Aku panik saat berpapasan dengan Alvin di loket tempat penjualan tiket kapal, Entah kami tak sengaja bertemu, atau dia yang sudah mengikutiku. Kepanikanku semakin menjadi ketika tiba-tiba seorang wartawan menanyakan kabar foto pernikahanku yang entah tahu darimana.
Alvin yang sedang bersamaku, menatap dengan sorot mata terkejut sekaligus bingung.
"Pak Pandu apakah benar tentang foto pernikahan anda yang sedang viral saat ini?"
"Kapan anda melangsungkan pernikahan itu?"
"Baru-baru ini atau sebelum mendiang Sonya meninggal?"
Sial, darimana mereka tahu tentang foto-foto itu, apa ada seseorang yang telah mencurinya diam-diam. Rondi dan Clara, tidak mungkin melakukannya.
Tak ada satupun pertanyaan yang aku jawab. Aku memilih pergi meninggalkan dua wartawan yang tengah memberondongku dengan pertanyaan itu. Dan Alvin, dia sempat melempar tatapan tidak suka dengan berita tentangku dan Nayla.
Aku berlari sekencang-kencangnya untuk melepaskan diri dari kejaran Alvin. Aku yakin dia sangat penasaran dan ingin tahu kebenarannya. Apalagi Nancy yang sempat memperlihatkan foto Nayla padanya, yakin sekali kalau dia masih ingat wajah Nayla.
Jantungku benar-benar di buat bekerja ekstra keras hari ini, apalagi ketika akhirnya mobilku memasuki halaman tempat parkir, kepalaku menggeleng frustasi melihat banyaknya media yang ingin mencari tahu tentang hal ini.
Bukan media yang aku takuti, tapi keselamatan Nayla, aku yakin sekali kalau Alvin akan merebut Nayla seperti dia mengambil Sonya.
April : "Pastikan Ibu dan Nona tidak keluar dari unit"
Satu pesan ku lempar pada April.
Rondi : "Ron atasi media, bagaimanapun caranya supaya media percaya bahwa itu berita hoak"
Clara : "Pengaruhi Alvin agar tidak percaya dengan foto itu"
Kekhawatiranku terjadi. sial, sial ku pukul roda kemudi berharap rasa kesalku sedikit berkurang.
Pandangan ku alihkan pada layar ponsel yang menyala di atas dashboard.
Alvin Calling...
Butuh waktu lebih dari sepuluh detik untuk mengangkat telfon darinya.
"Jadi kamu menikahi gadis yang di jual oleh wanita itu?" Tanya Alvin saat sambungan terhubung. "Rendah sekali seleramu tuan Pandu"
"Kenapa diam?" apa kamu sedang menyusun kalimat yang tepat untuk menyangkal berita itu?"
Setelah mengucapkannya, Alvin tergelak memekikan telinga, sampai-sampai aku reflek menjauhkan ponsel dari telingaku.
"Kamu tidak bisa menyangkal berita itu, karena foto pernikahanmu, adalah asli"
"Kalau iya kenapa?" tanyaku akhirnya. "Apa kamu akan merebutnya dariku?" lalu kamu akan mengembalikannya padaku jika kamu bosan?"
Tawa Alvin semakin keras. "Ayolah aku rela menerima bekasmu seperti Sonya yang sudah lebih dulu kamu tiduri"
"Kondisikan mulutmu, untuk kali ini, aku tidak akan memberimu celah untuk merebutnya dariku"
Sambungan ku putus secara sepihak, sebelum aku mendengar omong kosongnya yang kian memantik emosiku.
Ini semua salahku, seandainya dulu aku tidak pernah mengenal Sonya, pasti hidupku tidak akan di sorot oleh media. Apalagi saat Sonya mengarang cerita jika aku adalah kekasihnya, media itu semakin gencar mengejarku, bahkan menyoroti privasiku.
Aku harus hadapi media, baiklah aku akan mengatakan bahwa berita itu memang benar.
Menghela napas panjang, aku melepaskan seatbelt yang mengunci tubuhku, ku pasang kacamata hitam sebelum membuka pintu mobil. Belum sempat ku tutup kembali pintunya, mereka sudah mengerumuniku dan melempar pertanyaan seputar pernikahanku.
"Tolong bicara sedikit tentang photo pernikahan anda tuan Pandu"
"Jelaskan pada kami kapan pak Pandu menikahi gadis itu"
"Saya akan menjawab pertanyaan kalian, tapi tolong tanyakan satu persatu, please"
"Apa benar anda sudah menikah?"
"Benar"Jawabku sekenanya.
"Kapan pernikahan itu di langsungkan?"
"Sekitar satu minggu yang lalu"
"Apakah gadis itu berasal dari Indonesia sama seperti Anda, tuan Pandu"
"Iya" Aku menjawab setiap pertanyaan sesingkat mungkin, sebab aku sendiri belum siap mengatakan secara detail tentang pernikahanku dengan Nayla"
"Kabarnya gadis itu bernama Nayla, benar?"
"Sudah ya, maaf saya harus pergi, permisi"
"Pak Pandu, dimana keberadaan istri anda saat ini"
"Bagai,,,"
Tidak peduli apapun pertanyaan mereka, dengan cepat ku langkahkan kaki menuju apartemenku.
*****
"Seorang pengusaha muda, pemain judi terhebat, yang juga pernah menjalin hubungan dengan mendiang Sonya Rebecca, seorang actrees bertalenta, ternyata sudah menikah dengan seorang gadis bernama Nayla"
Hampir seluruh siaran televisi membahas kabar itu, Clara dan juga Rondi pun tak luput dari kejaran para media.
"Maaf ya, untuk saat ini saya belum bisa memberikan penjelasan terkait berita itu" ujar Rondi yang wajahnya kini berada di balik layar televisi. "Kami akan secepatnya memberikan klarifikasi, mohon untuk bersabar, karena berita itu sangat mendadak bagi kami. Mohon maaf ya"
Ku matikan televisi sebelum kemudian melakukan panggilan pada Nayla, aku berniat memberitahu padanya bahwa malam ini aku membatalkan kepulanganku ke Hongkong, sebab para wartawan pasti tengah diam-diam mengawasi gerak-geriku.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam, lagi apa?"
"Mau bikin ibu kudapan" Jawab Nayla, membuatku reflek melihat jam yang menggantung di dinding.
"Bikin kudapan apa buat ibu?"
"Mau bikin bolu talas"
"Nay"
"Ya"
"Maaf, untuk malam ini sepertinya aku tidak jadi pulang"
"Kenapa?" Tanyanya sendu, aku yakin dia kecewa, dan parahnya, dia pasti berfikir aku tengah bersama wanita lain.
"Banyak pekerjaan"
"Seberapa banyak?"
Saat aku tak menjawab pertanyaannya, dia memutuskan sambungan begitu saja.
Sekian detik kemudian ku kirim screenshoot berita yang sedang di bahas saat ini. Tak lama setelah foto itu terkirim, muncul nama Nayla memanggilku.
"Apa itu?" Tanyanya.
"Itu sebabnya aku tidak berani mengunjungi kalian"
Hening..
"Nay, masih di situ?"
"Masih"
Kurasakan hembusan napasnya kian kasar, dia pasti tengah memikirkan tentang berita pernikahannya yang sedang di bahas oleh media.
"Kamu tidak apa-apa kan Nay?"
"Justru aku yang tanya gitu, mas tidak apa-apa?"
Nah kan, aku yakin wanitaku pasti sangat mengerti. Ucapannya dari dulu benar-benar menghipnotisku agar selalu mendengarnya, membuatku tak ingin berpaling darinya
"Aku tidak apa-apa, sabar ya. Nanti kalau sudah aman, aku pasti jenguk kalian"
"Hmm..." Terdengar sekali nadanya yang tak semangat.
"Untuk sementara kalian jangan keluar dulu"
"Iya"
"Aku pasti akan membereskannya secepat mungkin" ku hirup napas berat sebelum aku berpamitan.
"Aku tutup dulu ya"
"Ya sudah selamat sore. Assalamu'alaikum"
Bukannya menjawab salam, malah aku memanggilnya. "Nay"
"Ya"
Aku terdiam tak lagi membalas sahutannya barusan.
"Mas?" panggilnya karena aku mesih terdiam cukup lama.
"Aku kangen kamu" ucapku tanpa ragu.
******
Aku, Rondi dan juga Clara, bersiap untuk mengklarifikasi berita tentang pernikahanku. Aku memilih function room di bagian hotel milikku untuk meluruskan kabar itu.
Di sini, aku duduk di antara Clara dan juga Rondi yang berada di samping kanan kiriku, mereka akan membantuku menjawab setiap pertanyaan dari media. Kami sudah memutuskan untuk mengatakan bahwa berita itu memang benar.
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HERAN DGN PANDU YG TRLALU KETAKUTAN, KLO TAKUT, YAA BAYAR PENGAWAL TANGGUHLH YG BSA JAGA NAYLA DN KLUARGA LOO.. SPRTI MAFIA2, TRIAD2, GENGSTER2 HONGKONG YG BNYK PENGAWAL.. BUAT APA KAYA, KLO TK MMPU BAYAR PNGAWAL ATAU BODYGUARD BUAT LINDUNGI ORG2 YG DICINTAI..
2023-07-01
0
Demi sya
lanjut terus kak bagus
2021-12-10
0
Ita Sinta
kasih wanita Thor buat Alvin biar ga ganggu nayla
2021-12-06
0