Part 2 (Keputusan)

Kita tidak pernah tahu kapan keberuntungan akan menghampiri kita.

Banyak orang yang tidak menyadarinya, hingga melewatkan kesempatan tersebut begitu saja. Tetapi dalam beberapa kasus, terutama di dunia Casino, ada beberapa orang yang mampu menangkap peluang tersebut dan menjadikan mereka seorang miliarder hanya dengan hitungan menit.

Hal inilah yang terjadi pada pria itu. Seluruh kekayaanya berasal dari perjudian yang ia menangkan, itulah spekulasiku terhadap Pandu saat ini.

Mereka belum menyadari bahwa aku berada di dapur dan menguping pembicaraannya.

"Aku tidak menyangka kakak bisa melakukan lemparan selama tiga jam lima puluh menit tanpa henti, dan tanpa menghasilkan angka tujuh"

Dari ucapan Clara, aku bisa menebak kalau Pandu baru saja memenangkan judi.

"Kakak tahu, selain mendapatkan kemenangan dan meraup milyaran rupiah, kakak adalah pelempar pertama yang menciptakan rekor dunia dalam permainan craps"

Entah apa yang dia miliki, sampai bisa menguasai dadu yang ia lempar tak memunculkan angka tujuh sepanjang permaiannya. Dan aku, benar-benar akan menikah dengan pria penjudi seperti dia.

Pria itu hanya tersenyum menanggapi ucapan adik sepupunya.

"Bagaimana persiapan pernikahanku?"

"Semua sudah siap, kita akan melakukannya secara tersembunyi seperti kemauan kakak"

"Bagus" Sahut pria itu.

"Lantas, apa rencana kakak setelah menikah?" tanya Clara, dia menanyakannya sembari menyalakan rokok.

Dia merokok?

Aku tidak pernah menyangka sama sekali akan hidup di kelilingi oleh orang-orang seperti mereka.

Ku tajamkan pendengaranku untuk mendengar jawaban pria itu.

"Aku akan mengajaknya untuk tinggal bersama ibu di Hongkong" jawabnya sambil menjentikan abu rokok di atas bara.

Ibu?, dia punya ibu?

"Apa ayik Risa sudah tahu, kalau kakak akan menikah?"

Pandu menggeleng "Seperti keberadaan ibu yang aku sembunyikan dari para mafia judi, dia juga akan ku sembunyikan statusnya sebagai istriku. Aku belum memberitahu ibu tentang hal ini. Lagi pula" ucapnya menghisap rokok, lalu menghembuskan asapnya "Ibu pasti akan setuju jika aku menikahinya"

Lagi-lagi aku di kejutkan oleh ucapannya. Untuk kesekian kalinya kepalaku menggeleng seakan tidak percaya.

Seyakin itu ibunya akan setuju, jika dia menikahiku. Seperti apa ibunya?

Ku lihat Pandu berdiri lalu berjalan menuju lemari tempat menyimpan wine, ia meraih satu botol minuman beserta gelasnya.

"Mereka wanita yang aku cintai" ujarnya menuang minuman itu ke dalam gelas "Aku tidak bisa membiarkannya di ketahui oleh musuh-musuhku"

Wanita yang dia cintai, padahal kami baru saja bertemu beberapa hari yang lalu.

Dalam hati aku menerka-nerka apa maksud ucapannya. Susah payah aku menelan ludahku sendiri. Secepat itu dia jatuh cinta padaku?, mustahil.

Ku pasang pendengaranku lebih tajam lagi "Kamu urus visa untuknya, aku akan mengunjungi mereka dua kali dalam seminggu"

"Kak Pandu jangan khawatir, semua sudah ku urus" ucap Clara lalu berjalan ke dapur, dimana aku berada saat ini.

"Kamu?"

Panggilan Clara membuatku gugup "Sedang apa kamu di sini?" tanyanya.

"Aku baru selesai memasak, kalian makanlah, sudah ku persiapkan di meja makan"

"Kamu masak?"

Ku anggukan kepalaku "Apa yang kamu masak?" tanyanya penuh selidik.

"Kamu bisa melihatnya sendiri di sana" sahutku seraya mengacungkan jariku ke arah dimana beberapa menu makanan tersaji, lalu meraih mangkok dan juga sumpit.

Tak butuh waktu lama, mereka berdua sudah duduk di kursi tempat makan "Ada apa dengan kalian?" tanyaku saat dua orang itu hanya duduk mematung sambil menatapku, lalu beralih menatap menu makanan yang sudah ku sajikan di atas meja.

"Bagaimana kamu bisa memasak makanan ini?" tanya Clara penuh intimidasi, "Kamu baru pertama kali kesini kan?"

"Makanlah dan jangan banyak bertanya"

"Bagaimana bisa kamu masak chinese food?" tanya Pandu mengulang pertanyaan Clara. Sontak membuatku takut sekaligus gemetar.

"Aku pernah bekerja di sebuah restauran China di Jogja, jadi tidak sulit bagiku memasak makanan sesuai selera kalian" jawabku dengan hati yang kubuat setenang mungkin, padahal jantungku bergetar hebat di dalam sana.

Menghirup napas panjang, lalu menghempaskan perlahan, akhirnya aku meraih mangkok dan mengambilkan nasi untuk mereka ketika mereka hanya diam.

"Makanlah, kalian tidak perlu khawatir, aku bukan pembunuh yang akan membunuh kalian dengan meracuni makanan ini"

Aku harus berani menghadapi orang-orang seperti mereka. "Ayo makanlah!" kataku sambil menyodorkan nasi ke hadapan Pandu, lalu Clara.

Ku lihat mereka saling pandang, lalu perlahan memegang sumpit dan mulai menyumpit lauk dan juga sayur.

"Masakanmu enak juga" Puji Clara, "Aku sudah beberapa tahun tinggal di Macau bahkan tidak bisa masak seenak ini"

*******

Ku tegakkan posisi duduku, lalu memandang wajahnya yang juga tengah memandangku, dan seketika itu, dadaku bertabuh kian kencang.

Pria ini cukup tampan, tapi juga menakutkan.

Sesaat setelah makan siang, Clara mendapat telfon dari seseorang untuk segera pergi ke rumah sakit, dan sekarang, pria inilah yang sedang duduk bersamaku di ruang tamu apartemen milik Clara.

"Ada sesuatu yang kamu butuhkan?"

Ku gelengkan kepalaku untuk merespon ucapannya.

Hening sesaat, ada suara cicak di dinding menyelinap di antara kesunyian yang kami ciptakan.

"Sebelum menikah" katanya datar namun sangat tegas "Apa lagi yang ingin kamu tahu?" lanjutnya masih dengan sorot mata tajam menghunus netraku "Meski bagaimanapun, kamu berhak tahu tentangku"

Ku gigit sudut bibirku, dalam hati aku membenarkan ucapannya, aku memang harus tahu semua tentangnya dan keluarganya, hanya satu yang baru aku ketahui tentang dirinya, dia seorang penjudi yang hebat.

"Ada yang ingin kamu tanyakan?" tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Apa kamu benar-benar akan menikahiku?"

"Hal itu sudah kamu tanyakan, sahutnya tanpa mengalihkan pandangan "Aku tidak suka menjawab pertanyaan ulang"

"Hatiku belum mantap, dan otakku benar-benar menyangkal pernikahan ini, tapi aku bisa apa"

"Jadi?" dia bertanya padaku.

Sedangkan aku hanya bisa diam membisu.

"Nayla" panggilnya. Perlahan aku mengangkat daguku, menatapnya dengan bibir yang masih kelu.

"Aku benar-benar ingin menjadi laki-laki yang halal untukmu" Binar matanya ku lihat menampakan kesungguhan "Aku ingin melindungimu" ucapnya lagi membuat jantungku megap-megap, mulutku tertutup rapat, dan wajahku kian memanas.

Aku benar-benar di buat bingung, laki-laki yang baru mengenalku, dia sungguh-sungguh ingin menikahiku, dan ingin melindungiku.

Jujur aku masih belum percaya mendengar kata-katanya, namun ada perasaan aneh yang tiba-tiba ku rasa, yang jelas aku terpana dan ada sensasi damai menyelinap begitu saja di relung hatiku.

"Aku ingin tahu tentang keluargamu"

"Aku dulu tinggal di Jogja" ucapnya dengan santai "Aku dan ibuku pindah ke sini sesaat setelah ayahku menghianatinya" dia diam sejenak dengan fokus menatap ke atas meja.

"Ibuku hampir gila karena ayahku menikah lagi dengan wanita kaya raya"

Jadi dia dulu tinggal di Jogja, sama sepertiku?

"Karena aku sudah tidak memiliki siapa-siapa di Jogja, jadi aku pergi ke sini untuk tinggal bersama tanteku, mamanya Clara" ucapnya parau.

"Dan kamu bermain judi sampai bisa sukses seperti ini?" tanyaku kemudian.

Anggukannya tak sertamerta memantik kejengahanku.

"Awalnya aku hanya ingin bermain satu kali, tapi setelah aku menang di percobaan pertama, aku jadi ingin selalu melakukan lagi dan lagi"

"Tadi kamu bilang ibumu hampir gila, lalu bagaimana beliau sekarang?" tanyaku dengan sorot mata iba. Aku benar-benar kasihan padanya, meskipun hidupku lebih pilu darinya, tetap saja, aku memiliki hati yang sangat sensitive terhadap hal-hal yang berhubungan dengan perasaan.

"Nanti setelah menikah, kamu akan tahu bagaimana kondisi ibuku" sahutnya yang membuatku kian penasaran.

"Berkaca pada ayahmu, apakah kamu juga berniat meninggalkanku setelah kita punya anak?"

"Aku tahu sekali bagaimana di tinggalkan oleh seorang ayah. Akulah yang menjadi korban, dan ibuku, sampai sekarang, masih memikirkannya. jadi aku tidak akan mengulang kesalahan ayahku"

"Apa ucapanmu bisa ku pegang?" tanyaku ragu.

"Tentu saja"

Ku tatap wajahnya dalam-dalam, ku telusuri netranya dan ku menemukan ada kesungguhan dari sorot matanya "Baiklah, aku bersedia menikah denganmu"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nurlaila Ginting

Nurlaila Ginting

suka kata kata dan bahasanya jd penasaran dgn ceritanya

2022-03-12

0

Nur Alifah

Nur Alifah

setelah menyimak AQ suka alur cerita nya Thor. . tambh semangat ya... ditunggu up selanjutnya.. semoga ada cinta antara pandu dan Nayla bahkan tak terpisahkan...🤲🤲

2021-11-22

0

Ita Sinta

Ita Sinta

next

2021-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Nayla
2 Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3 Part 2 (Keputusan)
4 Bab 3 (Pernikahan)
5 Bab 4 (Menunda malam pertama)
6 Bab 5 (satu pelepasan)
7 Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8 Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9 Bab 8 (Menuju Hongkong)
10 Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11 Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12 11 (One By One)
13 12 (Kejujuran Nayla)
14 13 (kembali ke macau)
15 14 (Fokus Merawat Ibu)
16 15 (Pov Pandu)
17 16 (Media)
18 17(Klarifikasi)
19 18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20 19 (Pulang Kampung)
21 20 (pov Nayla, Hamil)
22 21(Perubahan drastis ibu)
23 22 (Tentang Alvin & Tania)
24 23 (Kembali senam jantung)
25 24 (Hadiah pertama)
26 25 (Melepas penat)
27 26 (Berpisah lagi)
28 Bertemu adik kandung
29 Empat bersodara
30 Kedatangan Alvin ke kantor
31 pagi hari yang menyenangkan
32 Benang rajut
33 Teringat sapu tangan
34 Sepupu Nayla
35 Rencana Pandu
36 pertemuan kedua
37 permulaan rencana
38 Berita Pandu & Delita
39 Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40 Rencana Hermawan
41 saling menyerang
42 Penguntit
43 Ancaman Nayla
44 Nayla dalam bahaya?
45 Pipo=Pandu
46 Pertemuan Hermawan dan Risa
47 Nayla Ke Macau
48 Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49 Kerja sama Nayla & Alvin.
50 Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51 Situasi mencengangkan
52 Keputusan Delita
53 Kejujuran Hermawan
54 Permintaan maaf
55 Tentang Pipo
56 Pandu = Pipo
57 Perubahan rencana Alvin
58 Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59 Dilema Delita
60 Pengusiran Hermawan
61 Kedatangan Hermawan
62 Rencana menjemput Risa
63 Bayi laki-laki
64 Skak mat untuk Delita
65 Perasaan Delita
66 Baby Kellen
67 Memperjelas
68 Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69 Jangan kabur saat sedang bicara
70 Beruntung
71 Morning sweet
72 Rencana makan malam keluarga
73 Pertemuan
74 Notice
75 Notice
76 Perdamaian
77 Memperkenalkan pada publik
78 Kondisi Hermawan
79 Memaafkan
80 Saling memaafkan
81 Jogja on the way, mengunjungi makam
82 Tentang berita di media cetak
83 Dejavu
84 Mencari si kurang ajar
85 Kepanikan Nayla
86 Penangkapan Nancy
87 Amarah dan kecewa
88 Epilog
89 personal asisten
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Nayla
2
Part 1 (Ajakan Pernikahan)
3
Part 2 (Keputusan)
4
Bab 3 (Pernikahan)
5
Bab 4 (Menunda malam pertama)
6
Bab 5 (satu pelepasan)
7
Bab 6 (Mengunjungi Plaza Departement store)
8
Bab 7 ( Mengunjungi hotel & restauran)
9
Bab 8 (Menuju Hongkong)
10
Bab 9 (Bertemu Bu Risa)
11
Bab 10 (Saparuh Kejujuran Pandu)
12
11 (One By One)
13
12 (Kejujuran Nayla)
14
13 (kembali ke macau)
15
14 (Fokus Merawat Ibu)
16
15 (Pov Pandu)
17
16 (Media)
18
17(Klarifikasi)
19
18 (Bertemu dengan Tn Hermawan)
20
19 (Pulang Kampung)
21
20 (pov Nayla, Hamil)
22
21(Perubahan drastis ibu)
23
22 (Tentang Alvin & Tania)
24
23 (Kembali senam jantung)
25
24 (Hadiah pertama)
26
25 (Melepas penat)
27
26 (Berpisah lagi)
28
Bertemu adik kandung
29
Empat bersodara
30
Kedatangan Alvin ke kantor
31
pagi hari yang menyenangkan
32
Benang rajut
33
Teringat sapu tangan
34
Sepupu Nayla
35
Rencana Pandu
36
pertemuan kedua
37
permulaan rencana
38
Berita Pandu & Delita
39
Pandu & Hermawan, Delita & Alvin
40
Rencana Hermawan
41
saling menyerang
42
Penguntit
43
Ancaman Nayla
44
Nayla dalam bahaya?
45
Pipo=Pandu
46
Pertemuan Hermawan dan Risa
47
Nayla Ke Macau
48
Mengecoh Alvin dengan kesepakatan
49
Kerja sama Nayla & Alvin.
50
Kesediaan Delita menjadi istri kedua
51
Situasi mencengangkan
52
Keputusan Delita
53
Kejujuran Hermawan
54
Permintaan maaf
55
Tentang Pipo
56
Pandu = Pipo
57
Perubahan rencana Alvin
58
Pertemuan Delita dengan Pandu Nayla
59
Dilema Delita
60
Pengusiran Hermawan
61
Kedatangan Hermawan
62
Rencana menjemput Risa
63
Bayi laki-laki
64
Skak mat untuk Delita
65
Perasaan Delita
66
Baby Kellen
67
Memperjelas
68
Rencana ke Jogja & perintah Nayla menemui ibu
69
Jangan kabur saat sedang bicara
70
Beruntung
71
Morning sweet
72
Rencana makan malam keluarga
73
Pertemuan
74
Notice
75
Notice
76
Perdamaian
77
Memperkenalkan pada publik
78
Kondisi Hermawan
79
Memaafkan
80
Saling memaafkan
81
Jogja on the way, mengunjungi makam
82
Tentang berita di media cetak
83
Dejavu
84
Mencari si kurang ajar
85
Kepanikan Nayla
86
Penangkapan Nancy
87
Amarah dan kecewa
88
Epilog
89
personal asisten

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!