🍀🍀🍀🍀
Geffen setelah membawa Maya pergi dari apartemen nya dengan Sri Yuki.Saat ini ia sudah sampai di unit apartemen istri keduanya Maya."Mas mangkin ini salah aku , andai saja aku tak masuk di antara kalian, tante Liana tak akan membenci diriku." Ucap Maya menumpahkan air matanya setelah Sampai di dalam rumah mereka.
"Kau tak salah Sayang, yang salah adalah aku yang plin-plan sehingga membuat mu mengalami kesedihan yang mendalam seperti ini" Ucap Geffen tulus.
"Tidak Mas tetap aku yang salah, jika aku tak membuka pintu apartemen ini enam bulan yang lalu, semua ini tak akan terjadi, masa depan kita tak pasti. Atau gini aja mas, mas ceraikan aja Maya, Maya ikhlas kok jadi janda" Ucapan Maya terpotong karena sang suami langsung menyambar bibirnya.
Tangan Maya memukul mukul da*da bidang Geffen sangat pelan, pukul pukul manja dah tuh...
"Kenapa sayang?" Tanya Geffen.
"Jangan nakal, mas kita lagi serius" ucap Maya.
"Mas serius kepengen mencangkul saat ini" rayu si Geffen .
" Bisa tidak di tunda, aku ingin berembuk masalah percer....Ahhh" jerit Maya karena Geffen langsung mengangkat tubuh Maya yang aduhai, bikin Abang Geffen ketagihan.
*(bridal style macem film film itu lho.emak kgk pernah di gendong gitu sama misua. yang ada nanti encok dah laki ane🤣🤣).
Geffen membawa Maya ke atas ranjang, membuat ranjang itu pun berdecit.
Geffen langsung menabrakkan bibirnya dengan bibir Maya.
pertarungan ikan Lele sama ikan sapu sapu pun di mulai Bahakan acara tarik tambang bibir itu tak berjeda. Sepertinya kedua sejoli itu memiliki kemampuan ikan paus yang menyimpan udara di paru paru nya.
Acara tarik tambang di gua berbatu pun makin sengit, tangan Geffen yang sudah lihai membuka daster eh salah dress si Mayang yang bikin bang Geffen selalu melayang layang macem layangan putus.
Sekarang yang melekat di tubuh Maya hanya keresek pembungkus moci, dan karung goni pelindung ladang keramat yang ditumbuhi rumput hitam lebat tebal.
Tangan Maya pun dengan cekatan juga melepas kertas nasi pembungkus tubuh sang suami, dan terpanggang lah roti sobek Mr bread, dengan toping keju hitam disekitar dua buah kacang mete yang bertengger bak mata yang selalu siaga melihat surga dunia tanpa berkedip. Saat ini yang melekat di tubuh Geffen hanya popok pelindung terakhir si anakonda yang siap menggali lubang dan menutup lubang dengan tuannya.
Pintu balkon yang sengaja di buka lebar membuat sinar rembulan menyinari kamar apartemen yang berada di lantai tujuh, pencahayaan bulan itulah membuat suana semakin aduhay....
Ketika Geffen mau memulai ritual mencangkul ia memandang sang istri yang sudah siap ia gempur, tiba-tiba " Mami Putri mencintai Kang mas" Suara Sri yang aneh tadi sore langsung terngiang di benaknya.
Wajah Maya pun di pandangannya adalah Sri Yuki yang sedang memamerkan kue moci tempo hari.
" Paman Kenapa kue moci putri bisa sebesar ini, pasti ada yang menyantet ku " Ucapan Sri Yuki seperti bisikan di telinga Geffen berulang ulang.
Geffen mengedip ngedip kan mata, kepalanya ia geleng kan berkali-kali seperti ayam keselek sebuah biji rambutan.
"Yuki" Tanpa sadar mulut Geffen menyebut nama keramat istri tuanya di depan istri mudanya.
"Sayang... sayang... sayang" Maya menepuk lengan suaminya itu, ia sedari tadi menunggu kelanjutan permainan mereka, dan selama 5 menit suaminya itu hanya bengong di atas tubuhnya, akibat kelamaan mesinnya yang panas langsung meredup.
Maya tidak tuli, ia mendengar nama siapa yang di ucap oleh suaminya itu di saat mereka lagi memadu kasih.
Kedua tangan Maya langsung mencengkram kasur dengan erat, saat ini ia ingin berteriak
dan menghajar, tapi ia menahannya sekuat tenaga.
"Eh ia sayang" Geffen tersadar jika sedang bengong, matanya masih melihat Sri Yuki, bahkan ekspresi Sri Yuki tersenyum dan terdiam parah di bawah kungkungannya itu sangatlah menggoda di mata Geffen.
Geffen langsung meraup wajah nya frustasi, bahkan tenaga untuk mencangkul langsung meredup karena si Anakonda langsung pingsan sebelum berperang.
"Sayang aku melupakan sesuatu, maafkan aku aku harus pergi dan tak bisa melanjutkan pertarungan kita, Cup" Ucap Geffen.
"Aku pergi dulu" Geffen langsung turun dari atas ranjang , ia memunguti baju bajunya, lalu bergegas keluar di apartemen tanpa melihat ke belakang.
...______________________________________...
Setelah Geffen pergi Maya langsung mengambil lampu tidurnya lalu melemparnya,
"PRANG........Breng*sek Kau Geffen, Samapi kapanpun kau tak bisa membuang ku, dengan susah payah aku masuk ke dalam kehidupanmu, enak saja kau mau kembali ke pelukan orang yang paling aku benci".
Maya langsung bangun dari tepat tidurnya, ia menendang meja rias yang ada di depannya dengan sekuat tenaga, "BUK... Aduhh kakiku sakit" ia terduduk di lantai, maya memastikan kakinya yang selalu ia rawat ke salon kecantikan tidak terluka.
"Aduh kenapa jadi seperti ini, kaki ku benjol, besok pagi-pagi aku harus ke dokter kulit ini" ucap Maya sambil berjalan pincang menuju kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Maya mengambil hanpone nya "Beb kau di apartemen?"
"Aku kesana sekarang " ucap Maya kepada orang yang dia telpon, lalu panggilan itu ia tutup.
Maya langsung memoles wajahnya, menggunakan baju yang Hottop, terakhir ia membubuhkan gincu warna merah yang sangat menggoda.
Maya menatap dirinya di cermin dengan bangga, "Seorang Maya tak akan pernah di tolak laki-laki"
Dengan berjalan sedikit pincang ia keluar dari apartemen, menuju tempat orang misterius yang tadi ia telpon.
...______________________________________...
Di sebuah bar Geffen tengah minum di dampingi Patrik yang siap menjaga sang bos di manapun si bos membutuhkan nya.
Patrick selain asisten , ia merangkap jadi pengawal dan pembantu khusus kebutuhan Geffen, bisa dikata jika Geffen membutuhkannya, ia kan berada di sisi Geffen meski harus menemani 24 jam selalu siap siaga.
"Dia mengacaukan diriku, menarik diriku agar melihatnya, aku membencinya, dan entah kenapa akhir-akhir ini setiap saat aku melihatnya. Dia bagaikan hantu yang selalu muncul di depanku, jika aku melihatnya aku ingin sekali memasukkannya kedalam koper lalu menghanyutkan nya ke laut. Aku yakin pengacau kecil itu yang mengirimkan ajian jaran goyang kepadaku, aku ingin tau siapa gurunya, aku tak pernah melihat dia keluar setelah mengalami kecelakaan ini" Racau Geffen dan Patrick hanya menjadi pendengar setia.
"Tuan anda sudah mabuk, mari saya antar pulang" Patrick menyentuh lengan bosnya itu.
"Sayang kau datang menjemput ku" Ucap Geffen langsung memeluk pinggang si Patrick.
"Ah dimana pinggang rampingnya mu, kau macam pohon kelapa lurus sekali" Ucap Geffen yang tangannya sudah meraba kemana mana"
"Plak... Tuan sadar tuan saya laki-laki, anda melecehkan saya, jika anda bukan bos saya, saya lempar anda sekarang.. plakkk" Tangan petrik langsung mengikat kedua tangan Geffen dengan jasnya.
"Makanya jadi laki-laki itu Jagan rakus, punya bini Sampek dua, bingung dah lu Sampek mabok, duh tubuh ku ternodai, akan ku kirim anda kerumah istri muda anda, karena jadwal anda menikmati hari dengan nyonya Maya" Ucap Patrick yang tau semua tentang sang bos.
^^^...~To be continued...^^^
Terimakasih atas dukungan nya...
jangan lupa Vote, like dan komentar nya
dukung kalian sangat berarti untuk karya receh emak Liana...
maaf baru jika ceritanya gading dan tak sesuai ekspektasi kalian , sungguh ini kali pertama emak membuat cerita drama sadis tentang pernikahan , dan emak bersyukur kalian semua mendukung karya emak dengan meriah...
Jagan lupa menjaga kesehatan, saat ini musim orang pada sakit, dimanapun kalian berada semoga sehat selalu
salam manis dari emak Liana keizia 😘🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bunga Lestari
pindah ke lain hati😂😂
2022-02-06
0
Mpok Nana
Haagaahaa, nah loh jdi gak nyangkul nya??
ada bayang" manusia kolosal d otaknya,,😀😀😀
2022-01-27
1
Mpok Nana
Ayolah,, mak,, degala mcm jnis kantong msuk ke novel,, Ajiiib..
2022-01-27
0