku ini? atau malah gak suka sama cerita yang aku buat ini? Hehe jawab yang jujur ya.

Jangan lupa ya like dan komen sebelum membaca 😁😁

...Happy reading ...

Dokter yang menangani Lena keluar dari ruangan UGD.

"Anda keluarganya?" tanya Dokter bernama Nabila.

"Iy--iya suaminya," jawab Albara.

"Mari ikut saya." ucap Dokter Nabila berjalan menuju ruangannya.

Albara mengikuti Dokter menuju ke ruangan. Ada perasaan takut yang Albara rasakan karena ia takut jika terjadi hal yang serius yang di alami oleh Lena. Sesampainya di ruangan Dokter Nabila mempersilahkan Albara duduk.

"Silahkan duduk, Pak." ucap Dokter Nabila.

Albara mendudukkan bokongnya di kursi.

"Saya di sini ingin menjelaskan kepada anda mengenai keadaan pasien," ujar Dokter Nabila.

"Apa ada hal yang serius?" tanya Albara.

"Tidak. Hanya ingin memberi tau kepada Anda saja. Mungkin di sini pasien dalam keadaan kelelahan jadi ada sedikit masalah dengan kandungannya Anda." ujar Dokter Nabila.

"Kandungan?" ulang Albara.

"Iya istri Anda tengah mengandung. Usia kandungannya memasuki minggu ke tiga. Dalam usia seperti itu rentang akan ke guguran jadi saya mohon untuk di jaga kandungan istri Anda," jelas Dokter Nabila.

Albara masih tidak percaya penjelasan Dokter. Lena hamil? Apa itu anak dari hubungannya? Atau mungkin itu bukan anaknya? Tapi tidak mungkin. Albara jelas-jelas melihat darah dari hasil hubungannya dengan Lena. Jika itu memang terjadi Albara harus bertanggung jawab. Tapi ia masih belum mau memiliki anak ataupun istri. Apa melakukan sekali saja bisa hamil? Bukannya baru melakukan berkali-kali baru bisa hamil? Tapi yang Albara ketahui ada juga perempuan yang sangat sulit sekali untuk hamil sedangkan Lena ia dengan cepat hamil.

"Tuan." panggil Dokter Nabila.

"Apa benar-benar dia hamil?" tanya Albara.

"Iya, Tuan. Ini hasil pemeriksaan medis. Karena kami mengira pasien memiliki penyakit maag ternyata tidak. Pasien positif hamil." jawab Dokter.

Bagai di sambar petir ketika Albara mengetahui jika Lena benar-benar hamil. Hamil hasil hubungan semalam. Di lihat hasil USG yang memperlihatkan sebuah titik putih menandakan bahwa itu janin yang di kandung oleh Lena dari hasil hubungannya.

"Ini resep obat untuk memperkuat janin istri Anda." Dokter Nabila memberikan kertas yang berisi resep.

Tanpa mengucap terima kasih Albara langsung pergi dari ruangan untuk melihat keadaan Lena. Andai Lena tidak pingsan mungkin Albara tidak mengetahui jika Lena hamil. Bagaimana jika kejadian ini sampai terdengar oleh keluarganya. Bisa bahaya lagi jika kejadian ini tersebar di seluruh perusahaan nama baiknya bisa menjadi buruk dan yang berkerjasama dengannya bisa memutuskan kerjasamanya. Dan perusahaan akan bangkrut. Ini tidak bisa di biarkan; batin Albara.

Sesampainya di ruangan Lena di rawat dengan hati-hati Albara membuka pintu agar tidak membangunkan Lena. Tapi Albara terkejut saat tidak menemukan keberadaan Lena di tempat tidur. Albara mencari ke seluruh penjuru ruangan tapi tidak menemukan Lena sama sekali.

Albara terus berlari mencari keberadaan Lena. Apa mungkin Lena mendengar pembicaraan antara antara ia dan Dokter Nabila? Entahlah yang terpenting sekarang ia harus pergi mencari Lena.

...☘️☘️☘️...

Lena terus berjalan menuju apartemennya dengan berjalan kaki sambil memegangi perutnya yang masih terasa sakit. Ingin rasanya ia menangis tapi tidak bisa. Lena mempercepat langkahnya agar tidak bertemu dengan Albara. Bisa bahaya jika ia bertemu dengan Albara.

Lena bersembunyi di balik pohon yang cukup besar untuk menyembunyikan tubuh kecilnya. Terlihat mobil Albara terparkir jelas di perkarangan apartemennya. Mungkin Albara tengah mencarinya. Ia tengah mencarinya siapa lagi yang Albara cari jika bukan dirinya.

Detak jantung Lena berdetak begitu cepat saat melihat wajah Albara yang tengah menahan emosi. Mobil Albara berjalan meninggalkan apartemen Lena. Di rasa cukup aman Lena berlari perlahan menuju apartemennya. Sesampainya di apartemen Lena mengunci pintu agar tidak ada yang bisa masuk kecuali Albara sendiri. Lena membuka lemari miliknya lalu mengemasi semua barang-barang miliknya.

Dengan uang seadanya Lena akan kembali ke Indonesia. Kembali ketempat di mana ia di lahirkan. Cukup besar koper yang Lena bawa karena memang semua barang-barang ia bawa. Lena kembali memberhentikan taksi yang kebetulan berlalu di apartemennya. Dengan bantuan supir taksi Lena menaruh kopernya ke dalam bagasi mobil. Setelah itu taksi berlanju menuju ke bandara.

Di dalam taksi Lena menunduk dan menatap perutnya. Ada ke hidup di dalam perutnya. Di mana janin anak dari Albara sedang tumbuh di dalam perutnya. Lena memang mendengar pembicaraan antara Albara dan Dokter ketika ingin menghampiri Albara. Karena ia berniat ingin pulang. Tapi Lena tidak sengaja mendengar pembicaraan antara mereka. Cukup terkejut ketika mendengar ia hamil dan kehamilannya memasuki minggu ketiga. Tapi kenapa Lena tidak merasakan mual atau gejala yang di alami Ibu hamil pada umumnya.

"Selamat datang baby Mr. Albara." Gumam Lena sambil mengelus perut yang masih datar.

Taksi berhenti di bandara. Dengan segera Lena menuju ke dalam pesawat. Karena memang Lena memesan tiket siang hari ini. Ketika Lena sudah duduk di dalam pesawat Lena bisa bernafas lega karena bisa kabur dari Albara. Pramugari memberi tau bahwa pesawat akan segera take off.

"Selamat tinggal Nadia. Maaf tidak berpamitan denganmu,"

Lena memandang keluar jendela sambil mengelus perutnya. Tanpa sadar Lena tertidur dengan damai.

...🍁🍁🍁...

Lena menarik kopernya tak kala ia sudah menginjak kaki di kota kelahirannya. Cuaca di Indonesia kali sedang hujan terlihat dari luar sana yang terlihat hujan yang begitu deras membasahi jalanan dan pepohonan. Lena menunggu taksi untuk mengantarnya ke rumah di mana ia selama ini tinggal di sini.

Tak lama menunggu sebuah taksi berhenti. Dengan segera Lena masuk taksi. Di dalam taksi Lena menyebutkan alamat rumahnya yang masih ia hapal. Lena memandang luar jendela menikmati pemandangan kota kelahirannya yang tetap sama dengan dulu. Mungkin Lena akan memulai semua dari nol lagi. Walaupun memang sulit tapi Lena akan berusaha untuk bertahan. Ia tak mau mengugurkan kandungannya karena janin yang ada di dalam perutnya tidak bersalah yang mempunyai kesalahan adalah ia dan juga Albara. Maka dari itu Lena akan mempertahankan anak hasil dari hubungannya dengan Albara.

Taksi yang di tumpangi Lena berhenti di rumah sederhana minimalis tapi membuat rasanya nyaman tersendiri bagi Lena. Rumah di mana ia tumbuh menjadi wanita seperti sekarang. Lena menarik koper miliknya menuju rumahnya. Senyum manis menyambut Lena. Wanita paruh baya yang sudah tidak muda lagi, wanita yang menjadi Ibu kedua bagi Lena, wanita yang selalu merawat rumah ini dengan baik. Lena membalas senyum wanita itu lalu berlari kecil untuk menghampirinnya. Pelukan hangat ini yang membuat Lena selalu nyaman berdekatan dengan wanita yang sudah di anggap Ibunya.

"Akhirnya kamu pulang, Nak." kata Bu Inur.

"Clara kembali, Ma. Maaf membuat Mama cemas." ucap Lena.

"Tidak apa. Kamu kembali dengan keadaan sehat Mama sudah sangat bersyukur sekali," ucap Bu Inur mempererat pelukannya.

Lena menangis di pelukan Bu Inur.

"Sudah jangan menangis lagi. Semua yang terjadi adalah takdir, kamu harus kuat demi anak yang ada di dalam kandunganmu. Mama di sini selalu menemani kamu." ujar Bu Inur.

Memang Lena tidak menyembunyikan hal ini kepada Bu Inur. Karena kebohongan yang terus menerus di tutupi akan terbongkar juga. Maka dari itu Lena jujur dari awal dari pada harus menanggung resiko besar yang akan terjadi ke depan.

"Terima kasih untuk, Ma." Lena mencium pipi Bu Inur.

"Sama-sama, Nak. Ayo masuk kedalam. Kamu harus istirahat." Bu Inur mengajak Lena masuk ke dalam rumahnya.

...🍁🍁🍁...

Di tempat lain seseorang telah menghancurkan semua barang yang berada di depannya tidak terkecuali barang berharganya. Siapa lagi kalau bukan Albara. Ia terkejut saat mengetahui bahwa Lena kabur menuju Indonesia.

Albara tidak bisa melepaskan Lena begitu saja. Karena Albara akan membuat Lena kembali kepadanya apapun caranya. Bayi itu tidak boleh sampai terdengar oleh kedua orangtuanya apa lagi terdengar oleh semua perusahaan. Namanya bisa menjadi jelek. Albara menghubungi suruhannya.

"Siapkan pesawat untukku. Aku akan kembali ke Indonesia." perintah Albara.

"Aku akan membawamu kembali." gumam Albara.

T. B. C

Maaf kalau jelek 😭 Maaf buat kalian kecewa di part ini

Tapi jangan lupa vote dan komen sebelum meninggalkan lapak ini demi penyemangat aku membuat cerita.

...Salam Manis Dari : ...

...Nabila...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!