Setelah memasuki Gua, Xiao Chen menyebarkan Kesadaran Spiritualnya dan mendapati sebuah keranjang yang berisi buah-buahan segar.
Tanpa ragu Xiao Chen berjalan ke arah keranjang tersebut. Ia membuka kain yang menutupi keranjang itu lalu memakan beberapa buah-buahan yang ada di sana.
Usai menyantap buah-buahan tersebut, Xiao
Chen mencari sebuah tempat yang cocok untuk dirinya berkultivasi.
Ia duduk di sebuah batu besar dalam posisi meditasi, matanya terpejam dan perlahan Energi Spiritual datang dari berbagai arah dan memasuki tubuhnya.
Saat ini Xiao Chen berada di ranah Qi Condesation bintang 2. Ia berniat untuk meningkatkan kultivasinya terlebih dahulu, meskipun hal tersebut cukup mustahil bagi pemilik tubuh ini sebelumnya, tetapi hal ini tidak berlaku padanya.
Beberapa jam kemudian. Xiao Chen perlahan membuka matanya dan senyum tipis terukir jelas di wajahnya.
"Akhirnya aku naik bintang. Meskipun hanya naik 1 bintang, akan tetapi ini sudah lebih dari cukup." Batin Xiao Chen lalu mengedarkan pandangannya.
"Kakek tua itu sepertinya belum kembali." Xiao Chen bergumam lalu berjalan menuju mulut Gua.
"Ini sudah larut malam... Lebih baik aku tidur sekarang. Aku harus kembali ke sekte pagi-pagi untuk mengambil barang-barangku." Gumam Xiao Chen saat melihat langit malam lalu berjalan kembali ke tempatnya.
Keputusannya sudah bulat, Xiao Chen berniat untuk keluar dari sekte Awan Putih dan mengembara.
"Persetan dengan mereka... Menghina dan mencelaku seperti ternak kotor. Lihat saja, dalam 50 tahun aku akan kembali dengan kekuatan yang jauh melampaui mereka." Diam-diam Xiao Chen bersumpah.
Melihat ingatan dari pemilik tubuh ini sebelumnya tentu membuat Xiao Chen marah. Sebagai ganti karena ia telah menempati tubuh ini, ia berniat untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah mencela pemilik tubuh ini di masa lalu.
.....
Pagi hari kemudian.
Xiao Chen yang sedang tertidur di atas batu perlahan membuka matanya. Ia bangun dan turun dari batu yang ia tempati, pandangannya mengedar perlahan dan berhenti ketika mendapati seorang kakek tua yang sedang duduk di dekat perapian.
Kakek tua tersebut menoleh ke arah Xiao Chen, dia terdiam sesaat lalu mengangkat tangannya, "Kemarilah..." Ucapnya memberi isyarat.
Xiao Chen mengangguk patuh dan berjalan menuju kakek tua tersebut, ketika sampai ia langsung duduk di hadapannya.
"Terima kasih senior. Anda telah memberikan saya tempat untuk bermalam." Xiao Chen menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Sepertinya kau benar-benar putra Xiao Feng. Mata kalian berdua sangatlah mirip, sama-sama tajam dan terlihat mendominasi." Ucap kakek tua tersebut sambil tersenyum.
Xiao Chen yang mendengarnya sedikit mengangkat satu alisnya, "Apakah kalian berdua saling mengenal satu sama lain?" Tanyanya penasaran.
Kakek tua itu mengangkat kedua bahunya dan menjawab, "Mungkin? Dahulu dia adalah juniorku di sekte Awan Putih. Dia memiliki sifat yang buruk dan suka merudung orang yang lebih lemah, meskipun begitu dia selalu saja dimaafkan atas perbuatan yang dilakukannya, karena dia adalah salah satu murid jenius yang ada di sekte Awan Putih."
"Apakah kau ingin tau masa lalu ayahmu? Aku akan menceritakan semua yang aku tau." Timpalnya sambil menatap Xiao Chen.
Xiao Chen sendiri terdiam sesaat, lalu berdiri dari duduknya, "Saya tidak tertarik senior..." Xiao Chen berkata lalu menundukkan sedikit badannya, "Sekali lagi saya berterima kasih, anda telah memberikan saya tumpangan serta makanan gratis... Mungkin ini sedikit terlambat, akan tetapi bolehkah saya mengetahui nama senior?" Tanya Xiao Chen penasaran.
"Namaku adalah Dong Shan. Dan jika kau ingin berterima kasih, kau dapat membelikanku arak di masa depan nanti." Jawab Dong Shan sambil tersenyum.
Xiao Chen tersenyum balik ketika mendengarnya, "Tentu saja senior. Kalau begitu saya pergi dulu." Xiao Chen menangkupkan tangannya di depan dada lalu pergi dari sana.
Dong Shan hanya mengangguk pelan dan melihat Xiao Chen yang sedang berjalan menuju pintu keluar Gua, "Sepertinya kau tidak merawat anakmu dengan baik, Xiao Feng..." Gumam Dong Shan pelan ketika Xiao Chen sudah tidak berada dalam jangkauan pandangannya.
Di sisi lain, Xiao Chen langsung berlari ketika dirinya sudah berada di luar Gua, ia tidak menoleh sedikitpun dan terus menatap ke arah depan.
Butuh waktu satu jam lebih bagi Xiao Chen untuk keluar dari hutan tersebut. Di luar hutan, ia langsung mendapati sebuah kota yang mengelilingi hutan di belakangnya.
Kota Angin Hitam, kota kelahirannya sekaligus tempat berdirinya sekte Awan Putih. Kota besar itu memiliki penduduk berjumlah lebih dari dua juta, dan banyak kultivator pengembara yang menetap sementara di kota tersebut.
"Kota Angin Hitam? Di kehidupanku sebelumnya, aku sama sekali belum pernah mendengar nama kota ini. Padahal kota ini berada di benua Selatan, benua yang sering aku kunjungi di kehidupanku sebelumnya." Xiao Chen merasa bingung dengan apa yang terjadi.
Ia memikirkan segala tentang kemungkinannya dan hanya ada satu alasan saja yang masuk akal bagi dirinya, "Aku saat ini berada di dunia yang berbeda..." Ucap Xiao Chen dengan suara pelan.
Banyak alasan kenapa Xiao Chen menyimpulkan hal tersebut, salah satunya adalah Hao Feng yang mengatakan kalau dunia Wuxing adalah Dunia Terbuang.
"Haah... Benar-benar rumit. Ilmu pengetahuanku tentang Alam Semesta ini bahkan tidak lebih dari debu semata..." Xiao Chen menggelengkan kepalanya pelan ketika mengatakan itu. Ia menyadari kalau dirinya terlalu sombong untuk menyandang nama Raja Kultivator, karena ia yakin banyak sekali orang di luaran sana yang memiliki ilmu lebih tinggi darinya.
Xiao Chen kemudian pergi dari sana dan berjalan menuju pintu masuk kota Angin Hitam. Tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di antrian menuju pintu masuk kota.
Karena Xiao Chen adalah penduduk asli kota Angin Hitam dan tidak memiliki muatan yang dibawa, ia dapat memasuki kota tanpa perlu menunggu antrian.
"Wah... Siapa ini? Tuan muda sampah dari sekte Awan Putih, darimana saja anda?" Seorang penjaga gerbang dengan tubuh besar bertanya dengan nada mengejek.
Xiao Chen tidak menghiraukan ucapan penjaga tersebut dan melewatinya. Lebih baik dirinya tidak membuat masalah terlebih dahulu, karena kekuatannya saat ini masih sangatlah lemah, terlebih lagi banyak luka di sekujur tubuhnya yang belum pulih.
Penjaga yang bertanya merasa kesal ketika dirinya diabaikan, ketika ia ingin menyerang Xiao Chen dari belakang, hawa membunuh tiba-tiba saja menyerang sekujur tubuhnya.
"Jika kau melakukannya, maka hari ini adalah hari terakhirmu." Seorang pria paruh baya muncul tidak jauh dari Xiao Chen.
Xiao Chen sendiri langsung berhenti berjalan dan menatap pria paruh baya tersebut, "Juan Sheng? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Xiao Chen penasaran.
Juan Sheng mengangkat alisnya ketika mendengar itu, "Bukankah seharusnya saya yang bertanya? Darimana saja anda tuan muda? Kenapa tadi malam anda tidak pulang?" Juan Sheng langsung memberikan beberapa pertanyaan.
Xiao Chen terdiam dan melanjutkan jalannya kembali, "Bukan urusanmu..." Xiao Chen menjawab dengan nada acuh tak acuh.
Juan Sheng hanya diam ketika melihat tuan mudanya pergi, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah penjaga yang memiliki perawakan besar, "Kau... Jika sekali lagi berniat untuk melukai tuan muda, maka kau akan mati di tanganku." Ucapnya dengan nada sinis lalu menarik kembali aura membunuhnya.
Penjaga yang memiliki perawakan besar langsung mengangguk cepat ketika mendengarnya, tubuhnya bergetar hebat dan langsung terjatuh ke tanah, "S-sial... S-sudah berapa banyak nyawa yang telah dia bunuh?!" Batinnya dengan perasaan ngeri. Dalam semasa hidupnya, baru kali ini dirinya merasa aura membunuh sepekat itu.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Harman LokeST
orang lemah selalu di rendahkan
2024-02-27
0
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Bahasanya terlalu formal, seharusnya hanya "tuan muda" jangan ditambah anda.
2024-02-22
1
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Balas dendam melulu, apa lagi ngetrend 🤔
2024-02-22
1