Bab 5 (satu pelepasan)

Pagi hari, aku beraktifitas seperti ketika aku tinggal di apartemen Clara. Yang membedakan adalah saat ini aku sudah menjadi seorang istri, dan kini tinggal di apartemen milik suamiku.

Selagi aku menunggu sup yang tengah ku masak, pikiranku mendadak kacau saat mengingat sentuhan-sentuhan lembut darinya tadi malam. Aku bahkan tidak sadar saat sup yang ku buat sudah mendidih. Saking tak fokusnya, lenganku tiba-tiba menyentuh panci panas, hingga membuatnya meninggalkan jejak kemerah-merahan lumayan lebar.

"Kenapa?" tanyannya saat aku tengah mengguyur lenganku di bawah air mengalir yang berasal dari kran.

Reflek aku menggeleng. Saat aku memindai wajahnya, pandangannya jatuh pada lenganku yang tadi menyentuh panci panas.

"kenapa?" tanyanya ulang dengan sorot mata tajam. Mungkin dia mendengar pekikanku saat lenganku baru saja menyentuh benda panas. Dan dia dengan cepat menghampiriku.

"Tidak kenapa-kenapa"

"Duduk!" perintahnya membuat jantungku seperti akan meledak

"Tapi aku sedang memasak"

"Aku bilang duduk Nayla"

Aku melihat mas Pandu sekilas, lalu menuruti perintahnya tanpa mengatakan apapun. Setelah dia mematikan kompornya, dia menyusulku duduk di ruang makan. Tiba-tiba mas Pandu meraih tanganku lalu mencermatinya. "Ini kenapa?" tanyanya menatapku masih dengan sorot tajam. "Apa terkena benda panas?"

Mendengkus pelan, mas Pandu yang tadi duduk berhadapan denganku, kini bergerak bangkit ketika aku tetap bungkam.

"Diam di sini" ucapnya dingin.

Tak menunggu lama, laki-laki itu kembali dengan membawa serta tube kecil, seperti salep.

"Cuma luka sedikit mas, aku tidak apa-apa" kataku ketika mas Pandu duduk, dan dia tak merespon ucapanku.

Tangannya sibuk mengoleskan salep beraroma mint pada lenganku yang terkena benda panas.

"Mikir apa?" tanyanya, dengan ekspresi yang tidak ku tahu karena dia menunduk sambil terus meratakan salep itu.

Saat aku tak langsung menjawab, kepalanya terangkat, dengan cepat aku menunduk dan menjatuhkan pandangan pada lenganku. Entah kenapa tindakannya membuatku justru salah tingkah, dan mengingatkanku pada seseorang yang begitu perhatian saat aku kecil.

"Ada lagi yang luka?"

"Tidak ada" jawabku kikuk. Setelah itu samar ku dengar helaan napas panjangnya

"Lain kali hati-hati!"

Aku mengangguk merespon ucapannya. "Aku akan lanjut memasak" ujarku mencoba menghindar.

Setelah mendengar ucapanku, kali ini helaan napasnya terdengar sangat jelas di telingaku. "Biar aku yang lanjutkan"

"Tapi,," Sergahanku di interupsi oleh mas Pandu ketika dia tiba-tiba bangkit dari duduknya sambil memotong ucapanku.

"Jangan membantah" tegasnya, seraya berlalu "Aku akan memasak untuk sarapan" lanjutnya, detik kemudian aku mendengar suara kompor di nyalakan.

Usai sarapan yang sedikit terlambat, aku merapikan meja, lalu mengangkat piring-piring bekas kami makan untuk di cuci.

"Sini biar aku yang cuci piring-piringnya" pungkasnya yang membuatku mengerjap menatapanya.

"Tidak usah"

Baru saja aku menuangkan sabun di spoon, mas Pandu segera merebutnya, lalu membuka kran air untuk membilas tanganku yang sempat terkena busa sabun. Setelah busa di tanganku bersih, mas Pandu meraih kain untuk mengeringkan tanganku.

"Ini biar aku yang cuci, kamu buatkan aku kopi dan letakan di ruang kerja"

Perintahnya membuatku terdiam sesaat, sebab aku masih belum tahu takaran yang pas untuk kopinya. Karena ini pertama kali dia menyuruhku membuatkan kopi untuknya.

"Kenapa diam?"

"Aku belum tahu takaran yang pas yang mas sukai" jujurku sekenanya, karena memang aku benar-benar belum tahu.

Kulirik dengan ekor mataku, mas Pandu melengkungkan bibir membentuk senyuman.

"Tidak perlu takaran, cukup ambil satu bungkus kopi instan, dan jangan tambahkan gula" Sahutnya dengan tangan terus bergerak membilas piring yang sedang ia cuci.

Sementara aku, bergegas memasak air untuk menyedu kopinya. Begitu kopi yang ku sedu sudah siap, aku membawanya ke ruang kerja seperti yang di perintahkan.

Aku meletakan kopi yang ku buat di samping laptopnya. Saat aku beranjak keluar, kami berpapasan di ambang pintu, reflek aku menepi memberi celah agar mas Pandu bisa masuk.

"Mau kemana?" tanyanya ketika aku berjalan keluar dari ruang kerjanya, dia berdiri di belakangku, tangannya memegang setumpukan kertas.

"Membereskan kamar" jawabku berusaha tenang.

Dia suamiku, tapi entah kenapa, jantungku selalu berdesir setiap kali berhadapan dengannya.

*****

Malam harinya, ketika aku tengah duduk dengan menyandarkan punggungku pada headboard, tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka. Jantungku nyaris berhenti ketika melihat mas Pandu masuk dengan membawa laptopnya.

"Belum tidur?" tanyanya sembari melangkah ke arah tempat tidur, dan aku langsung menutup buku yang sedang ku baca.

Diam tanpa bersuara, aku menggeleng setelah sekian detik. Lalu berbaring seraya menarik selimut hingga batas dada.

Mas Pandu memadamkan lampu utama setelah menyalakan lampu di atas nakas. Ku pastikan dia tak akan langsung tidur. Dan benar saja, dia yang mengambil tempat di sampingku, duduk merentangkan kaki dengan punggung bersandar pada kepala ranjang, kemudian mulai sibuk dengan laptopnya.

Tak ada percakapan apapun, aku memiringkan badan membelakanginya, Sementara mas Pandu fokus dengan pekerjaannya.

Hampir setengah jam aku mencoba memejamkan mata namun tak berhasil, sepertinya mas Pandu telah selesai berkutat dengan laptopnya. Sebab aku sempat merasakan ada pergerakan besar darinya seperti meletakkan laptop di atas nakas, lalu menarik selimut yang juga sedang ku pakai.

"Tidur sambil memikirkan sesuatu itu tidak baik untuk kesehatan" ujarnya yang sepertinya kini dalam posisi terlentang. Dan entah kenapa perasaanku mendadak gelisah dan takut.

Aku di buat tergagap ketika pria ini mengubah posisiku menjadi terlentang, Posisinya yang tengah menopang kepalanya dengan satu tangan, lengkap dengan tatapan yang begitu teduh membuat debaran jantungku di dalam sana berpacu semakin kencang.

Mas Pandu menatapku selama beberapa detik, sebelum kemudian dia menciumku sangat lembut dan dalam.

Aku menelan ludah dengan setengah mati seraya membatin Aku tidak bisa menghindar lagi kali ini.

Ku biarkan dia mencumbuku untuk melepaskan gelegak dahaga yang tertunda. Kamar yang tadi memancarkan suhu dingin karena Ac menyala, kini menghilang tanpa meninggalkan jejak. Hanya panas yang menyerangku karena sentuhan tangannya semakin meliar, saat tubuhnya menindihku, akal sehatku seolah melayang, apalagi ketika bibirnya berpindah ke bibirku, seketika aku lupa dengan niatku yang ingin menolaknya. Hingga lenguhan panjang mengakhiri aktivitas kami, ku rasakan dia kian melemah lalu menjatuhkan kepalanya di perpotongan antara leher dan pundakku.

Tak sampai di situ, setelah gelegak dahaga terlepaskan, mas Pandu tak langsung meninggalkanku, ia justru menghujaniku dengan ciuman ketika tahu aku masih menahan nyeri. Menit berikutnya, mas Pandu membaringkan tubuhnya di sampingku, lalu menariku ke dalam pelukannya.

"Sakitnya tidak akan lama" ucapnya membuatku kikuk "Sekarang tidurlah, aku tidak akan meninggalkanmu" sambungnya sambil mengeratkan pelukannya.

Jujur Ucapannya begitu mengesankan, tapi belum bisa membuatku yakin dan percaya dengan segala omongannya.

Maafkan aku yang masih belum bisa menerima pernikahan ini, apalagi mencintaimu sepenuh hati. Ini ku lakukan semata hanya untuk memenuhi kewajibanku sebagai istri.

Aku hanya bisa membatin sambil menghirup napas dalam dan perlahan memejamkan mata, berharap tak akan ada hal buruk yang akan menimpaku esok hari.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Vina Suzanna

Vina Suzanna

pipo itu pandu ya thor ...
semangat thor , sehat sehat yaa ... 😍

2022-01-14

0

Liz Chelink

Liz Chelink

seperti'a pipo itu pandu....🤔🤔

2021-12-02

1

Demi sya

Demi sya

next

2021-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Nayla
2 Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3 Part 2 (Keputusan)
4 Bab 3 (Pernikahan)
5 Bab 4 (Menunda malam pertama)
6 Bab 5 (satu pelepasan)
7 Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8 Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9 Bab 8 (Menuju Hongkong)
10 Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11 Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12 11 (One By One)
13 12 (Kejujuran Nayla)
14 13 (kembali ke macau)
15 14 (Fokus Merawat Ibu)
16 15 (Pov Pandu)
17 16 (Media)
18 17(Klarifikasi)
19 18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20 19 (Pulang Kampung)
21 20 (pov Nayla, Hamil)
22 21(Perubahan drastis ibu)
23 22 (Tentang Alvin & Tania)
24 23 (Kembali senam jantung)
25 24 (Hadiah pertama)
26 25 (Melepas penat)
27 26 (Berpisah lagi)
28 Bertemu adik kandung
29 Empat bersodara
30 Kedatangan Alvin ke kantor
31 pagi hari yang menyenangkan
32 Benang rajut
33 Teringat sapu tangan
34 Sepupu Nayla
35 Rencana Pandu
36 pertemuan kedua
37 permulaan rencana
38 Berita Pandu & Delita
39 Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40 Rencana Hermawan
41 saling menyerang
42 Penguntit
43 Ancaman Nayla
44 Nayla dalam bahaya?
45 Pipo=Pandu
46 Pertemuan Hermawan dan Risa
47 Nayla Ke Macau
48 Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49 Kerja sama Nayla & Alvin.
50 Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51 Situasi mencengangkan
52 Keputusan Delita
53 Kejujuran Hermawan
54 Permintaan maaf
55 Tentang Pipo
56 Pandu = Pipo
57 Perubahan rencana Alvin
58 Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59 Dilema Delita
60 Pengusiran Hermawan
61 Kedatangan Hermawan
62 Rencana menjemput Risa
63 Bayi laki-laki
64 Skak mat untuk Delita
65 Perasaan Delita
66 Baby Kellen
67 Memperjelas
68 Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69 Jangan kabur saat sedang bicara
70 Beruntung
71 Morning sweet
72 Rencana makan malam keluarga
73 Pertemuan
74 Notice
75 Notice
76 Perdamaian
77 Memperkenalkan pada publik
78 Kondisi Hermawan
79 Memaafkan
80 Saling memaafkan
81 Jogja on the way, mengunjungi makam
82 Tentang berita di media cetak
83 Dejavu
84 Mencari si kurang ajar
85 Kepanikan Nayla
86 Penangkapan Nancy
87 Amarah dan kecewa
88 Epilog
89 personal asisten
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Nayla
2
Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3
Part 2 (Keputusan)
4
Bab 3 (Pernikahan)
5
Bab 4 (Menunda malam pertama)
6
Bab 5 (satu pelepasan)
7
Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8
Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9
Bab 8 (Menuju Hongkong)
10
Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11
Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12
11 (One By One)
13
12 (Kejujuran Nayla)
14
13 (kembali ke macau)
15
14 (Fokus Merawat Ibu)
16
15 (Pov Pandu)
17
16 (Media)
18
17(Klarifikasi)
19
18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20
19 (Pulang Kampung)
21
20 (pov Nayla, Hamil)
22
21(Perubahan drastis ibu)
23
22 (Tentang Alvin & Tania)
24
23 (Kembali senam jantung)
25
24 (Hadiah pertama)
26
25 (Melepas penat)
27
26 (Berpisah lagi)
28
Bertemu adik kandung
29
Empat bersodara
30
Kedatangan Alvin ke kantor
31
pagi hari yang menyenangkan
32
Benang rajut
33
Teringat sapu tangan
34
Sepupu Nayla
35
Rencana Pandu
36
pertemuan kedua
37
permulaan rencana
38
Berita Pandu & Delita
39
Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40
Rencana Hermawan
41
saling menyerang
42
Penguntit
43
Ancaman Nayla
44
Nayla dalam bahaya?
45
Pipo=Pandu
46
Pertemuan Hermawan dan Risa
47
Nayla Ke Macau
48
Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49
Kerja sama Nayla & Alvin.
50
Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51
Situasi mencengangkan
52
Keputusan Delita
53
Kejujuran Hermawan
54
Permintaan maaf
55
Tentang Pipo
56
Pandu = Pipo
57
Perubahan rencana Alvin
58
Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59
Dilema Delita
60
Pengusiran Hermawan
61
Kedatangan Hermawan
62
Rencana menjemput Risa
63
Bayi laki-laki
64
Skak mat untuk Delita
65
Perasaan Delita
66
Baby Kellen
67
Memperjelas
68
Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69
Jangan kabur saat sedang bicara
70
Beruntung
71
Morning sweet
72
Rencana makan malam keluarga
73
Pertemuan
74
Notice
75
Notice
76
Perdamaian
77
Memperkenalkan pada publik
78
Kondisi Hermawan
79
Memaafkan
80
Saling memaafkan
81
Jogja on the way, mengunjungi makam
82
Tentang berita di media cetak
83
Dejavu
84
Mencari si kurang ajar
85
Kepanikan Nayla
86
Penangkapan Nancy
87
Amarah dan kecewa
88
Epilog
89
personal asisten

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!