🍀🍀🍀🍀
Saat ini 4 orang sudah duduk di kursi makan dengan posisi Geffen di tengah antara Sri Yuki dan Maya.
Mata Yuki melotot melihat makanan aneh didepannya, sandwich dan Salad sayuran yang terlihat segar, seakan melambai lambai kepadanya.
Geffen tak mempedulikan ke keberadaan Sri Yuki di sampingnya, ia memperhatikan Maya sedang makan dengan elegan, bahkan perhatian Geffen terhadap Maya tak luput dari perhatian Nino.
"Sri kau tak makan?, tadi kau bilang padaku jika kau lapar" ucap Nino yang selalu memperhatikan kakak iparnya sedari tadi.
"Nino apa manusia sekarang pada sama dengan kambing?" Tanya Yuki polos.
"Kenapa kau menanyakan itu kepadaku Sri?" Tanya Nino.
"lihat nih daun daun mentah itu di makan tanpa di olah, Kalian tak takut mati apa, dan rasanya mungkin pahit Sri tak mau memakan ini, serasa macem kambing makan rumput," Ucap Yuki polos.
Maya yang kala itu sedang lahap memakan salat langsung terbatuk-batuk "Uhuk...Uhuk.."
Melihat sang istri batuk batuk Geffen langsung memberi segelas air.
"Sayang kau tak apa apa," Geffen menepuk punggung Maya, ia menoleh ke arah si pembuat onar, "Dan kau bisa tidak tidak bicara, setelah sadar kau sangat menyebalkan,"Omel Geffen kepada Sri Yuki.
Sebelum sang kakak marah besar, Nino langsung menyela pembicaraan Geffen, "Sudah aku dari tadi selalu membela sebelah, Sri kau tak mau makan makanan itu, aku akan menggoreng kan telur untukmu."
Mendengar tawaran Nino yang seperti nya sangat menarik mata indah Sri Yuki langsung berbinar seperti mendapat hadiah mahal, "Aku mau Nino, Sri lapar".
"Ayo ikut aku" Nino langsung beranjak dari kursinya.
Seperti anak bebek Sri Yuki langsung mengikuti kemana Nono berjalan.
Maka sekarang ia sedang duduk pantry meliahat Nino yang tampan sedang menaruh teflon dengan elegan di atas kompor, tak lupa ia memakai celemek di tubuhnya, dengan cekatan Nino memecahkan telur di atas teflon yang sudah panas, tak lupa ia sudah mengoleskan margarin, ia membuat dua telur mata sapi sekaligus, ia memasaknya matang karena setau nya orang zaman dahulu tidak makan apapun yang mentah.
"Tak" Nino menaruh dua telur di hadapan Yuki, lalu ia mengabil dua sandwich miliknya dah milik Sri Yuki.
Ketika ia sampai di pantry tempat Sri Yuki duduk, matanya Sedikit melotot karena ia melihat dua telur itu sudah habis, dan tersangkanya Langi menyesap jari jari nya.
"Nino maafkan aku, aku sangat lapar sehingga memakannya tak menunggumu, bisakah kau membuat telur seperti itu lagi, aku mau yang banyak," pinta Yuki dengan polos.
"Baiklah, apa segini cukup?" Nino memperlihatkan telur yang tinggal 5 biji.
Mata Sri Yuki berbinar tak lupa ia memuji Nino agar mau menggoreng kan telur telur itu untuk nya,"Yah semua aku mau makan mereka, terimaksih Nino ganteng", pujian itu membuat wajah Nino memerah.
Kaki Sri Yuki melangkah mendekati laki-laki tanpan itu sambil menggigit jari, tingkah Sri Yuki dan Nino tak luput dari pandangan Geffen.
Jantung dan hati Geffen seakan meletup-letup seperti letupan dodol yang hampir Mateng di atas wajan.
Dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan gejolak di dada, asap tak kasat mata pun sudah mengepul dari kepala Geffen.
"Dasar wanita murahan, Setelah menjerat ku dalam pernikahan, ia mau menggoda adikku, akan ku buktikan jika kelakuan wanita itu hanyalah acting semata," ucap Geffen tangannya menggenggam sendok semakin kuat, tak terasa "Kreeeek," bunyi sendok bengkok.
"Sayang kau kenapa?" Tanya Maya sambil mengelus punggung Geffen dengan suara manis sekali.
"Tidak apa apa sayang, setelah ini kau akan pergi pemotretan kan?, aku ada pertemuan dengan pemilik WU internasional group, dan itu tak bisa di wakilkan, kau tau kan jika ingin berkerjasama dengan mereka sangatlah susah, maaf sayang aku tak bisa mengantar mu ke lokasi pemotretan kali ini" Ucap Geffen.
Lalu Geffen mendaratkan bibirnya ke bibir sang istri, dan terjadilah lomba tarik tambang bibir dengan sang istri, dan sempat sempatnya mata Geffen mengawasi gerak gerik Sri Yuki yang lagi berdiri melihat adiknya menggoreng telur.
Karena kesal tak sengaja ia menggigit bibir sang istri. "Aw.." jeritan kecil Maya.
Mendengar jeritan sang istri akhirnya tarik tambang itu terlepas.
"Sayang maafkan aku, aku gemas ketika adu kekutan tarik tambang dengan dirimu..... Cup... kau bebas belanja apa yang kau suka hari ini", Geffen langsung merogoh jasnya, ia memberikan kartu sakti lain miliknya.
"Mas kau terlalu memanjakan ku, dan kartu yang kau berikan masih ada isinya" Ucap Maya pura pura polos, padahal dalam hatinya ia bersorak gembira belanja sepuasnya.
"Yang ini bonus sayang, dan aku harus pergi, Jagan lupa belilah baju dinas entar malam, aku ingin kita mencangkul dengan suasana lebih Hot lagi. Dan Gaya kayang belum terpenuhi semalam.... Cup", bisik Geffen langsung pergi meninggalkan dapur.
Maya tak mengindahkan ucapan Geffen, "Sepertinya aku sudah merusak laki-laki polos, sebenarnya sedikit bosan main dengan satu orang, Sudah sebulan dia mengikuti terus menerus sehingga kebebasan sedikit terenggut", jika tak mencuri kesempatan dalam kesempitan bisa sakit kepala ini."
"Tuling.." sebuah pesan masuk ke hanpone Maya.
Maya langsung membuka pesan dari asistennya itu.
Mola: "Nona saya sudah menjadwalkan pertemuan anda dengan dokter kandungan jam 11.30 siang, mohon persiapkan diri anda".
Membaca pesan itu wajah Maya langsung berubah bengis "Huh merepotkan", Ia langsung pergi dari tempat itu untuk shoping, sebelum itu meliahat dua orang yang tak memperdulikan keberadaannya membuat hatinya panas.
Apalagi melihat madunya yang sedang makan dengan rakus itu membuatnya mual, "Sepertinya dia memang gila, aku kan mencari cara menyingkirkan wanita itu selama lamanya dari hidupku".
Maya yang merasa jengkel menghentak hentakkan kakinya meninggalkan temapat itu "Kelotak...Kelatok...Kelotak... Kelatok" Kira kira seperti itu bunyi high heels kelas Pertamax Turbo si Maya.
Setelah si Maya pergi kedua orang yang sedang makan itu langsung terdiam.
Nino menyangga dagunya dengan kepalan tangan sambil melihat cara makan Sri Yuki yang lucu dan tak ada jaim jaimnya, saat ini hatinya berdebar-debar dalam hatinya berkata "Penampilan polos mu membuat ku tak bisa berpaling darimu, wanita yang apa adanya ini memiliki nasib harus di madu, semalaman aku memikirkannya, jika kau menyia-nyiakan Yuki Jagan salahkan aku jika merebutnya dari mu".
"Grrrreeebbbb" bunyi sendawa Sri yang sudah menghabiskan 7 butir telur, dan dua tumpuk sandwich menyadarkan Nino dari lamunannya.
Tadi Sri Yuki melihat Nino sangat menikmati makanan asing itu, jiwa penasaran Yuki meronta, dan akhirnya dia embah juga si sandwich yang berada di depan mata.
"Kau seperti tak pernah makan sebulan" ucap Nino menormalkan jantungnya, matanya melihat bibir Sri Yuki yang tipis dan bentuknya sangat indah, apalagi matanya yang jernih dengan bulu mata lentik seperti kipas membuat dada Noni semakin meronta tinta.
"Aku berapa abad sudah tidak makan, kau kenapa melihatku seperti itu?" tanya Yuki balik.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Nino terus terang.
"Aku tidak apa-apa, mohon bimbingannya Nino, aku melupakan semua duniaku, aku ingin belajar semua yang aku lupakan darimu, agar aku bisa pantas mengejar suamiku, mempertahankan apa yang seharusnya milikku " ucap Yuki mantap memandang Nino penuh harap.
"Ba...Baiklah" ucap Nino.
Dalam hati Nino berkata." Bagaimana caranya menolak jika kau memandang ku dengan tatapan maut".
Sri Yuki tersenyum kepada Nino ia berusaha menutupi rasa sakit dalam hati, karena cukup hatinya saja yang boleh tau seberapa ia patah hati.
Dalam hati Yuki pun berkata, "Meski kau bukan dirinya, tapi jantung ku berdetak seperti aku melihat orang yang aku sayang sedari dulu, meski kau menyakiti tubuh ku hatiku masih terpatri untuk mu, mungkin aku terbelenggu cinta wajah yang sama, untuk saat ini aku akan berusaha memperjuangkan dirimu hingga aku merasakan lelah untuk mengejar mu"
^^^~To be continued^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Mpok Nana
Klotak-klotak,, bunyi apa yaa?
2022-01-27
0
Reni giany
ampuuunn makkk,, sakit perut baca tiap part nya ngakak trus🤣🤣🤣
2022-01-23
0
ZaeV92
lanjuuuuut
2021-12-28
0