Pov Pandu
Setelah munculnya foto dan berita mengenai pernikahanku, Media semakin tertarik untuk mengikutiku. Entah untuk urusan apa, padahal aku sendiri bukanlah seorang public figur.
Tak hanya media yang penasaran dengan kebenaran berita itu, rekan serta kolega di kalangan pengusaha pun banyak yang menanyakannya.
"Selamat pagi semua" Sembari menunggu mereka menjawab sapaanku, aku menghirup napas dalam untuk menetralisir rasa gugup.
"Sebelumnya saya minta maaf atas berita yang mungkin memantik rasa penasaran kalian. Mengenai foto-foto yang tersebar, itu memang benar adanya. Saya sudah menikah dengan kekasih saya bernama Nayla Davika. Saya persilahkan bagi kalian yang ingin bertanya"
"Kapan pernikahan itu di lakukan, dan kenapa di lakukan secara tersembunyi, padahal itu sesuatu yang membahagiakan?" pertanyaan pertama dari salah satu wartawan wanita.
"Sekitar satu minggu yang lalu, tepatnya hari jum'at" jawabku berusaha tenang "Sebenarnya bukan maksud kami menyembunyikan, tapi karena mendadak, jadi kami lakukan seadanya"
"Alasan apa yang membuat kalian menikah secara mendadak?"
Huftt..nah kan, merembet-merembet jadinya.
"Kami tidak memiliki alasan yang tepat, kami hanya ingin segera menikah, itu saja"
"Kapan anda menjalin hubungan dengan sang kekasih hingga kalian akhirnya memutuskan untuk menikah?"
"Saya dan istri saya sudah saling mengenal cukup lama"
"Apa sebelum Sonya meninggal?" tanyanya membuatku menghembuskan napas kasar
"Iya sebelum Sonya meninggal"
"Kenapa baru di ketahui saat ini?"
"Karena kami sempat hilang kontak"
"Apa istri anda pernah menjadi orang ketiga dalam hubungan anda dengan mendiang Sonya waktu itu, sehingga Sonya memutuskan untuk meninggalkanmu dan memilih Alvin teman anda?"
Ini sudah tidak benar, pertanyaanya justru keluar dari topik yang sedang viral.
"Perlu saya tegaskan, saya tidak pernah menjalin hubungan apapun dengan mendiang Sonya, jadi istri saya tidak ada sangkut pautnya dengan dia"
"Ok, dimana istri anda saat ini, kenapa tidak ikut serta dalam klarifikasi yang anda selenggarakan?"
"Istri saya tidak di sini, setelah menikah kami menjalin hubungan long distance"
"Tepatnya berada dimana tuan Pandu, dan kenapa anda merahasiakan keberadaannya?"
"Maaf untuk saat ini saya tidak bisa mengatakannya, karena selain itu, istri saya juga kurang suka jika privasinya di ketahui banyak orang"
"Kapan anda akan memperkenalkan sang istri pada media dan rekan bisnis anda"
"Soal itu saya menunggu istri saya siap, dan kapan waktunya saya belum bisa memastikan"
"Kalau begitu kami tunggu pak" ucap salah satu wartawan, yang matanya terus fokus padaku.
"Cukup Ron untuk wawancara kali ini" bisiku tepat di telinga Rondi.
"Ok" jawabnya lirih.
"Ok teman-teman, mohon maaf, untuk klarifkasi dari kami cukup sampai di sini, untuk pertanyaan yang lainya, mungkin next time akan kami jawab. Terimakasih"
"Tapi masih banyak yang ingin kami tanyakan pak"
Aku meninggalkan function room tanpa penjelasan apapun, lalu ku langkahkan kaki menuju ruang kerjaku di hotel yang sudah kudirikan hampir lima tahun ini.
*****
Sesampainya di ruang kerja, aku terdiam memikirkan Nayla. Dalam hati sebenarnya memiliki kekhawatiran yang besar, apalagi setelah melihat bagaimana sifat Alvin padaku, jelas aku tak bisa menepis rasa khawatirku.
Bukan aku berburuk sangka padanya, hanya saja ketika dia mengambil Sonya yang ia kira adalah kekasihku, caranya dia memperlakukan Sonya sangatlah keterlaluan. Sampai-sampai Sonya memilih bunuh diri daripada terus melihat Alvin dengan wanita lain, dan tentunya tidak kuat menghadapi media, yang sebagian besar dari netizen menghujatnya karena sudah meninggalkanku demi Alvin.
Padahal hubunganku dan Sonya hanyalah sebatas teman. Tapi dasar media, mereka tetap saja mempercayai berita itu, apalagi responku saat itu cenderung cuek dan terkesan tidak peduli. Di tambah Sonya adalah artis kesayangan media, dan dia terus memutar balikan fakta mengumumkan bahwa kami menjalin hubungan. Bahkan ketika aku dan Sonya bermalam bersamapun di jadikan tameng oleh Sonya, membuat para media akhirnya mempercayai semua ucapannya.
Tapi setelah Sonya tiba-tiba mengumumkan hubungannya dengan Alvin, banyak media yang iba terhadapku, dan tak sedikit yang mensuportku, mendo'akanku agar aku mendapatkan wanita yang lebih baik darinya. Dari situlah kehidupanku mulai di sorot tentunya juga dengan prestasi-prestasiku sebagai CEO muda di sini.
kira-kira hampir setengah jam aku larut dalam lamunan, bayangan Nayla tiba-tiba melintas di ingatanku.
Ah aku tidak bisa membayangkannya. Dia selalu menariku dengan segala pesonanya. Apalagi rasa gengsinya yang tinggi, aku harus menahan gelak tawa jika mendengar detak jantungnya yang selalu mengganggu telingaku.
Ku cari namanya dalam kontak ponselku untuk menghubunginya, aku ingin mendengar suaranya.
"Assalamu'alaikum" Sapanya
"Waalaikumsalam. Lagi apa sekarang, kalian sehat?"
"Bantuin ibu therapi pelan-pelan. Sehat"
"Di rumah saja kan?" tanyaku lembut
"Iya. Gimana urusan mas?"
"Aku sudah klarifikasi dan memberitahu ke media, bahwa berita dan foto-foto pernikahan kita memang benar"
Nayla terdiam sesaat setelah aku mengatakannya, mungkin dia kaget dan tak menduga dengan respon yang aku beri barusan. Hembusan napas panjangnya kian terasa. Aku yakin dia sedikit khawatir sama sepertiku.
"Nay?" panggilku kemudian.
"Mas benar sudah memberitahu tentang kita?"
"Iya"
"Lalu bagaimana mereka?"
"Memangnya bagaimana?" mereka ingin bertemu denganmu"
"Bertemu denganku?", untuk apa?"
"Jelas ingin tahu seperti apa istri dari Pandu Mahardani" jawabku spontan
"Apa mas berniat memperkenalkanku pada media?"
Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, dia sudah lebih dulu menolak.
"Aku tidak mau"
"Kenapa?" tanyaku kian penasaran
"Itu bukan duniaku. Aku bukan orang yang perlu di sorot kehidupanku oleh netizen"
Ketika aku hendak meresponnya, tiba-tiba pintu ruang kerjaku terbuka. Aku tercenung melihat sosok yang baru saja membuka pintunya.
"Nanti aku telfon lagi ya. Assalam'ualaikum"
Ku matikan sambungan telfonnya setelah mendengar jawaban salam dariku.
"Boleh aku duduk?" tanyanya dengan sorot mata yang tidak ku tahu maksudnya.
"Alvin, Alvin, bukankah kamu suka melakukan hal semaumu sendiri, bahkan sebelum aku persilakan duduk, kamu sudah duduk terlebih dulu?" dia tersenyum miring seolah mengejekku. "Betapa tidak tahu malunya kamu, selalu ingin memiliki apa yang aku punya" lanjutku setelah dia duduk.
"By the way, dimana kamu menyembunyikan istrimu, gadis yang hampir ku beli?"
Alvin memang tidak tahu aku sudah membeli gadis yang akan dia beli. Bahkan dia tidak tahu alasan kenapa Nancy tidak jadi menjual Nayla padanya. Karena aku melakukannya secara diam-diam.
"Apa karena kamu membelinya, sehingga wanita itu membatalkan jual beli itu denganku" Dia berdecih setelah mengatakannya "Ternyata kamu pun menginginkan apa yang akan aku miliki"
"Seyakin apa kamu bahwa istriku adalah gadis yang sama yang hendak kamu beli?"
"Ck.. "Memangnya aku sebodoh itu?" aku bisa mengenalinya dengan tahi lalat yang menempel di atas bibirnya"
Sialan Alvin, Decihku dalam hati, ternyata selain aku, dia juga terjerat oleh tanda hitam milik Nayla.
Kami saling diam dan mengunci pandangan hingga beberapa detik, dan aku putuskan mengalah, karena jika aku terus menatapnya, tidak memutus kemungkinan aku akan di buat emosi oleh senyumnya yang selalu meremehkanku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
CEMEN AMAT LO PANDU.. ADA TOKOH LKI2 CEMEN SPRTI LOOO
2023-07-01
0
Sulaiman Efendy
HERAN BANGET DGN PANDU, SLLU ALVIN YG DITAKUTKN.. SEHEBAT APA ALVIN SHINGGA LO TAKUT DGN ALVIN..
2023-07-01
0
Cahaaaya
dl mangatoon ini kita bs like sampe bbrp, tp skrg g lbh dr satu jempul g bs lagi angkat jempul kaki😅
2022-02-14
0