Saat ini Xiao Chen berada tepat di pintu gerbang sekte Awan Putih, ia menghela nafas panjang lalu berjalan memasukinya.
Ketika masuk ke dalam wilayah sekte Awan Putih, Xiao Chen langsung mendapati beberapa gedung besar seperti gedung keamanan, gedung hukuman dan gedung aula obat dan tanaman.
Banyak sekali orang-orang yang berlalu-lalang menggunakan jubah resmi sekte Awan Putih. Beberapa dari mereka langsung merubah tatapan mereka menjadi sinis ketika mendapati Xiao Chen yang sedang berjalan.
Bahkan salah satu dari mereka ada yang menghinanya secara terang-terangan. Namun Xiao Chen mengabaikan itu semua karena memang dirinya tidak ingin terlibat masalah untuk saat ini.
Melewati beberapa gedung dan rumah, akhirnya Xiao Chen sampai di wilayah asrama murid pria sekte Awan Putih.
Kedatangan Xiao Chen tentu menarik beberapa perhatian murid yang sedang ada di sana. Mereka menatap Xiao Chen dengan hina, seolah keberadaannya tidak diinginkan oleh mereka.
Xiao Chen sendiri masih tidak menghiraukan mereka, ia terus berjalan dan tak lama kemudian dirinya sampai di sebuah rumah yang sedikit lebih mewah dari yang lainnya.
Meskipun Xiao Chen tidak diperhatikan dengan layak oleh ayahnya, namun dirinya masih mendapatkan fasilitas yang cukup pantas bagi seorang putra dari patriak sekte Awan Putih.
Xiao Chen membuka pintu rumahnya lalu menutupnya kembali. Suasananya sekarang menjadi gelap dan sunyi, ia menyalakan beberapa lilin yang ada di sekitar dinding lalu berjalan menuju kamarnya.
Di dalam kamarnya, Xiao Chen langsung menyiapkan barang-barang yang menurutnya akan dibutuhkan saat dirinya mengembara nanti.
Selesai menyiapkannya, Xiao Chen langsung membersihkan dirinya di kamar mandi dan mengganti pakaiannya yang sudah robek menjadi jubah hitam polos.
Xiao Chen berjalan menuju pintu keluar rumahnya dan berniat untuk mencari pil yang dapat memulihkan luka robeknya dengan cepat.
Saat berada di depan teras rumahnya, tiba-tiba saja Juan Sheng muncul di hadapannya.
"Anda hendak pergi kemana tuan muda?" Tanyanya dengan suara tenang.
"Membeli pil yang dapat menyembuhkan lukaku." Jawab Xiao Chen cepat.
Juan Sheng sedikit mengangkat alisnya ketika mendengar itu, ia melambaikan tangannya ke samping lalu mengulurkan tangannya itu ke arah Xiao Chen.
"Ini adalah pil penyembuh tingkat 2. Pil ini dapat menyembuhkan luka robek yang tuan derita." Ucapnya sembari memperlihatkan sebuah pil hijau di telapak tangannya.
Xiao Chen sendiri terdiam sesaat ketika melihat pil tersebut. Hingga beberapa saat kemudian, ia mengambil pil hijau itu lalu menelannya.
Glek.
Perlahan luka yang ada di tubuh Xiao Chen mulai pulih. Membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk semua lukanya sembuh.
"Terima kasih Juan Sheng..." Xiao Chen tersenyum lalu mengeluarkan sebuah surat dari balik jubahnya.
"Bisakah kau berikan ini kepada ayahku? Jangan biarkan orang lain melihatnya, bahkan saudaraku sekalipun." Timpal Xiao Chen dengan nada tenang.
Juan Sheng yang mendengarnya langsung mengangguk patuh, ia mengambil surat tersebut dari tangan Xiao Chen lalu menundukkan badannya, "Baiklah tuan muda. Apakah ada sesuatu yang bisa saya lakukan lagi?" Tanyanya dengan nada sopan.
Xiao Chen menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak ada."
Juan Sheng sekali lagi mengangguk dan dengan cepat menghilang dari sana.
Xiao Chen yang melihat kepergian Juan Sheng langsung berbalik dan masuk kembali ke dalam rumahnya.
Ia kemudian mengambil sebuah cincin penyimpanan yang ada di atas meja, cincin tersebut berisi barang-barang yang sudah dirinya persiapkan untuk mengembara, "Baiklah... Saatnya pergi. Aku yakin dia akan kembali dengan cepat." Gumam Xiao Chen dan langsung berlari menuju pintu belakang rumahnya.
Saat sudah keluar dari rumahnya, Xiao Chen langsung melompat ke atap rumah yang ada di dekatnya. Ia menghela nafas panjang lalu kembali melompat dan melewati rumah-rumah yang ada di sana.
Butuh waktu kurang dari 10 menit untuk Xiao Chen berada di luar wilayah sekte Awan Putih. Ia melambaikan tangannya ke samping dan sebuah topeng berwarna hitam muncul di tangannya.
Xiao Chen memakai topeng tersebut dan kemudian berjalan santai di kerumunan kota.
.....
"Akhirnya sampai..." Xiao Chen berkata dengan suara yang pelan. Dirinya saat ini berada tepat di sebuah gedung besar berlantai lima.
Xiao Chen berjalan memasuki gedung tersebut. Di dalam sana, ia langsung mendapati berbagai macam senjata yang melekat di dinding, ada juga puluhan lemari kaca yang diisi dengan senjata-senjata mewah.
Suasana di dalam juga cukup ramai, banyak sekali orang-orang dari berbagai kalangan yang ingin membeli senjata di tempat ini.
"Lumayan..." Xiao Chen tersenyum tipis di balik topengnya. Ia kemudian melihat senjata-senjata yang ada di sana.
Sampai pandangannya berhenti di salah satu senjata yang melekat di dinding. Sebuah pedang panjang berwarna hitam gelap, desainnya tidak terlalu menarik akan tetapi ketajamannya mungkin dapat membelah gunung dengan mudah.
Pedang ini terletak di bagian ujung dinding dan membuatnya jarang terlihat oleh orang lain. Xiao Chen sendiri langsung mengambil pedang tersebut dan mengangkatnya, ia sedikit menaikkan alisnya ketika mengetahui kalau pedang tersebut sangatlah ringan.
"Pedang ini terlalu panjang... Aku akan kesulitan bertarung jika menggunakan pedang ini..." Ucap Xiao Chen pelan lalu menimpalinya, "Meskipun begitu, aku akan tetap membelinya..."
Beberapa saat usai mengatakan itu, tiba-tiba saja seorang pelayan pria datang ke arahnya. Ia tersenyum dan bertanya, "Permisi tuan... Apakah anda ingin membeli pedang itu?"
Xiao Chen yang mendengarnya langsung menganggukkan kepalanya pelan, "Ya... Apakah kau tau berapa harga pedang ini?" Tanya Xiao Chen penasaran.
"Hanya 10 koin emas saja tuan." Jawabnya dengan nada sopan.
"Bagus... Kalau begitu ambil ini." Xiao Chen melambaikan tangannya ke samping dan 10 koin emas tiba-tiba saja muncul di telapak tangannya.
Pelayan tersebut dengan sopan mengambil koin-koin yang ada di tangan Xiao Chen, dia menghitung kembali koin tersebut lalu tersenyum ramah, "Terima kasih tuan... Apakah anda ingin membeli yang lain lagi?" Tanyanya dengan nada penasaran.
"Tidak ada..." Jawab Xiao Chen sambil menggelengkan kepalanya pelan. Ia kemudian menyimpan pedang hitam tersebut ke dalam cincin penyimpanannya lalu berjalan menuju pintu keluar gedung tersebut.
"Semoga anda puas dengan senjata kami..." Ucap pelayan pria tersebut sambil menundukkan badannya.
Xiao Chen yang mendengarnya hanya diam tanpa berbalik sedikitpun.
Di luar gedung, Xiao Chen langsung berjalan menuju pintu gerbang kota Angin Hitam. Karena suasana yang sangat padat membuat Xiao Chen sedikit lama untuk sampai ke sana.
30 menit kemudian, Xiao Chen kini sudah keluar dari kota Angin Hitam. Ia menghela nafas panjang lalu berlari menuju hutan yang ada di dekat kota.
Tujuannya saat ini adalah mencari beberapa hewan buas lalu menjadikan mereka sebagai bekal jangka panjang. Ia harus menyiapkan persediaan makanan yang banyak untuk berjaga-jaga di segala kondisi nanti.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuussssss Xiao Chen
2024-02-27
0
Mas Bos
antara yg muda dg yg lebih tua
kurang terlihat perbedaannya
saat saling berkomunikasi
2024-02-25
0
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
👍👍💪💪💪
2024-02-22
1