Ch.17 Manusia sombong

Melihat Nanda yang masih bergeming di tempat dengan wajah sendu, Erwin pun memberanikan diri merangkul bahu Nanda agar mau mengikuti langkahnya. Perlahan Nanda menyeret kakinya mengikuti Erwin. Gathan mengerutkan dahinya saat melihat tangan Erwin berada di bahu Nanda.

Setelah melihat Erwin dan Nanda telah naik ke atas, ia pun meminta Freya dan Reza untuk duduk di ruang tamu. Dengan menghentakkan kakinya, Freya pun menuruti permintaan Gathan.

"Sekarang, coba jelaskan semuanya!" seru Reza setelah melihat putrinya telah duduk, begitu pula Gathan.

"Maaf, Fre, pa, ini diluar kuasaku. Bukan aku yang menghendaki pernikahan ini. Aku pun terpaksa." ujarnya pasti.

"Kau pikir aku percaya, hah! Lantas apa alasanmu menerima pernikahan ini? Perjodohan?" Freya terkekeh sinis. "Kalaupun alasannya perjodohan, bukankah kau bisa menolaknya. Apa kau tak jijik dinikahkan dengan perempuan rendah seperti itu!" sinis Freya membuat Gathan menghembuskan nafas kasar.

"Aku tidak bisa menolak, sungguh." ucapnya. "Sebab bila aku menolak, maka ayah akan mencoret namaku dari ahli wari, memecatku dari perusahaan, dan mencabut semua fasilitasku. Apa kau bersedia hidup miskin denganku? Lalu bagaimana aku bisa membiayai pengobatan ayahmu bila semua itu diambil dari tanganku?" tutur Gathan penuh penekanan. Ia harap, Freya dapat mengerti. Semua ini ia lakukan demi dirinya dan ayahnya.

Freya dan Reza membelalakkan matanya saat mendengar penuturan itu. Mereka jadi berpikir ulang, bagaimana bila Gathan benar-benar menolak pernikahan itu, bisa-bisa mereka langsung menjadi gembel.

"Kau tidak berbohong, kan! Atau jangan-jangan ini hanya alasanmu?" tuding Freya yang masih belum bisa percaya pada perkataan Gathan.

Begitupun Reza, semua usahanya akan sia-sia bila semua fasilitas menantunya itu dicabut oleh keluarganya. Ia belum siap menggembel.

"Aku berani bersumpah." tegas Gathan. "Aku harap, kau dapat menerima pernikahan ini. Dia pun sepertinya terpaksa." ujar Gathan berharap Freya dapat menerima keberadaan Nanda.

"Cih ... terpaksa? Aku tak percaya gadis miskin itu terpaksa."

Mendengar desisan itu mata Gathan memicing tajam.

"Kalau kau tak mau menerimanya, tak masalah. Aku bisa mencarikan rumah lain untuknya." ancam Gathan.

"Ya ya ya , baiklah, aku akan menerimanya di sini. Tapi kau harus berjanji satu hal padaku?"

"Apa itu?" tanya Gathan penasaran.

"Jangan pernah tidur di kamar gadis miskin itu!"

"Baiklah." jawab Gathan datar membuat Freya menyeringai puas.

Tentu ia takkan membiarkan Gathan tidur sekamar dengan Nanda. Ia khawatir, Nanda berhasil menaklukkan Gathan walaupun ia yakin Gathan tak semudah itu ditaklukkan. Hatinya terlalu dingin dan beku. Tak mudah dicairkan. Bahkan dirinya saja, walaupun sudah satu tahun bersama, masih belum bisa menaklukkan hatinya. Entah hati Gathan itu terbuat dari apa. Selain itu, Freya juga khawatir Nanda melahirkan pewaris keluarga itu. Tentu hal itu bisa makin mengancam keberadaannya. Posisinya akan semakin kuat dan Freya tak suka itu.

...***...

Erwin telah menuntun Nanda masuk ke salah satu kamar yang ada di lantai 2. Letak kamar itu bersebelahan dengan kamar Gathan dan Freya. Erwin terlebih dahulu menuntun Nanda untuk duduk di sofa kamar itu. Nanda yang sedang sedih hanya menurut saja. Lalu Erwin duduk di samping Nanda sambil meletakkan tas milik Nanda di salah satu sofa.

"Nama kamu Nanda, kan?" tanya Erwin memastikan.

Nanda hanya mengangguk lesu.

"Hei, kamu bisu, hm? Ditanya itu dijawab bukannya cuma gerakin kepala." goda Erwin.

"I-iya, kak. Nama saya, Nanda." sahutnya membuat Erwin terkekeh.

"Nggak perlu bicara formal gitu. Biasa aja kali. Emangnya kamu lagi menghadapi atasan kamu." ujar Erwin gemas seraya mengacak rambut Nanda membuat Nanda terkesiap dan sontak mengangkat wajahnya. Tiba-tiba mata mereka saling bersirobok membuat Erwin sejenak terpaku.

Erwin segera mengalihkan pandangannya, tak ingin terbius netra hitam pekat itu.

"Nanda, kamu nggak perlu takut. Bos Gathan itu aslinya baik kok. Cuma ya gitu, orangnya nggak banyak bicara. Terlalu kaku dan dingin. Justru karena terlalu baik, dia sering dimanfaatkan orang lain. Yang penting kamu baik-baikin aja si bos. Siapa tau kamu berhasil menaklukkan hatinya. " tukas Erwin memberikan nasihat pada Nanda.

"Beneran kak? Kakak nggak bohong kan?" tanya Nanda memastikan.

Erwin mengangguk pasti seraya tersenyum lebar senang melihat ekspresi Nanda yang polos dan menggemaskan.

"Tapi ngomong-ngomong, nama kakak siapa kalau boleh tau?" tanya Nanda dengan kelopak mata bergerak-gerak hingga membuat Erwin makin geregetan.

"Mau tau aja apa mau tau banget?" goda Erwin membuat Nanda mengerucutkan bibirnya.

"Ish kakak ih, orang serius juga. Masa' kakak tau nama Nanda tapi Nanda nggak tau nama kakak kan nggak adil itu namanya." tukas Nanda yang kini mulai ceria kembali membuat Erwin terkekeh.

"Kakak akan kasi tau nama kakak, tapi ada syaratnya!" ujar Erwin sambil memainkan alisnya.

Nanda mengerutkan keningnya penasaran akan syarat dari Erwin.

"Syaratnya apa?"

"Syaratnya traktir kakak makan bakso bang Toyib. Nggak mahal kok, yang super cuma 25 ribu seporsinya." ucap Erwin menyeringai.

"Yah, bukannya Nanda nggak mau kak, tapi Nanda belum gajian jadi Nanda belum punya uang. Sisa uang Nanda kemarin udah Nanda kasiin ke bunda Rieke untuk saku anak-anak soalnya." ujar Nanda jujur dengan bibir melengkung ke bawah.

Melihat ekspresi sendu Nanda, Erwin justru terkekeh lalu mengacak rambutnya gemas.

"Ish, kenapa sih cowok-cowok doyan banget ngacak rambut kan jadi berantakan." cebok Nanda membuat Erwin membulatkan matanya.

"Emang siapa lagi yang suka ngacak rambut kamu selain kakak?" tanya Erwin penasaran.

"Kak Alfi ... dia juga gitu, kalau lagi ngobrol terus ketawa, mulai deh ngacak rambut Nanda. Dipikirkan rambut Nanda ini mainan." geram Nanda.

Mendengar penuturan Nanda, Erwin jadi memikirkan sesuatu, 'Jangan-jangan ... !'

"Hmm ... ya udah, kalau kamu belum bisa traktir, gimana kalau kakak yang traktir kamu?" tawar Erwin membuat alis Nanda mengerut.

"Kok malah Nanda yang ditraktir? Oh, Nanda tau, pasti maksudnya kakak mau hutangin Nanda ya? Nggak deh kak, Nanda nggak mau berhutang entar Nanda nggak bisa bayar kan kacau. Kata guru ngaji Nanda dulu hutang itu dibawa mati. Sampai ke akhirat masih ditagih. Mending entar aja ya kak, tunggu Nanda gajian aja. Nggak lama lagi kok. Seminggu lagi. Kalau kakak belum mau kasi tau nama kakak nggak papa, bisa nanti aja sekalian sesudah Nanda gajian." cerocos Nanda membuat Erwin melongo lalu ia tertawa hingga terbahak-bahak. Ternyata Nanda menang gadis polos, lugu, dan menggemaskan. Erwin yakin, Nanda pasti bisa meleleh sikap dan sifat Gathan.

Sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Freya masuk ke dalam kamar Nanda lalu ia tersenyum sinis.

"Loe itu cocoknya emang sama sopir kayak Erwin, tau nggak, sama-sama jongos." hina Freya membuat Nanda menunduk dalam. Ia pun sadar diri, tapi ini kan bukan keinginannya.

Mendengar penghinaan Freya, tangan Erwin mengepal. 'Dasar manusia sombong.' geramnya dalam hati.

...***...

...Happy reading...

Terpopuler

Comments

Eno cute18

Eno cute18

kok gw ngakak ya freya bilang jongos😂
org Sunda pasti ngarti🤣🤣🤣

2024-06-20

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan sombong terus Freya 😏
Erwin dekati terus Nanda supaya Gathan cemburu

2024-06-17

1

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

Haden... lgian itu sopir ngapain lm" di kmr berduaan. sok Akrab jg

2024-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Nanda Afrilya
2 Ch.2 Pesona Nanda
3 Ch.3 bertemu pembeli tanah
4 Ch.4 Cobaan apa lagi ini?
5 Ch.5 Menikahlah dengan putraku
6 Ch.6 Keputusan
7 Ch.7 Ancaman Ganindra
8 Ch.8 Mengunjungi rumah baru untuk panti
9 Ch.9 Fitting gaun pengantin
10 Ch.10 Lamaran
11 Ch.11 Kekhawatiran Nanda
12 Ch.12 SAH
13 Ch.13 Surat kontrak?
14 Ch.14 Harapan Nanda
15 Ch.15 Permohonan Nanda
16 Ch.16 Ikut ke rumah Gathan
17 Ch.17 Manusia sombong
18 Ch.18 Hari pertama di rumah Gathan
19 Ch.19 Bersikap seperti seorang istri idaman
20 Ch.20 Cold Husband
21 Ch.21 Ketakutan Freya
22 Ch.22 Lavina dan Nanda
23 Ch.23 Refleks
24 Ch24 Dekapan hangat
25 Ch.25 Misi Lavina
26 Ch.26 meminta hak
27 Ch.27 Tangisan Nanda
28 Ch.28 Perhatian
29 Ch.29 De javu
30 Ch.30 Pelukan
31 Ch.31 Familiar
32 Ch.32 Mulai cemburu
33 Ch.33 Donat
34 Ch.34 Rencana Lavina
35 Ch.35 Rencana Lavina II
36 Ch.36 Rasa ...
37 Ch.37 Jatuh hati pada istri pilihan mama
38 Ch.38 Kejujuran Gathan
39 Ch.39 Yang seharusnya terjadi
40 Ch.40 Ke pesta
41 Ch.41 I Miss you
42 Ch.42 Di luar batas
43 Ch.43 Rencana
44 Ch.44 Perasaan tak nyaman
45 Ch.45 Gathan vs Freya
46 Ch.46 Pengaruh obat
47 Ch.47 Minta cucu
48 Ch.48 Kamuflase
49 Ch.49
50 Ch.50 Rencana ???
51 Ch.51 Potongan puzzle
52 Ch.52 Di apartemen
53 Ch 53 Terkuak
54 Ch.54 Kedatangan Lavina
55 Ch.55 Hebat!
56 Ch.56 Mengetuk pintu langit
57 Ch.57 Nanda ...
58 Ch.58 Tolong!
59 Ch.59 Bad News
60 Ch.60 Pelangi sehabis badai
61 Ch.61 Apa ... ???
62 Ch.62 Maafin papa
63 Ch.63
64 Ch.64 Pertemuan Doni dan Nuri
65 Ch.65 Badai belum benar-benar berlalu
66 Ch.66 Bangunlah sayang!
67 Ch.67 Impian yang tercapai
68 Ch.68 Kejutan
69 Ch.69 Penangkapan
70 Ch.70
71 Ch.71 Bahagia akhirnya datang
72 Ch.72 Remarried
73 Ch.73 Prank
74 Ch.74 Ketar-ketir
75 Ch.75 Let's do it, baby!
76 Ch.76 Sang Penggoda
77 Ch.77 Lelaki terhebat
78 Ch.78 kegelisahan Nanda
79 Ch.79 Pingsan
80 Ch.80
81 Ch.81 Happy family
82 Ch.82 romantisme pasangan bucin
83 Ch.83 Kamu dimana, Nda?
84 Ch.84 Tio dan Freya
85 Ch.85 WARNING! Jangan ngintip!
86 Ch.86 I love you to the moon and back
87 Promosi Novel Baru
88 Rahim Tebusan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Ch. 1 Nanda Afrilya
2
Ch.2 Pesona Nanda
3
Ch.3 bertemu pembeli tanah
4
Ch.4 Cobaan apa lagi ini?
5
Ch.5 Menikahlah dengan putraku
6
Ch.6 Keputusan
7
Ch.7 Ancaman Ganindra
8
Ch.8 Mengunjungi rumah baru untuk panti
9
Ch.9 Fitting gaun pengantin
10
Ch.10 Lamaran
11
Ch.11 Kekhawatiran Nanda
12
Ch.12 SAH
13
Ch.13 Surat kontrak?
14
Ch.14 Harapan Nanda
15
Ch.15 Permohonan Nanda
16
Ch.16 Ikut ke rumah Gathan
17
Ch.17 Manusia sombong
18
Ch.18 Hari pertama di rumah Gathan
19
Ch.19 Bersikap seperti seorang istri idaman
20
Ch.20 Cold Husband
21
Ch.21 Ketakutan Freya
22
Ch.22 Lavina dan Nanda
23
Ch.23 Refleks
24
Ch24 Dekapan hangat
25
Ch.25 Misi Lavina
26
Ch.26 meminta hak
27
Ch.27 Tangisan Nanda
28
Ch.28 Perhatian
29
Ch.29 De javu
30
Ch.30 Pelukan
31
Ch.31 Familiar
32
Ch.32 Mulai cemburu
33
Ch.33 Donat
34
Ch.34 Rencana Lavina
35
Ch.35 Rencana Lavina II
36
Ch.36 Rasa ...
37
Ch.37 Jatuh hati pada istri pilihan mama
38
Ch.38 Kejujuran Gathan
39
Ch.39 Yang seharusnya terjadi
40
Ch.40 Ke pesta
41
Ch.41 I Miss you
42
Ch.42 Di luar batas
43
Ch.43 Rencana
44
Ch.44 Perasaan tak nyaman
45
Ch.45 Gathan vs Freya
46
Ch.46 Pengaruh obat
47
Ch.47 Minta cucu
48
Ch.48 Kamuflase
49
Ch.49
50
Ch.50 Rencana ???
51
Ch.51 Potongan puzzle
52
Ch.52 Di apartemen
53
Ch 53 Terkuak
54
Ch.54 Kedatangan Lavina
55
Ch.55 Hebat!
56
Ch.56 Mengetuk pintu langit
57
Ch.57 Nanda ...
58
Ch.58 Tolong!
59
Ch.59 Bad News
60
Ch.60 Pelangi sehabis badai
61
Ch.61 Apa ... ???
62
Ch.62 Maafin papa
63
Ch.63
64
Ch.64 Pertemuan Doni dan Nuri
65
Ch.65 Badai belum benar-benar berlalu
66
Ch.66 Bangunlah sayang!
67
Ch.67 Impian yang tercapai
68
Ch.68 Kejutan
69
Ch.69 Penangkapan
70
Ch.70
71
Ch.71 Bahagia akhirnya datang
72
Ch.72 Remarried
73
Ch.73 Prank
74
Ch.74 Ketar-ketir
75
Ch.75 Let's do it, baby!
76
Ch.76 Sang Penggoda
77
Ch.77 Lelaki terhebat
78
Ch.78 kegelisahan Nanda
79
Ch.79 Pingsan
80
Ch.80
81
Ch.81 Happy family
82
Ch.82 romantisme pasangan bucin
83
Ch.83 Kamu dimana, Nda?
84
Ch.84 Tio dan Freya
85
Ch.85 WARNING! Jangan ngintip!
86
Ch.86 I love you to the moon and back
87
Promosi Novel Baru
88
Rahim Tebusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!