Di sebuah hutan yang di tengah-tengahnya terdapat padang rumput, terlihat seorang anak kecil yang kini sedang dalam posisi tak sadarkan diri. Hujan yang cukup deras membasahi seluruh tubuh anak itu.
"Dingin..." Suara serak dan juga pelan keluar dari mulut anak itu. Dia perlahan membuka matanya dan mendapati langit yang gelap.
"Apakah ini hujan? Lalu dimana aku?" Anak kecil itu mengerutkan alisnya lalu mencoba untuk bangun.
Saat mencoba untuk bangun, tiba-tiba saja rasa sakit menyambar seluruh tubuhnya, "Ugh, apa-apaan ini?! Kenapa banyak sekali luka robek di tubuhku?" Anak kecil itu terkejut ketika mendapati beberapa luka robek di tubuhnya.
"Tunggu?! Apa yang terjadi?! Kenapa tanganku mengecil?!" Tanyanya kembali dengan raut wajah kebingungan.
Xiao Chen, seseorang yang mendapati julukan Raja Kultivator kini telah bereinkarnasi ke dalam tubuh anak kecil.
Xiao Chen terdiam dan memikirkan apa yang terjadi padanya sekarang. Beberapa saat kemudian, ia bangun dan berdiri lalu melangkahkan kakinya ke pohon besar yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Tidak peduli dengan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, Xiao Chen tetap berjalan. Sesampainya di sana, Xiao Chen langsung melakukan posisi meditasi dan memejamkan matanya, Energi Spiritual yang ada di sekitarnya perlahan berkumpul dan memasuki tubuhnya.
Beberapa jam kemudian, Xiao Chen menghembuskan nafas dari mulutnya lalu membuka mata secara perlahan. Rasa sakit yang menyerang tubuhnya kini sudah menghilang sepenuhnya, meskipun begitu luka robek yang ada di tubuhnya masih belum menghilang.
"Sepertinya aku bereinkarnasi..." Xiao Chen berkata dengan suara pelan. Tadi, disaat dirinya bermeditasi, ia mendapatkan ingatan-ingatan asing di kepalanya, sepertinya ingatan tersebut berasal dari roh yang menempati tubuh ini sebelumnya.
Nama pemilik tubuh ini sebelumnya adalah Xiao Chen, sama sepertinya. Dia berasal dari Sekte Awan Putih yang berada di Benua Selatan.
Xiao Chen memiliki bakat yang rendah dan membuatnya tertinggal dari anak-anak sepantarannya, karena hal tersebut ia sering sekali dihina oleh anggota sekte Awan Putih, bahkan orang-orang terdekatnya sekalipun ikut menghinanya.
Ayahnya yang merupakan Patriak dari sekte Awan Putih juga tidak peduli dengan dirinya, saudara laki-lakinya pun begitu. Bisa dibilang kalau Xiao Chen hanya memiliki satu orang yang peduli dengannya, yaitu Juan Sheng, seorang pelayan yang merawatnya sedari kecil.
Alasan kenapa Xiao Chen bisa berada di hutan ini karena dirinya ingin melampiaskan seluruh emosinya.
Namun nasib buruk selalu datang kepadanya. Sekelompok Serigala Perak datang dan mengepungnya, Xiao Chen tentu melawan mereka dan mendapatkan beberapa luka robek dari cakar serta gigitan hewan buas itu.
Xiao Chen yang terluka parah diakibatkan perbedaan kekuatan yang sangat jauh langsung memilih kabur ketika ada kesempatan, namun hal tersebut sia-sia dan membuatnya berakhir di lapangan rumput yang dikelilingi pepohonan.
Saat para Serigala Perak itu hendak menerkamnya, tiba-tiba saja sebuah aura menyeramkan keluar dari tubuh Xiao Chen dan membuat para Serigala Perak itu kabur ketakutan.
Setelah para Serigala Perak tersebut kabur, Xiao Chen langsung terjatuh pingsan dan tak lama setelahnya jantungnya melemah hingga berhenti berdetak.
"Elemen kegelapan ya... Dia sangat hebat karena memiliki elemen langka semacam itu. Jadi saat aku bereinkarnasi ke tubuh ini, kemanakah roh anak itu?" Xiao Chen bertanya dengan nada penasaran. "Apakah rohnya menyatu dengan diriku? Atau rohnya dibawa oleh Dao of The Death" Timpal Xiao Chen bertanya-tanya.
Jika roh mereka berdua menyatu akan ada kemungkinan kalau dirinya bisa menggunakan Elemen Kegelapan. Perlu diketahui, kalau makhluk hidup kebanyakan hanya memiliki satu akar elemen dan biasanya akar elemen sudah menyatu dengan roh sejak diciptakan.
"Mungkin aku akan mencobanya nanti... Sekarang aku harus mencari tempat persembunyian, akan berbahaya jika aku terus berada di tempat ini." Xiao Chen bangkit berdiri lalu mengedarkan pandangannya. Ia menghela nafas panjang lalu berjalan menuju timur, karena arah tersebut adalah rute paling cepat untuk keluar dari hutan ini.
Hujan masih terus berlanjut dan semakin deras, langit mulai malam dan membuat suasana menjadi semakin dingin.
"Karena suara hujan aku harus berwaspada, terlebih lagi malam akan tiba... Para hewan buas pasti akan semakin banyak berkeliaran." Ucap Xiao Chen pelan. Karena luka robeknya, ia tidak dapat berlari, jika dirinya melakukan itu maka lukanya akan semakin terbuka.
Xiao Chen terus berjalan dan melewati pepohonan yang besar, ia sesekali mengedarkan pandangannya dan mencari tempat untuknya bermalam.
Beberapa menit berjalan, Xiao Chen tersenyum lebar ketika menemukan gua kecil yang ditutupi oleh ranting-ranting pohon serta dedaunan kering.
Namun senyuman di wajah Xiao Chen memudar ketika melihat seorang kakek tua berjubah putih keluar dari gua tersebut, "Siapa dia?" Gumam Xiao Chen bertanya-tanya ketika sudah bersembunyi di balik pohon.
"Apakah aku harus meminta pertolongan padanya?" Xiao Chen menundukkan sedikit kepalanya dan merenung.
"Tetapi... Aku tidak tau, apakah dia orang baik atau jahat." Xiao Chen kembali berkata-kata.
"Siapa kau? Bocah." Sebuah suara terdengar tepat dibelakang Xiao Chen.
Xiao Chen sendiri langsung melebarkan matanya dan membalikkan badannya dengan cepat, jantungnya sedikit berdegup kencang ketika mendapati kakek tua yang sebelumnya ia lihat di depan gua.
Xiao Chen terdiam begitu juga dengan kakek tua di depannya, hingga beberapa saat kemudian Xiao Chen membuka suara, "Halo senior. Perkenalkan nama saya adalah Xiao Chen dan saya adalah murid dari sekte Awan Putih." Xiao Chen menunduk dan menangkupkan tangannya di depan dada.
"Sekte Awan Putih? Xiao Chen?" Kakek tua tersebut mengangkat sedikit satu alisnya lalu menatap Xiao Chen dari atas hingga bawah, "Hmm... Kalau begitu kenapa kau tidak memakai jubah murid?" Tanyanya dengan penasaran. Jika saja Xiao Chen memakai jubah resmi dari sekte tersebut, mungkin dia tidak akan menanyakan dari mana asalnya.
Xiao Chen menggarukkan kepala belakangnya dan berkata, "Saya lupa memakainya senior... Lagipula saya berniat untuk keluar dari sekte itu."
Kakek tua yang mendengarnya sedikit terkejut namun dia tidak mengekspresikannya, "Lalu apa yang kau lakukan disini? Dan kenapa kau mengawasiku diam-diam?" Tanyanya kembali.
Xiao Chen menghela nafas panjang lalu menjelaskan kalau dirinya mencari tempat berlindung untuk malam ini, ia juga memberitahu kalau dirinya tidak sengaja mengawasi kakek tua itu dan tidak memiliki niatan apapun.
"Masuklah... Kau boleh berlindung di Gua-ku. Ada beberapa buah di sana dan kau boleh memakannya." Ucap kakek tua itu pelan.
Xiao Chen tersenyum ketika mendengarnya, ia sekali lagi menundukkan badannya dan mengepalkan kedua tangan di depan dada, "Terima kasih senior!" Jawab Xiao Chen cepat.
Kakek tua itu tidak menjawab dan langsung pergi dari sana, sedangkan Xiao Chen yang melihat itu langsung berjalan memasuki gua.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
NOTE: Roh dan Jiwa itu sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuussssss Xiao Chen
2024-02-27
0
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssss 👍👍
2024-02-22
1
Nur Tini
ahhhh menempati tubuh org lain yg telah mati
2023-12-07
0