16 (Media)

Aku panik saat berpapasan dengan Alvin di loket tempat penjualan tiket kapal, Entah kami tak sengaja bertemu, atau dia yang sudah mengikutiku. Kepanikanku semakin menjadi ketika tiba-tiba seorang wartawan menanyakan kabar foto pernikahanku yang entah tahu darimana.

Alvin yang sedang bersamaku, menatap dengan sorot mata terkejut sekaligus bingung.

"Pak Pandu apakah benar tentang foto pernikahan anda yang sedang viral saat ini?"

"Kapan anda melangsungkan pernikahan itu?"

"Baru-baru ini atau sebelum mendiang Sonya meninggal?"

Sial, darimana mereka tahu tentang foto-foto itu, apa ada seseorang yang telah mencurinya diam-diam. Rondi dan Clara, tidak mungkin melakukannya.

Tak ada satupun pertanyaan yang aku jawab. Aku memilih pergi meninggalkan dua wartawan yang tengah memberondongku dengan pertanyaan itu. Dan Alvin, dia sempat melempar tatapan tidak suka dengan berita tentangku dan Nayla.

Aku berlari sekencang-kencangnya untuk melepaskan diri dari kejaran Alvin. Aku yakin dia sangat penasaran dan ingin tahu kebenarannya. Apalagi Nancy yang sempat memperlihatkan foto Nayla padanya, yakin sekali kalau dia masih ingat wajah Nayla.

Jantungku benar-benar di buat bekerja ekstra keras hari ini, apalagi ketika akhirnya mobilku memasuki halaman tempat parkir, kepalaku menggeleng frustasi melihat banyaknya media yang ingin mencari tahu tentang hal ini.

Bukan media yang aku takuti, tapi keselamatan Nayla, aku yakin sekali kalau Alvin akan merebut Nayla seperti dia mengambil Sonya.

April : "Pastikan Ibu dan Nona tidak keluar dari unit"

Satu pesan ku lempar pada April.

Rondi : "Ron atasi media, bagaimanapun caranya supaya media percaya bahwa itu berita hoak"

Clara : "Pengaruhi Alvin agar tidak percaya dengan foto itu"

Kekhawatiranku terjadi. sial, sial ku pukul roda kemudi berharap rasa kesalku sedikit berkurang.

Pandangan ku alihkan pada layar ponsel yang menyala di atas dashboard.

Alvin Calling...

Butuh waktu lebih dari sepuluh detik untuk mengangkat telfon darinya.

"Jadi kamu menikahi gadis yang di jual oleh wanita itu?" Tanya Alvin saat sambungan terhubung. "Rendah sekali seleramu tuan Pandu"

"Kenapa diam?" apa kamu sedang menyusun kalimat yang tepat untuk menyangkal berita itu?"

Setelah mengucapkannya, Alvin tergelak memekikan telinga, sampai-sampai aku reflek menjauhkan ponsel dari telingaku.

"Kamu tidak bisa menyangkal berita itu, karena foto pernikahanmu, adalah asli"

"Kalau iya kenapa?" tanyaku akhirnya. "Apa kamu akan merebutnya dariku?" lalu kamu akan mengembalikannya padaku jika kamu bosan?"

Tawa Alvin semakin keras. "Ayolah aku rela menerima bekasmu seperti Sonya yang sudah lebih dulu kamu tiduri"

"Kondisikan mulutmu, untuk kali ini, aku tidak akan memberimu celah untuk merebutnya dariku"

Sambungan ku putus secara sepihak, sebelum aku mendengar omong kosongnya yang kian memantik emosiku.

Ini semua salahku, seandainya dulu aku tidak pernah mengenal Sonya, pasti hidupku tidak akan di sorot oleh media. Apalagi saat Sonya mengarang cerita jika aku adalah kekasihnya, media itu semakin gencar mengejarku, bahkan menyoroti privasiku.

Aku harus hadapi media, baiklah aku akan mengatakan bahwa berita itu memang benar.

Menghela napas panjang, aku melepaskan seatbelt yang mengunci tubuhku, ku pasang kacamata hitam sebelum membuka pintu mobil. Belum sempat ku tutup kembali pintunya, mereka sudah mengerumuniku dan melempar pertanyaan seputar pernikahanku.

"Tolong bicara sedikit tentang photo pernikahan anda tuan Pandu"

"Jelaskan pada kami kapan pak Pandu menikahi gadis itu"

"Saya akan menjawab pertanyaan kalian, tapi tolong tanyakan satu persatu, please"

"Apa benar anda sudah menikah?"

"Benar"Jawabku sekenanya.

"Kapan pernikahan itu di langsungkan?"

"Sekitar satu minggu yang lalu"

"Apakah gadis itu berasal dari Indonesia sama seperti Anda, tuan Pandu"

"Iya" Aku menjawab setiap pertanyaan sesingkat mungkin, sebab aku sendiri belum siap mengatakan secara detail tentang pernikahanku dengan Nayla"

"Kabarnya gadis itu bernama Nayla, benar?"

"Sudah ya, maaf saya harus pergi, permisi"

"Pak Pandu, dimana keberadaan istri anda saat ini"

"Bagai,,,"

Tidak peduli apapun pertanyaan mereka, dengan cepat ku langkahkan kaki menuju apartemenku.

*****

"Seorang pengusaha muda, pemain judi terhebat, yang juga pernah menjalin hubungan dengan mendiang Sonya Rebecca, seorang actrees bertalenta, ternyata sudah menikah dengan seorang gadis bernama Nayla"

Hampir seluruh siaran televisi membahas kabar itu, Clara dan juga Rondi pun tak luput dari kejaran para media.

"Maaf ya, untuk saat ini saya belum bisa memberikan penjelasan terkait berita itu" ujar Rondi yang wajahnya kini berada di balik layar televisi. "Kami akan secepatnya memberikan klarifikasi, mohon untuk bersabar, karena berita itu sangat mendadak bagi kami. Mohon maaf ya"

Ku matikan televisi sebelum kemudian melakukan panggilan pada Nayla, aku berniat memberitahu padanya bahwa malam ini aku membatalkan kepulanganku ke Hongkong, sebab para wartawan pasti tengah diam-diam mengawasi gerak-geriku.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, lagi apa?"

"Mau bikin ibu kudapan" Jawab Nayla, membuatku reflek melihat jam yang menggantung di dinding.

"Bikin kudapan apa buat ibu?"

"Mau bikin bolu talas"

"Nay"

"Ya"

"Maaf, untuk malam ini sepertinya aku tidak jadi pulang"

"Kenapa?" Tanyanya sendu, aku yakin dia kecewa, dan parahnya, dia pasti berfikir aku tengah bersama wanita lain.

"Banyak pekerjaan"

"Seberapa banyak?"

Saat aku tak menjawab pertanyaannya, dia memutuskan sambungan begitu saja.

Sekian detik kemudian ku kirim screenshoot berita yang sedang di bahas saat ini. Tak lama setelah foto itu terkirim, muncul nama Nayla memanggilku.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Itu sebabnya aku tidak berani mengunjungi kalian"

Hening..

"Nay, masih di situ?"

"Masih"

Kurasakan hembusan napasnya kian kasar, dia pasti tengah memikirkan tentang berita pernikahannya yang sedang di bahas oleh media.

"Kamu tidak apa-apa kan Nay?"

"Justru aku yang tanya gitu, mas tidak apa-apa?"

Nah kan, aku yakin wanitaku pasti sangat mengerti. Ucapannya dari dulu benar-benar menghipnotisku agar selalu mendengarnya, membuatku tak ingin berpaling darinya

"Aku tidak apa-apa, sabar ya. Nanti kalau sudah aman, aku pasti jenguk kalian"

"Hmm..." Terdengar sekali nadanya yang tak semangat.

"Untuk sementara kalian jangan keluar dulu"

"Iya"

"Aku pasti akan membereskannya secepat mungkin" ku hirup napas berat sebelum aku berpamitan.

"Aku tutup dulu ya"

"Ya sudah selamat sore. Assalamu'alaikum"

Bukannya menjawab salam, malah aku memanggilnya. "Nay"

"Ya"

Aku terdiam tak lagi membalas sahutannya barusan.

"Mas?" panggilnya karena aku mesih terdiam cukup lama.

"Aku kangen kamu" ucapku tanpa ragu.

******

Aku, Rondi dan juga Clara, bersiap untuk mengklarifikasi berita tentang pernikahanku. Aku memilih function room di bagian hotel milikku untuk meluruskan kabar itu.

Di sini, aku duduk di antara Clara dan juga Rondi yang berada di samping kanan kiriku, mereka akan membantuku menjawab setiap pertanyaan dari media. Kami sudah memutuskan untuk mengatakan bahwa berita itu memang benar.

NEXT

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HERAN DGN PANDU YG TRLALU KETAKUTAN, KLO TAKUT, YAA BAYAR PENGAWAL TANGGUHLH YG BSA JAGA NAYLA DN KLUARGA LOO.. SPRTI MAFIA2, TRIAD2, GENGSTER2 HONGKONG YG BNYK PENGAWAL.. BUAT APA KAYA, KLO TK MMPU BAYAR PNGAWAL ATAU BODYGUARD BUAT LINDUNGI ORG2 YG DICINTAI..

2023-07-01

0

Demi sya

Demi sya

lanjut terus kak bagus

2021-12-10

0

Ita Sinta

Ita Sinta

kasih wanita Thor buat Alvin biar ga ganggu nayla

2021-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Nayla
2 Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3 Part 2 (Keputusan)
4 Bab 3 (Pernikahan)
5 Bab 4 (Menunda malam pertama)
6 Bab 5 (satu pelepasan)
7 Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8 Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9 Bab 8 (Menuju Hongkong)
10 Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11 Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12 11 (One By One)
13 12 (Kejujuran Nayla)
14 13 (kembali ke macau)
15 14 (Fokus Merawat Ibu)
16 15 (Pov Pandu)
17 16 (Media)
18 17(Klarifikasi)
19 18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20 19 (Pulang Kampung)
21 20 (pov Nayla, Hamil)
22 21(Perubahan drastis ibu)
23 22 (Tentang Alvin & Tania)
24 23 (Kembali senam jantung)
25 24 (Hadiah pertama)
26 25 (Melepas penat)
27 26 (Berpisah lagi)
28 Bertemu adik kandung
29 Empat bersodara
30 Kedatangan Alvin ke kantor
31 pagi hari yang menyenangkan
32 Benang rajut
33 Teringat sapu tangan
34 Sepupu Nayla
35 Rencana Pandu
36 pertemuan kedua
37 permulaan rencana
38 Berita Pandu & Delita
39 Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40 Rencana Hermawan
41 saling menyerang
42 Penguntit
43 Ancaman Nayla
44 Nayla dalam bahaya?
45 Pipo=Pandu
46 Pertemuan Hermawan dan Risa
47 Nayla Ke Macau
48 Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49 Kerja sama Nayla & Alvin.
50 Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51 Situasi mencengangkan
52 Keputusan Delita
53 Kejujuran Hermawan
54 Permintaan maaf
55 Tentang Pipo
56 Pandu = Pipo
57 Perubahan rencana Alvin
58 Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59 Dilema Delita
60 Pengusiran Hermawan
61 Kedatangan Hermawan
62 Rencana menjemput Risa
63 Bayi laki-laki
64 Skak mat untuk Delita
65 Perasaan Delita
66 Baby Kellen
67 Memperjelas
68 Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69 Jangan kabur saat sedang bicara
70 Beruntung
71 Morning sweet
72 Rencana makan malam keluarga
73 Pertemuan
74 Notice
75 Notice
76 Perdamaian
77 Memperkenalkan pada publik
78 Kondisi Hermawan
79 Memaafkan
80 Saling memaafkan
81 Jogja on the way, mengunjungi makam
82 Tentang berita di media cetak
83 Dejavu
84 Mencari si kurang ajar
85 Kepanikan Nayla
86 Penangkapan Nancy
87 Amarah dan kecewa
88 Epilog
89 personal asisten
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Nayla
2
Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3
Part 2 (Keputusan)
4
Bab 3 (Pernikahan)
5
Bab 4 (Menunda malam pertama)
6
Bab 5 (satu pelepasan)
7
Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8
Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9
Bab 8 (Menuju Hongkong)
10
Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11
Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12
11 (One By One)
13
12 (Kejujuran Nayla)
14
13 (kembali ke macau)
15
14 (Fokus Merawat Ibu)
16
15 (Pov Pandu)
17
16 (Media)
18
17(Klarifikasi)
19
18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20
19 (Pulang Kampung)
21
20 (pov Nayla, Hamil)
22
21(Perubahan drastis ibu)
23
22 (Tentang Alvin & Tania)
24
23 (Kembali senam jantung)
25
24 (Hadiah pertama)
26
25 (Melepas penat)
27
26 (Berpisah lagi)
28
Bertemu adik kandung
29
Empat bersodara
30
Kedatangan Alvin ke kantor
31
pagi hari yang menyenangkan
32
Benang rajut
33
Teringat sapu tangan
34
Sepupu Nayla
35
Rencana Pandu
36
pertemuan kedua
37
permulaan rencana
38
Berita Pandu & Delita
39
Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40
Rencana Hermawan
41
saling menyerang
42
Penguntit
43
Ancaman Nayla
44
Nayla dalam bahaya?
45
Pipo=Pandu
46
Pertemuan Hermawan dan Risa
47
Nayla Ke Macau
48
Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49
Kerja sama Nayla & Alvin.
50
Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51
Situasi mencengangkan
52
Keputusan Delita
53
Kejujuran Hermawan
54
Permintaan maaf
55
Tentang Pipo
56
Pandu = Pipo
57
Perubahan rencana Alvin
58
Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59
Dilema Delita
60
Pengusiran Hermawan
61
Kedatangan Hermawan
62
Rencana menjemput Risa
63
Bayi laki-laki
64
Skak mat untuk Delita
65
Perasaan Delita
66
Baby Kellen
67
Memperjelas
68
Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69
Jangan kabur saat sedang bicara
70
Beruntung
71
Morning sweet
72
Rencana makan malam keluarga
73
Pertemuan
74
Notice
75
Notice
76
Perdamaian
77
Memperkenalkan pada publik
78
Kondisi Hermawan
79
Memaafkan
80
Saling memaafkan
81
Jogja on the way, mengunjungi makam
82
Tentang berita di media cetak
83
Dejavu
84
Mencari si kurang ajar
85
Kepanikan Nayla
86
Penangkapan Nancy
87
Amarah dan kecewa
88
Epilog
89
personal asisten

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!