Xiao Chen saat ini sedang berdiri sendiri di dalam kegelapan, tepat di depannya terdapat sebuah layar yang menampilkan kenangan-kenangan buruk yang terjadi padanya di kehidupan sebelumnya.
"Menyebalkan... Kenapa aku harus memimpikan hal ini?" Xiao Chen tentu menyadari kalau dirinya sedang bermimpi sekarang.
Xiao Chen tidak dapat bergerak sedikitpun, bahkan sulit baginya untuk berbicara. Ia hanya bisa pasrah dan mau tak mau melihat semua kenangan buruk miliknya.
Hingga beberapa saat, layar tersebut perlahan memudar dan Xiao Chen merasa dirinya dihisap oleh sesuatu.
Tiba-tiba saja Xiao Chen membuka matanya dengan nafas yang sedikit memburu, ia dapat melihat langit yang sudah gelap.
"Ah, sial. Tubuhku lemas sekali..." Xiao Chen bangun dan memegang kepalanya yang sedikit sakit. Ia kemudian mengedarkan kepalanya dan mendapati para prajurit serta pekerja yang sedang mengobrol di dekat api unggun.
"Cih, mereka bahkan tidak peduli denganku yang tak sadarkan diri." Xiao Chen bergumam kesal, "Tetapi beruntung tindakanku tidak diketahui oleh mereka, akan merepotkan nantinya jika mereka mengetahui kalau aku adalah orang yang membuat monster laut itu kabur."
"Aku juga ingin membuat api unggun seperti mereka, sayangnya aku tidak memiliki kayu di cincin penyimpananku." Xiao Chen menghela nafas panjang, ia bangkit berdiri lalu berjalan ke arah rombongan ksatria dan para pekerja yang sedang berada di dekat api unggun.
Tentu saja kedatangan Xiao Chen disadari oleh mereka, namun mereka tidak terlalu menghiraukannya.
Ketika Xiao Chen sampai dia langsung meminta kayu yang dapat dijadikan api unggun secara sopan.
"Bergabung saja dengan kami, lagipula aku yakin kau tidak dapat membuat apinya..." Salah satu pekerja berkata dengan suara santai dan diangguki oleh yang lainnya.
Xiao Chen terdiam sejenak lalu tersenyum, "Terima kasih atas tawarannya." Xiao Chen bergegas duduk di sebelah pria paruh baya yang tidak mengenakan baju.
"Apakah kau sudah makan, bocah? Kami akan memberikan beberapa jika kau menginginkannya."
"Terima kasih, namun saya memiliki persediaan sendiri..." Xiao Chen melambaikan tangannya ke samping dan memunculkan daging besar di depannya.
Tentu para prajurit dan pekerja yang melihatnya terkejut, "Apakah kau yang memburunya sendiri?" Tanya salah satu ksatria dengan nada penasaran, ia tentu tau kalau daging yang ada di depan anak kecil itu adalah seekor Harimau Putih.
"Ya. Aku hanya beruntung karena membunuhnya disaat dia lengah." Xiao Chen menjawab lalu menimpalinya, "Aku ingin membakar daging ini, apakah kalian menginginkannya?"
"Aku tidak. Baru beberapa saat yang lalu aku makan..." Jawab salah seorang ksatria dan diikuti oleh yang lainnya.
Xiao Chen tersenyum canggung ketika mendengar tidak ada satupun dari mereka yang ingin ikut makan daging buruannya, ia tentu mengetahui kalau mereka masih waspada dengan keberadaannya.
Xiao Chen tidak banyak berbicara dan mulai memotong daging menggunakan tangan yang sudah dilapisi Qi. Setelah itu, ia mulai membakarnya dan membuat aroma harum keluar dari daging tersebut.
Xiao Chen langsung mengangkat daging ketika sudah matang dan memakannya. Orang-orang yang ada disekitar Xiao Chen menelan ludah saat melihatnya makan.
"Um... Anak kecil. Tampaknya daging itu sangat enak, bisakah aku memintanya?" Tanya salah satu pekerja berumur 30 tahun-an.
Xiao Chen yang sedang mengunyah langsung menatap ke arah pekerja tersebut, ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya cepat.
Melihat anak kecil berjubah hitam itu mengangguk, pekerja yang barusan bertanya langsung tersenyum lebar dan mengambil daging yang berada di depan Xiao Chen. Dia tidak mengambil terlalu banyak karena masih tau diri.
Pekerja itu membakar daging mentah tersebut lalu memakannya dengan lahap ketika sudah benar-benar matang. Rasa dari daging itu sangatlah enak, mungkin saja ini adalah salah satu makanan terenak yang pernah dimakannya.
"Saudara, apakah benar-benar seenak itu?" Tanya temannya berumur sekitar 20 tahun-an.
"Tentu. Ini adalah salah satu makanan terenak yang pernah kurasakan selama hidup ini..." Jawabnya dengan mulut yang dipenuhi daging.
Mereka yang mendengar jawaban dari pria paruh baya itu kembali menelan ludah. Satu-persatu dari mereka mulai meminta daging tersebut secara sopan ke Xiao Chen, bahkan para ksatria sekalipun.
Xiao Chen tentu mempersilahkan mereka, ia tidak mempermasalahkan jika daging buruannya habis karena dirinya suka dengan suasana semacam ini.
Mereka mengobrol dengan gembira sambil memakan daging buruan, hingga akhirnya suasana menjadi hening ketika seseorang keluar dari bagian dalam kapal.
Seorang wanita bergaun biru cerah, dia tidak lain adalah Yu Luan Ling. Dia menatap kumpulan ksatria dan pekerja yang sedang mengelilingi api unggun, sampai tatapannya ke arah Xiao Chen yang kini mulutnya sedang mengunyah daging.
Keduanya bertatap-tatapan cukup lama hingga akhirnya Yu Luan Ling melompat ke salah satu atap kapal yang paling tinggi. Dia berjalan menjauh sampai tidak terlihat lagi.
Xiao Chen terdiam selama beberapa saat lalu bertanya, "Kalau tidak salah dia tuan putri ketiga bukan? Apa yang dia lakukan?" Tanyanya penasaran.
"Kami juga tidak tau, dia terkadang duduk di pinggir atap sambil memandangi laut. Dulu, salah satu dari kami pernah menghampirinya... Dan dia langsung dihajar habis-habisan dengan alasan mengganggu."
Xiao Chen yang mendengar jawaban itu langsung tertawa pahit, "Dia sungguh berbeda dengan Luan Ling yang kukenal di kehidupan lalu. Wajah mereka memang mirip tetapi untuk sifat sangat berbanding terbalik."
Disaat membatin seperti itu, Xiao Chen mengingat kejadian ketika dirinya membunuh Luan Ling. Tanpa sadar air matanya terjatuh dan disadari oleh salah satu ksatria yang ada di sana.
"Oi, bocah. Kau menangis? Apakah kau merasa iba dengan ksatria yang dihajar habis-habisan oleh tuan putri ketiga?" Tanyanya dengan nada bergurau dan mengundang gelak tawa dari yang lainnya.
Xiao Chen sendiri langsung menghapus air matanya, ia tertawa pelan agar tidak menghancurkan suasana.
Di sisi lain, Yu Luan Ling mendengar percakapan mereka semua. Ia hanya tersenyum mendengar lelucon yang dikatakan ksatria itu.
Beberapa menit kemudian, "Apakah kau suka memandangi bulan, tuan putri ketiga?" Sebuah suara terdengar dan membuat Yu Luan Ling berbalik.
Yu Luan Ling sedikit terkejut kalau yang berbicara adalah Xiao Chen. Ia tidak mengatakan apa-apa dan kembali membalikkan badannya.
Xiao Chen sendiri tidak bergerak sedikitpun dan bertanya, "Aku penasaran, kenapa dirimu mengizinkanku menumpangi kapal ini. Apakah kau tidak memiliki kecurigaan terhadapku?"
"Kau berani menggangguku bahkan setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ksatria itu, darimana keberanianmu itu berasal?" Suara acuh tak acuh keluar dari mulut Yu Luan Ling, "Aku memberimu tumpangan hanya karena sebatas 'Kasihan'. Tidak perlu berpikir yang lain..."
Xiao Chen tersenyum, "Aku akan mengingatnya, terima kasih atas kemurahan hatimu..." Ucapnya lalu pergi dari sana.
"Meskipun dia lebih dingin dari Luan Ling yang kukenal di kehidupan lalu, namun sifat baiknya dan pemalunya masih belum berubah sedikitpun." Batin Xiao Chen senang.
Note: Tsundere guys.
Setelah turun dari atap kapal, Xiao Chen melirik ke arah samping dan mendapati Gao Lan yang sedang bersembunyi.
"Kuharap kau tidak merencanakan sesuatu yang busuk, bocah."
"Tenang saja, saya memang tidak berniat melakukanya..."
Xiao Chen berbicara tanpa menghentikan langkahnya.
Gao Lan sendiri tidak membalasnya dan langsung menghilang dari sana tanpa jejak sedikitpun.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Harman LokeST
up up up up up up up ⭐⭐⭐⭐⭐
2024-02-27
0
Nur Tini
sampai juga didaratan
2023-12-07
0
Dendi Capresius Samosir
ok
2022-07-19
1