Bab 4 (Menunda malam pertama)

Jantungku berdetak sangat kencang ketika Mas Pandu tiba-tiba berdiri di belakangku usai aktivitas mandinya. Dalam sepersekian detik tubuhku seperti tersengat listrik, sebab ku rasakan bibirnya menyentuh sisi leherku, menggigitnya lembut, lalu menyesapnya sangat kuat.

Aku yang berdiri di depan lemari hendak memilih piyama untuknya, urung ku lakukan karena dengan cepat dia memutar tubuhku hingga kami saling berhadapan. Wangi aroma sabun dan shamponya menguar menusuk hidungku. Kedua tangannya terulur pada sisi kepala mengungkungku.

"A-Ku akan ambilkan piyama untuk mas"

"Tidak perlu" sahut mas Pandu.

Ketika aku hendak menunduk, seketika tangan mas Pandu menyentuh dagu, dan membuatku mendongak melihatnya "Kamu tahu kan, tugas seorang istri"

"Ta-hu" jawabku dengan terbata.

"Lalu?" Mata mas Pandu memicing

"A-aku tidak keberatan b-buat melayani mas, tapi u-untuk malam ini, aku belum siap"

"Terus apa yang membuatmu belum siap?"

Terdiam sejenak, aku berusaha mengumpulkan keberanian untuk memberikan jawaban atas pertanyaannya. "Aku masih ingin tahu alasan sebenarnya mas menikahiku" ucapku pelan.

"Sudah pernah ku katakan sebelumnya bukan?"

Dengan susah payah ku telan salivaku, sebelum kembali berucap "Tapi aku sempat mendengar percakapan mas dengan Clara waktu itu"

"Percakapan apa?" tanyanya dengan wajah kian dekat. "Katakan yang jelas" bisiknya tepat di telingaku.

Tubuhku mengerut ketika pucuk hidungnya menyentuh telingaku.

"Sekarang, aku tidak akan menjelaskan tentang percakapan yang ku dengar" lanjutku dengan debaran yang kian tak menentu "mas katakan alasan kenapa mencintaiku, padahal yang ku tahu kita baru saja bertemu"

"Sebesar itu rasa ingin tahumu?" tanyanya tanpa memutus kontak mata kami.

"Jangan melempar pertanyaan ketika aku belum menerima penjelasan dari mas" Ku hirup napas dalam-dalam, sembari menormalkan detak jantungku. Entah dari mana datangnya keberanianku ini. Tetapi ku pikir, aku berhak mendapatkan penjelasan tentang itu.

Mas Pandu menyunggingkan senyum miring, membuatku kian geram, dan reflek mengeratkan rahangku. Bersamaan dengan itu, sorot tajamnya tertuju ke netraku. "Karena kamu cantik" pungkasnya dengan senyum meledek. "Sudah mendapat jawabanku kan?"

Mendengar jawabannya, rasanya aku ingin sekali menamparnya, tapi aku takan pernah bisa melawannya. Aku hanya diam membalas tatapannya.

Tanpa peringatan apapun, tiba-tiba mas Pandu menciumku lembut, sedikit memberikan lum*atan hingga bermenit-menit.

"Percaya atau tidak" ucapnya setelah mengurai tautan kami "Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu"

"Secepat itu mas mencintaiku?"

"Tidak" jawabnya kilat.

"Apa maksudnya dengan tidak?"

Alih-alih menjawab, mas Pandu kembali menciumku lembut, sampai-sampai aku tak sadar dengan posisi kami saat ini. Mas Pandu duduk di tepian meja rias, dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangku, sementara bibirnya, masih terus mel*umat bibirku.

Aku yang awam dengan kissing, hanya bisa diam tak membalas lum*atannya.

Hinga akhirnya, tautan bibir kami terlepas, seketika wajah dan tubuhku merasakan panas yang luar biasa, dan rambutku, tahu-tahu sudah tergerai sempurna.

"Masih belum percaya, bahwa aku mencintaimu?" tanyanya dengan wajah mendongak, sebab level matanya lebih rendah dariku.

"Kalau masih belum percaya juga, akan aku tunjukan sesuatu yang lebih dari ini" sambungnya sembari melepaskan kancing pakaian dalam di balik punggungku. Aku terdiam tak berani berbuat apapun.

"Akan aku buktikan bahwa aku mencintaimu" ucap Mas Pandu yang tiba-tiba mengangkat tubuhku, lalu membaringkanku di tempat tidur.

Jemari kirinya mengunci celah jemari kananku, ia terus menciumku, bahkan dia sudah mencumbuku. Tangan lainnya tak kalah jahil menjamah setiap lekuk tubuhku yang masih berpakaian lengkap, hanya saja pakaian dalamku sudah berantakan karena kancingnya terlepas.

Sentuhan yang begitu lembut membuatku lupa diri, mendadak kesadaranku terkumpul, lalu bergegas menghentikan aktivitasnya.

"Jangan sekarang" ucapku menyela gerakan tangannya.

Seketika dia membuka mata, lalu menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan.

"Aku belum siap" lanjutku sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungannya.

Namun, alih-alih melepasku, dia justru menahanku dan menyuruhku tidur dalam pelukannya. Bagiku ini aneh, tidur dalam pelukan pria yang tanpa mengenakan pakaian sehelaipun.

"Jangan kamu pertanyakan lagi soal cinta" ucapnya dengan nada yang sangat lembut. Kupikir dia akan marah, sebab ku lihat rahangnya mengatup keras. Tetapi tidak, justru dia membuatku kian nyaman berada dalam dekapannya. "Yang terpenting, aku akan menjagamu sampai kapanpun"

"Tapi aku tidak akan pernah nyaman menjalani hubungan, jika tidak tahu alasan yang masuk akal kenapa mas menikahiku dalam waktu singkat"

"Dan aku, tidak akan menghentikan usahaku hanya karena kamu bilang tidak nyaman" mas Pandu mengatakannya setelah melihatku sekilas. "Aku akan merubah rencanaku untuk menyesuaikan denganmu, supaya kamu mengerti bahwa aku benar-benar mencintaimu. Satu hal yang perlu kamu tahu" ucapnya sarkasme "Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku"

Ku hirup napas dalam-dalam sembari menenangkan debaran jantungku yang mungkin terdengar oleh telinganya.

"Tidurlah" lirihnya dengan dagu tepat di atas kepalaku.

Sudah lebih dari tigapuluh menit, mataku belum juga terpejam, sementara mas Pandu, kurasakan nafasnya kian teratur. Mungkin dia sudah terlelap.

Dan aku, entah kenapa merasa bahwa mas Pandu memiliki alasan lain, atau mungkin hanya mempermainkanku untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, setelah bosan, mungkin dia akan menyingkirkanku.

Jaman sekarang, mana ada lelaki tajir melintir, mau menikahiku, yang jelas-jelas adalah gadis dengan latar belakang yang menyedihkan, di tambah tidak memiliki orang tua. Kasarnya, aku adalah gadis gelandangan yang terpaksa tinggal di rumah tanteku dan di jadikan sapi perah.

Ku tarik napas dalam, berusaha memejamkan mata yang kian terasa panas. Malam ini aku bisa lepas dari malam pertamaku, tetapi untuk besok, aku tidak yakin bisa menggagalkannya kembali.

Pandu Mahardani

Bersambung

Terpopuler

Comments

Demi sya

Demi sya

semangat up thor selalu menunggu

2021-11-28

0

marathon reader

marathon reader

semoga sehat selalu kak author..
ditunggu up nya

2021-11-27

1

Kartika

Kartika

di tunggu kelanjutannya thor 😊

2021-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Nayla
2 Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3 Part 2 (Keputusan)
4 Bab 3 (Pernikahan)
5 Bab 4 (Menunda malam pertama)
6 Bab 5 (satu pelepasan)
7 Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8 Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9 Bab 8 (Menuju Hongkong)
10 Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11 Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12 11 (One By One)
13 12 (Kejujuran Nayla)
14 13 (kembali ke macau)
15 14 (Fokus Merawat Ibu)
16 15 (Pov Pandu)
17 16 (Media)
18 17(Klarifikasi)
19 18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20 19 (Pulang Kampung)
21 20 (pov Nayla, Hamil)
22 21(Perubahan drastis ibu)
23 22 (Tentang Alvin & Tania)
24 23 (Kembali senam jantung)
25 24 (Hadiah pertama)
26 25 (Melepas penat)
27 26 (Berpisah lagi)
28 Bertemu adik kandung
29 Empat bersodara
30 Kedatangan Alvin ke kantor
31 pagi hari yang menyenangkan
32 Benang rajut
33 Teringat sapu tangan
34 Sepupu Nayla
35 Rencana Pandu
36 pertemuan kedua
37 permulaan rencana
38 Berita Pandu & Delita
39 Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40 Rencana Hermawan
41 saling menyerang
42 Penguntit
43 Ancaman Nayla
44 Nayla dalam bahaya?
45 Pipo=Pandu
46 Pertemuan Hermawan dan Risa
47 Nayla Ke Macau
48 Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49 Kerja sama Nayla & Alvin.
50 Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51 Situasi mencengangkan
52 Keputusan Delita
53 Kejujuran Hermawan
54 Permintaan maaf
55 Tentang Pipo
56 Pandu = Pipo
57 Perubahan rencana Alvin
58 Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59 Dilema Delita
60 Pengusiran Hermawan
61 Kedatangan Hermawan
62 Rencana menjemput Risa
63 Bayi laki-laki
64 Skak mat untuk Delita
65 Perasaan Delita
66 Baby Kellen
67 Memperjelas
68 Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69 Jangan kabur saat sedang bicara
70 Beruntung
71 Morning sweet
72 Rencana makan malam keluarga
73 Pertemuan
74 Notice
75 Notice
76 Perdamaian
77 Memperkenalkan pada publik
78 Kondisi Hermawan
79 Memaafkan
80 Saling memaafkan
81 Jogja on the way, mengunjungi makam
82 Tentang berita di media cetak
83 Dejavu
84 Mencari si kurang ajar
85 Kepanikan Nayla
86 Penangkapan Nancy
87 Amarah dan kecewa
88 Epilog
89 personal asisten
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Nayla
2
Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3
Part 2 (Keputusan)
4
Bab 3 (Pernikahan)
5
Bab 4 (Menunda malam pertama)
6
Bab 5 (satu pelepasan)
7
Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8
Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9
Bab 8 (Menuju Hongkong)
10
Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11
Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12
11 (One By One)
13
12 (Kejujuran Nayla)
14
13 (kembali ke macau)
15
14 (Fokus Merawat Ibu)
16
15 (Pov Pandu)
17
16 (Media)
18
17(Klarifikasi)
19
18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20
19 (Pulang Kampung)
21
20 (pov Nayla, Hamil)
22
21(Perubahan drastis ibu)
23
22 (Tentang Alvin & Tania)
24
23 (Kembali senam jantung)
25
24 (Hadiah pertama)
26
25 (Melepas penat)
27
26 (Berpisah lagi)
28
Bertemu adik kandung
29
Empat bersodara
30
Kedatangan Alvin ke kantor
31
pagi hari yang menyenangkan
32
Benang rajut
33
Teringat sapu tangan
34
Sepupu Nayla
35
Rencana Pandu
36
pertemuan kedua
37
permulaan rencana
38
Berita Pandu & Delita
39
Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40
Rencana Hermawan
41
saling menyerang
42
Penguntit
43
Ancaman Nayla
44
Nayla dalam bahaya?
45
Pipo=Pandu
46
Pertemuan Hermawan dan Risa
47
Nayla Ke Macau
48
Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49
Kerja sama Nayla & Alvin.
50
Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51
Situasi mencengangkan
52
Keputusan Delita
53
Kejujuran Hermawan
54
Permintaan maaf
55
Tentang Pipo
56
Pandu = Pipo
57
Perubahan rencana Alvin
58
Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59
Dilema Delita
60
Pengusiran Hermawan
61
Kedatangan Hermawan
62
Rencana menjemput Risa
63
Bayi laki-laki
64
Skak mat untuk Delita
65
Perasaan Delita
66
Baby Kellen
67
Memperjelas
68
Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69
Jangan kabur saat sedang bicara
70
Beruntung
71
Morning sweet
72
Rencana makan malam keluarga
73
Pertemuan
74
Notice
75
Notice
76
Perdamaian
77
Memperkenalkan pada publik
78
Kondisi Hermawan
79
Memaafkan
80
Saling memaafkan
81
Jogja on the way, mengunjungi makam
82
Tentang berita di media cetak
83
Dejavu
84
Mencari si kurang ajar
85
Kepanikan Nayla
86
Penangkapan Nancy
87
Amarah dan kecewa
88
Epilog
89
personal asisten

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!