Sesuai perintah, Nanda pun bergegas menuju ke ruangan yang didominasi warna putih dan biru muda itu. Terlebih dahulu Nanda mengetuk pintu sebanyak 3 kali, setelah dipersilahkan masuk, barulah Nanda masuk ke ruangan yang cukup luas itu. Tampak seorang wanita paruh baya dengan kaca mata menggantung di atas hidung mancungnya. Walaupun usianya sudah menginjak kepala 5, tapi Lavina tetap terlihat cantik paripurna. Bahkan kerutan pun nyaris tidak ada.
Nanda masuk ke ruangan itu dengan disambut sebuah senyuman manis nan tulus yang mengingatkan Nanda pada senyum sang ibu yang hanya bisa ia lihat melalui foto. Ya, Nanda hanya bisa mengenang senyum itu melalui foto sebab ibunya telah pergi selama-lamanya sejak ia masih balita.
Nanda bingung, ingin duduk ia takut, bila berdiri saja sebenarnya kakinya sudah sangat pegal karena harus bersepeda bolak-balik, belum lagi saat mengejar mobil tuan pembeli tanah itu.
Lavina yang paham Nanda tampak bingung pun mempersilahkannya duduk. Lalu ia duduk di sebuah sofa single yang ada di ruangan itu sesuai instruksi Lavina.
"Maaf Bu, kalau boleh tau kenapa ibu memanggil saya? Apakah saya telah membuat kesalahan?" tanya Nanda yang mulai mengutarakan rasa keingintahuannya.
Lavina tersenyum, lalu ia menyesap teh miliknya.
"Tidak. Kau tidak membuat kesalahan apapun." ucapnya lembut membuat Nanda makin bingung.
"Tapi ibu ingin membuat kesepakatan denganmu." imbuhnya langsung.
Nanda mengerutkan keningnya, rasa bingungnya makin membesar.
"Kesepakatan? Kesepakatan apa?"
"Menikahlah dengan putraku, maka aku akan menyediakan tempat tinggal yang nyaman untuk adik-adik dan bunda pantimu." ujar Lavina pasti dengan sorot mata tegas.
Mata Nanda melotot tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Menikah?
Dengan anak bosnya?
Sungguh kesepakatan yang konyol.
Mengapa harus dirinya?
Lagipula apa anak Bu bos mau dengannya?
Bagaimana kalau dia menolak?
Tapi, bagaimana Bu bos tau tentang masalahnya?
Nanda menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.
Bagaimana kalau anak Bu bos itu seorang psikopat?
Bagaimana kalau setelah ia menikah malah mendapatkan penyiksaan?
Selain itu, ia memiliki impian menikah karena cinta, apa jadinya bila ia menikah tanpa dilandasi cinta?
Bagaimana kalau baru saja menikah, tiba-tiba ia diceraikan?
Yang menikah karena cinta saja bisa berakhir di meja hijau, apalagi yang menikah tanpa cinta, batinnya.
Tapi, kapan lagi ia memiliki kesempatan emas seperti ini? Bukan tentang dengan siapa ia menikah, tapi kompensasi yang akan ia dapatkan. Apalagi ia hanya memiliki waktu selama 3 hari. Tapi apakah ucap Bu bos bisa dipegang?
"Nanda ..." panggil Lavina membuat Nanda yang sedang berperang batin tersentak dan mendongakkan wajahnya menatap manik mata Lavina. Tersirat binar penuh harap di dalamnya.
"Bagaimana kalau saya menolak, Bu?" akhirnya Nanda membuka suaranya.
"Kesempatan emas tidak akan datang dua kali, Nanda. Apalagi waktu yang kau miliki sangat singkat, bukan? Tapi semua terserah padamu, bila kau bersedia, ibu akan segera menyiapkan tempatnya secepat mungkin. Ibu juga akan menyuruh orang membantu memindahkan barang-barang kalian." ujar Lavina tanpa keraguan di dalamnya.
"Tetapi, mengapa harus saya? Dan bagaimana ibu tau masalah saya?" cecar Nanda. Sungguh ia penasaran dari mana Bu bos nya bisa tau masalahnya di panti.
Lavina tersenyum ramah , "Karena ibu menyukai mu. Soal dari mana ibu tau perihal masalah ini, ibu dengar saat kau bercerita dengan Alfi jadi ibu meminta seseorang mencari tau masalahmu."
"Bisakah ibu memberiku waktu untuk berpikir?"
Lavina menggeleng, "Tidak. Kalaupun kau ingin waktu, kau hanya punya sampai jam pulang bekerja malam ini. Bukankah besok sudah hari kedua? Waktumu tidaklah banyak lagi." pungkas Lavina yang seketika membuat Nanda bungkam. Bingung, harus menerima atau menolak.
"Kalau begitu, boleh saya menjawabnya setelah pulang bekerja,?" ucap Nanda seraya memohon dengan wajah memelas dan kedua tangan terkatup di depan dadanya.
"Baiklah, aku pulang jam 5 sore, jadi kau hanya punya waktu sampai jam 5 sore ini." ucap Lavina santai.
"Apa?" seru Nanda tak percaya. Bukan bermaksud tak sopan, tapi jarum jam saja sudah menunjukkan pukul 3 lewat, artinya ia hanya punya waktu tak sampai 2 jam lagi.
"Baiklah, saya sudah selesai bicara, silahkan keluar." tegas Lavina membuat Nanda makin pusing memikirkannya.
'Menikah? Astaga, aku bahkan belum memikirkan sampai sejauh itu Apalagi dengan seseorang yang tidak aku kenal sama sekali. Bagaimana ini?' gumamnya dalam hati.
Namun ia tetap mematuhi perintah sang ibu bos yang memintanya keluar. Ia pun membungkukkan badan dan pamit keluar dari ruangan itu.
...***...
"Hai Freya, apa kabarmu?" sapa seorang perempuan dengan gaya glamornya saat menghampiri Freya yang sedang bersantai di sebuah cafe.
"Hmm ... kau bisa lihat sendiri, kan! Bagaimana menurutmu?" ujarnya angkuh.
"Kau terlihat makin ... cantik dan ... wow, bukankah ini tas limited edition dan hanya ada 10 pcs di seluruh dunia dan kau memilikinya? Astaga, Fre, kau menjadi simpanan pejabat mana , hm? Aku sangat tau, harga tas ini." ujar perempuan itu sarkas membuat Freya menggeram.
"Tutup mulut kotormu itu!" sergahnya tidak terima dikatakan sebagai simpanan pejabat. "Dengar, aku bukanlah dirimu yang dengan rela menjadi simpanan pejabat berperut buncit demi memenuhi gaya hidup hedonismu itu." tukasnya geram dengan gigi gemeretak menahan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.
"Hei, jangan marah!" ujarnya seraya terkekeh. "Kalau kau bukan simpanan pejabat, dari mana kau bisa mendapatkan barang-barang mewah seperti itu, coba!" sinis perempuan itu seraya menatap jam tangan, kalung, pakaian, tas, hingga cincin berlian yang melingkar di jarinya. "Sedangkan aku tau, ayahmu sekarang cacat dan kau belum menikah, bukan? Jadi siapa yang bisa membiayai semua itu."
"Asal kau tau, aku sudah menikah dengan pewaris TJ Group, jadi sangat wajar kalau aku bisa membeli barang-barang seperti ini." .
"What? Are you kidding me? Wake up, Beb. Kamu mimpi? Orang-orang se-Indonesia juga tau pewaris tunggal TJ Group itu belum menikah jadi jangan mengada-ada." ejek perempuan itu.
Sebenarnya perempuan itu teman semasa SMA, tapi mereka jadi musuh semenjak Freya merebut kekasih perempuan bernama Erin itu. Apalagi ia tau, Freya memang perempuan matrealistis. Ia akan mengejar setiap pria yang mampu memberikannya apa saja yang diinginkannya.
"Terserah kalau kau tak percaya. Pernikahan kami memang dibuat tertutup dan belum dipestakan. Aku yakin kau akan bersujud di kakiku dan memohon-mohon agar kembali berteman denganmu saat melihat dengan siapa aku bersanding dan bagaimana megahnya pesta pernikahan ku nanti. " pungkasnya angkuh seraya mengibaskan rambut panjangnya ke udara. "Common say, kita pergi dari sini. Di sini gerah." ajaknya pada 2 temannya sambil melirik sinis Erin.
"Cih, sombong! Aku nantikan hari itu, Fre!" ujarnya sambil mencibir sinis.
Freya yang mendengar cibiran itu hanya bisa menggeram dalam hati, bagaimana hari ini ia sial sebanyak 2 kali. Ia mengingat bagaimana ia diusir secara halus oleh mertuanya sendiri. Ia harus lebih berusaha menuntut Gathan supaya meresmikan dan mengumumkan pernikahannya sebab ia baru menikah secara siri dan hanya dihadiri keluarga Freya saja.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Siti Sholikhah
lanjut
2025-01-20
0
May Keisya
ayu Thor bukan alfi
2024-10-24
2
neng ade
apakah Farhan itu anak nya Bu bos Lavina ya thor .. wah .. kasihan Nanda.. si bu bos ga tau ya sifat nya Gathan itu dan perlakuan nya.. apa di sengaja ya agar Nanda mau terima
2024-08-07
2