1 Minggu berlalu.
Tubuh Xiao Chen mengeluarkan cahaya putih dan tak lama kemudian suara ledakan yang tidak terlalu keras terjadi. Cahaya putih meredup dari tubuhnya, dan disaat yang bersamaan matanya perlahan terbuka.
Xiao Chen mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar, dan suara ketukan terjadi.
Dia berjalan menuju pintu kamar lalu membukanya.
"Apakah terlalu berisik?" Tanya Xiao Chen ketika melihat seorang pelayan perempuan di depannya.
Karena tubuhnya lebih kecil, ia harus mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah pelayan perempuan tersebut.
"Maaf tuan... Saya datang kemari, karena waktu sewa kamar anda telah habis."
Fang Lin menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku akan keluar beberapa menit lagi."
Xiao Chen menutup pintu kamar setelah pelayan perempuan itu mengiyakannya.
"Pantas saja seperti ada sesuatu yang mengganjal, aku lupa untuk melepaskan topengku." Gumam Xiao Chen saat meraba topeng yang terpasang di wajahnya.
Xiao Chen kemudian bersiap-siap untuk pergi dari kamar tersebut, dan tidak sampai 1 menit dirinya sudah keluar dari sana.
Xiao Chen keluar dari penginapan setelah dirinya memberikan kunci kamar, ia memegang perutnya ketika suara gemuruh keluar dari sana, "Aku lapar..." Gumamnya lalu berjalan mencari tempat makan terdekat.
Tidak butuh waktu lama bagi Xiao Chen untuk sampai di sebuah tempat makan yang dikhususkan menjual daging bakar.
Suasana tempat makan tersebut bisa dibilang ramai, banyak keluarga yang berasal dari berbagai kalangan sedang makan di sana.
Kedatangan Xiao Chen menarik perhatian beberapa pengunjung, namun hal itu tidak berlangsung lama.
Xiao Chen kemudian berjalan menuju meja kasir yang sedang dijaga oleh pria kekar berbadan besar.
"Hey, tuan. Bisakah aku membakar daging disini?" Tanya Xiao Chen tanpa basa-basi.
"Bocah, apakah kau tersesat?" Pria berbadan besar itu tidak menjawab melainkan melontarkan pertanyaan kepada Xiao Chen.
"Jawab saja pertanyaanku..." Ucap Xiao Chen dengan nada acuh tak acuh.
Mendengar itu membuat pria berbadan besar itu kesal, saat dia ingin mendekati Xiao Chen untuk mengusirnya, seorang kakek tua datang mendekati mereka berdua.
"Apa yang terjadi?"
"Ayah? Kenapa kau kemari?" Tanya pria berbadan besar itu dengan nada khawatir, "Sudah kubilang untuk beristirahat di dalam, kenapa ayah malah berjalan-jalan?"
Pria tua itu mengangkat tangannya dan berkata, "Aku tidak apa-apa... Mau aku beristirahat sekalipun, penyakitku tidak akan sembuh."
Pria tua itu langsung menatap Xiao Chen usai berkata seperti itu, "Apa maumu anak muda?"
Xiao Chen terdiam sesaat sebelum menjelaskan kalau dirinya ingin membakar daging yang telah ia buru.
Pria itu menganggukkan kepalanya dan ketika dia ingin mengatakan sesuatu, anaknya lebih dulu menjawab, "Maaf bocah, tapi tempat makan kami tidak menerima jasa seperti itu."
Xiao Chen menghela nafas panjang ketika mendengarnya, ia kemudian melirik ke arah kakek tua yang berada di dekat pria berbadan besar itu, "Aku bisa membantu ayahmu yang terkena racun... Namun sebagai gantinya, kau harus membakar daging milikku." Ucap Xiao Chen memberi penawaran.
Sedari awal Xiao Chen bisa saja membakar daging buruannya sendiri, namun ia tidak memiliki bumbu penyedap rasa agar dagingnya menjadi tambah enak.
Jadi dia kemari hanya untuk mengincar bumbu penyedap milik rumah makan ini, namun setelah melihat kakek tua tersebut, ia sedikit merubah rencananya.
Kakek tua dan anaknya itu tentu terkejut ketika mendengarnya, "Bagaimana kau bisa mengetahui itu?" Tanya pria berbadan besar dengan nada serius.
"Bercak hitam di bagian telinga dan leher, dalam sekali lihat aku sudah tau kalau ayahmu terkena racun lebah hitam." Jawab Xiao Chen santai, "Jadi bagaimana? Aku butuh jawaban kalian dengan cepat."
Pria berbadan besar dan kakek tua di depannya saling menatap satu sama lain, lalu kembali menatap Xiao Chen.
Keduanya menganggukkan kepala secara bersamaan, sedangkan Xiao Chen hanya tersenyum tipis di balik topengnya.
***
Saat ini Xiao Chen bersama dengan Di Mo dan Di Chun berada di sebuah kamar yang tidak terlalu luas.
Di Mo adalah pria berbadan besar dan Di Chun adalah kakek tua yang terkena racun lebah hitam.
"Hey, kau keluar dan bakar daging buruanku dengan penyedap rasa milik kalian... Aku tidak ingin ada orang saat mengobati ayahmu." Xiao Chen berkata sembari melambaikan tangannya ke samping.
Seekor mayat harimau putih tiba-tiba saja muncul di lantai kamar, dan tentu kemunculan dari mayat binatang buas tersebut membuat Di Mo dan Di Chun terkejut.
Mereka terdiam dan tersentak ketika Xiao Chen menyadarkan mereka berdua, "Apa yang kau tunggu?"
"Ayah... Jika terjadi sesuatu padamu, maka teriaklah..." Di Mo berkata dengan raut wajah serius lalu menolehkan kepalanya ke arah Xiao Chen, "Siap-siap dengan konsekuensinya jika sesuatu terjadi pada ayahku!" Ucapnya dengan nada tegas.
Xiao Chen hanya menganggukkan kepalanya sekali, dan Di Mo langsung membawa mayat harimau putih tersebut keluar dari kamar.
Melihat kepergian pria berbadan besar itu, Xiao Chen langsung meminta Di Chun untuk berbaring di tempat tidur.
Di Chun sendiri mengiyakannya.
Ketika kakek tua itu sudah berbaring di tempat tidur, Xiao Chen langsung memeriksa keadaannya lebih lanjut menggunakan Energi Spiritual.
Selang beberapa menit, Xiao Chen menghela nafas pelan usai memeriksa Di Chun, "Anda telah terkena racun selama 3 tahun lebih bukan?" Tanya Xiao Chen memastikan.
Di Chun sedikit terkejut dan dengan cepat menganggukkan kepalanya, "Ya..."
"Lalu kenapa tidak langsung mengobatinya?"
"Em... Saat itu aku berpikir kalau sengatan lebah itu tidaklah beracun, jadi aku mengabaikannya karna mengira kalau luka dari sengatan itu akan sembuh dalam beberapa hari. Dan juga waktu itu keluargaku sedang tertimpa krisis keuangan, jadi aku berpikir akan membuang-buang uang jika aku hanya membeli sebuah obat." Jawabnya panjang lebar.
Xiao Chen terdiam sesaat ketika mendengarnya, "Aku akan mengeluarkan racunnya... Jadi ini akan sedikit menyakitkan." Ucapnya lalu memegang dada Di Chun dengan kedua telapak tangan yang sudah dilapisi Energi Spiritual.
Di Chun yang tadinya ingin membalas perkataan Xiao Chen langsung berteriak ketika merasakan sakit di bagian leher dan telinganya.
Teriakan tersebut tentu mengejutkan Di Mo yang sedang membakar daging, dia dengan segera berlari menuju kamar ayahnya dan niat membunuh keluar dari tubuhnya.
Karena pintu kamar ayahnya terbuka lebar, Di Mo dapat melihat jelas kalau ayahnya menggeliat kesakitan dan tidak jauh darinya terdapat Xiao Chen yang sedang memegang dada ayahnya.
Di Mo yang mengira kalau Xiao Chen berniat melukai ayahnya semakin mempercepat larinya, namun disaat ia ingin memasuki kamar tersebut, tiba-tiba saja dia terjatuh ke lantai karena merasakan tubuhnya sedang ditimpa oleh sesuatu yang berat.
Di Mo menggertakkan giginya ketika melihat ayahnya terus menggeliat kesakitan, tatapannya menatap Xiao Chen dengan penuh kemarahan, ia tidak dapat bergerak maupun berteriak seakan ada suatu tekanan yang menahannya.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
NOTE:
Mata Uang:
100 Koin Perunggu\= 1 Koin Perak.
1 Koin Emas\= 100 Koin Perak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuutttttt
2024-02-27
0
MAN
911
2024-01-18
0
Nur Tini
ya.... cerita yg aneh , walaupun reinkarnasi tetap saja aneh
2023-12-07
0