Jantungku berdetak sangat kencang ketika Mas Pandu tiba-tiba berdiri di belakangku usai aktivitas mandinya. Dalam sepersekian detik tubuhku seperti tersengat listrik, sebab ku rasakan bibirnya menyentuh sisi leherku, menggigitnya lembut, lalu menyesapnya sangat kuat.
Aku yang berdiri di depan lemari hendak memilih piyama untuknya, urung ku lakukan karena dengan cepat dia memutar tubuhku hingga kami saling berhadapan. Wangi aroma sabun dan shamponya menguar menusuk hidungku. Kedua tangannya terulur pada sisi kepala mengungkungku.
"A-Ku akan ambilkan piyama untuk mas"
"Tidak perlu" sahut mas Pandu.
Ketika aku hendak menunduk, seketika tangan mas Pandu menyentuh dagu, dan membuatku mendongak melihatnya "Kamu tahu kan, tugas seorang istri"
"Ta-hu" jawabku dengan terbata.
"Lalu?" Mata mas Pandu memicing
"A-aku tidak keberatan b-buat melayani mas, tapi u-untuk malam ini, aku belum siap"
"Terus apa yang membuatmu belum siap?"
Terdiam sejenak, aku berusaha mengumpulkan keberanian untuk memberikan jawaban atas pertanyaannya. "Aku masih ingin tahu alasan sebenarnya mas menikahiku" ucapku pelan.
"Sudah pernah ku katakan sebelumnya bukan?"
Dengan susah payah ku telan salivaku, sebelum kembali berucap "Tapi aku sempat mendengar percakapan mas dengan Clara waktu itu"
"Percakapan apa?" tanyanya dengan wajah kian dekat. "Katakan yang jelas" bisiknya tepat di telingaku.
Tubuhku mengerut ketika pucuk hidungnya menyentuh telingaku.
"Sekarang, aku tidak akan menjelaskan tentang percakapan yang ku dengar" lanjutku dengan debaran yang kian tak menentu "mas katakan alasan kenapa mencintaiku, padahal yang ku tahu kita baru saja bertemu"
"Sebesar itu rasa ingin tahumu?" tanyanya tanpa memutus kontak mata kami.
"Jangan melempar pertanyaan ketika aku belum menerima penjelasan dari mas" Ku hirup napas dalam-dalam, sembari menormalkan detak jantungku. Entah dari mana datangnya keberanianku ini. Tetapi ku pikir, aku berhak mendapatkan penjelasan tentang itu.
Mas Pandu menyunggingkan senyum miring, membuatku kian geram, dan reflek mengeratkan rahangku. Bersamaan dengan itu, sorot tajamnya tertuju ke netraku. "Karena kamu cantik" pungkasnya dengan senyum meledek. "Sudah mendapat jawabanku kan?"
Mendengar jawabannya, rasanya aku ingin sekali menamparnya, tapi aku takan pernah bisa melawannya. Aku hanya diam membalas tatapannya.
Tanpa peringatan apapun, tiba-tiba mas Pandu menciumku lembut, sedikit memberikan lum*atan hingga bermenit-menit.
"Percaya atau tidak" ucapnya setelah mengurai tautan kami "Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu"
"Secepat itu mas mencintaiku?"
"Tidak" jawabnya kilat.
"Apa maksudnya dengan tidak?"
Alih-alih menjawab, mas Pandu kembali menciumku lembut, sampai-sampai aku tak sadar dengan posisi kami saat ini. Mas Pandu duduk di tepian meja rias, dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangku, sementara bibirnya, masih terus mel*umat bibirku.
Aku yang awam dengan kissing, hanya bisa diam tak membalas lum*atannya.
Hinga akhirnya, tautan bibir kami terlepas, seketika wajah dan tubuhku merasakan panas yang luar biasa, dan rambutku, tahu-tahu sudah tergerai sempurna.
"Masih belum percaya, bahwa aku mencintaimu?" tanyanya dengan wajah mendongak, sebab level matanya lebih rendah dariku.
"Kalau masih belum percaya juga, akan aku tunjukan sesuatu yang lebih dari ini" sambungnya sembari melepaskan kancing pakaian dalam di balik punggungku. Aku terdiam tak berani berbuat apapun.
"Akan aku buktikan bahwa aku mencintaimu" ucap Mas Pandu yang tiba-tiba mengangkat tubuhku, lalu membaringkanku di tempat tidur.
Jemari kirinya mengunci celah jemari kananku, ia terus menciumku, bahkan dia sudah mencumbuku. Tangan lainnya tak kalah jahil menjamah setiap lekuk tubuhku yang masih berpakaian lengkap, hanya saja pakaian dalamku sudah berantakan karena kancingnya terlepas.
Sentuhan yang begitu lembut membuatku lupa diri, mendadak kesadaranku terkumpul, lalu bergegas menghentikan aktivitasnya.
"Jangan sekarang" ucapku menyela gerakan tangannya.
Seketika dia membuka mata, lalu menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan.
"Aku belum siap" lanjutku sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungannya.
Namun, alih-alih melepasku, dia justru menahanku dan menyuruhku tidur dalam pelukannya. Bagiku ini aneh, tidur dalam pelukan pria yang tanpa mengenakan pakaian sehelaipun.
"Jangan kamu pertanyakan lagi soal cinta" ucapnya dengan nada yang sangat lembut. Kupikir dia akan marah, sebab ku lihat rahangnya mengatup keras. Tetapi tidak, justru dia membuatku kian nyaman berada dalam dekapannya. "Yang terpenting, aku akan menjagamu sampai kapanpun"
"Tapi aku tidak akan pernah nyaman menjalani hubungan, jika tidak tahu alasan yang masuk akal kenapa mas menikahiku dalam waktu singkat"
"Dan aku, tidak akan menghentikan usahaku hanya karena kamu bilang tidak nyaman" mas Pandu mengatakannya setelah melihatku sekilas. "Aku akan merubah rencanaku untuk menyesuaikan denganmu, supaya kamu mengerti bahwa aku benar-benar mencintaimu. Satu hal yang perlu kamu tahu" ucapnya sarkasme "Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku"
Ku hirup napas dalam-dalam sembari menenangkan debaran jantungku yang mungkin terdengar oleh telinganya.
"Tidurlah" lirihnya dengan dagu tepat di atas kepalaku.
Sudah lebih dari tigapuluh menit, mataku belum juga terpejam, sementara mas Pandu, kurasakan nafasnya kian teratur. Mungkin dia sudah terlelap.
Dan aku, entah kenapa merasa bahwa mas Pandu memiliki alasan lain, atau mungkin hanya mempermainkanku untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, setelah bosan, mungkin dia akan menyingkirkanku.
Jaman sekarang, mana ada lelaki tajir melintir, mau menikahiku, yang jelas-jelas adalah gadis dengan latar belakang yang menyedihkan, di tambah tidak memiliki orang tua. Kasarnya, aku adalah gadis gelandangan yang terpaksa tinggal di rumah tanteku dan di jadikan sapi perah.
Ku tarik napas dalam, berusaha memejamkan mata yang kian terasa panas. Malam ini aku bisa lepas dari malam pertamaku, tetapi untuk besok, aku tidak yakin bisa menggagalkannya kembali.
Pandu Mahardani
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Demi sya
semangat up thor selalu menunggu
2021-11-28
0
marathon reader
semoga sehat selalu kak author..
ditunggu up nya
2021-11-27
1
Kartika
di tunggu kelanjutannya thor 😊
2021-11-27
0